NovelToon NovelToon
Kesempatan Kedua

Kesempatan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyesalan Suami
Popularitas:32.1k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Yune

"Lebih baik, kau mati saja!"

Ucapan Bram membuat Cassandra membeku. Dia tidak menyangka sang suami dapat mengeluarkan pernyataan yang menyakiti hatinya. Memang kesalahannya memaksakan kehendak dalam perjodohan mereka hingga keduanya terjebak dalam pernikahan ini. Akan tetapi, dia pikir dapat meraih cinta Bramastya.

Namun, semua hanya khayalan dari Cassandra Bram tidak pernah menginginkannya, dia hanya menyukai Raina.

Hingga, keinginan Bram menjadi kenyataan. Cassandra mengalami kecelakaan hingga dinyatakan meninggal dunia.

"Tidak! Kalian bohong! Dia tidak mungkin mati!"

Apakah yang terjadi selanjutnya? Akankah Bram mendapatkan kesempatan kedua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Ingatan

"Apa yang sebenarnya terjadi?" ucap Cassie memegang keningnya.

Hujan rintik membasahi kaca jendela apartemen. Di luar, langit tampak kelabu seperti menyimpan beban yang berat—tak berbeda jauh dari hati Cassie yang kini duduk memeluk lutut di atas sofa. Tangannya memegang cangkir teh yang sudah dingin. Matanya menerawang ke arah jendela, namun pikirannya berkelana jauh.

Perasaan hampa itu tak kunjung hilang. Meski orangtuanya mengatakan semua akan baik-baik saja, ada lubang besar dalam dadanya yang tak bisa ia jelaskan. Seolah ada sesuatu yang hilang. Sesuatu yang penting.

Dia tahu ada yang telah disembunyikan oleh orang tua dan kakaknya. Bayangan seorang pria selalu menghantui pikirannya. Dia yakin memiliki hubungan dengan pria tersebut.

Tiba-tiba kepalanya berdenyut hebat. Matanya memicing, tangannya meraih pelipis. "Aghh…" keluhnya lirih.

Teh dalam cangkir tumpah, dan tubuhnya mulai goyah. Gambar-gambar samar mulai melintas di kepalanya—gambaran pria yang waktu itu mengaku sebagai suaminya, wajah datarnya,lalu suara… “Cassie, kamu akan menyesal melanjutkan pernikahan ini…”

Cassie terengah, jantungnya berdebar. “Siapa…?” gumamnya panik.

Langkahnya terhuyung saat ia mencoba berdiri, namun tubuhnya kehilangan kendali. Matanya nanar, dunia mulai berputar.

Dan dalam hitungan detik, tubuh Cassie tumbang di lantai.

Sirene ambulans meraung di tengah jalanan kota. Gunawan, Clarissa, dan Jessie berdiri tegang di ruang IGD, menunggu kabar dari dokter yang menangani Cassie. Wajah mereka penuh kecemasan, namun dalam hati mereka, ada ketakutan lebih besar: jika Cassie kembali mengingat segalanya. Termasuk Bram.

"Jangan sampai dia tahu kita menyembunyikan kepergiannya dari Bram," bisik Clarissa kepada Jessie.

“Tenang, Mama. Bram nggak akan tahu kejadian ini,” ujar Jessie, cepat. “Aku pastikan apartemen Cassie dijaga. Tidak ada yang menghubungi dia.”

Namun pada saat yang sama, Bram—yang sedang duduk gelisah di dalam mobil, menatap layar ponselnya—melihat notifikasi dari anak buahnya:

"Tuan, Nona Muda sedang dalam perjalanan ke rumah sakit."

Mata Bram membesar. Cassie…?

Tanpa pikir panjang, ia menyalakan mesin mobil dan memacu kendaraan menuju rumah sakit itu.

Di ruang perawatan, Cassie masih terbaring dengan infus menempel di tangannya. Kepalanya diperban. Di sela-sela ketidaksadaran, matanya bergerak gelisah, dan kilatan memori mulai mengusik tidur damainya.

Dalam pikirannya—ia melihat dirinya berdiri di depan altar. Ia memakai gaun putih sederhana namun indah. Di hadapannya, seorang pria tersenyum sinis. Suara itu kembali terdengar…

"Aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini Cassie. Aku memiliki wanita lain!"

Cassie menggigit bibir dalam tidurnya, air mata jatuh perlahan dari sudut matanya.

“Namanya… Bram…” bisiknya lirih.

Sementara itu, Bram sudah tiba di rumah sakit. Namun langkahnya segera diadang dua orang penjaga yang telah diperintahkan sebelumnya oleh Gunawan.

“Anda tidak bisa masuk, Pak,” ucap salah satu dari mereka.

“Aku suaminya! Aku harus lihat istriku!” bentak Bram, matanya merah.

“Tuan Gunawan memerintahkan kami untuk tidak membiarkan Anda mendekat.”

“Dia masih istriku secara hukum!” teriak Bram, frustasi. Namun para penjaga tetap berdiri kokoh.

Beberapa menit kemudian, Jessie keluar dari ruangan dan menatap Bram dingin. “Kau mau buat adikku makin sakit lagi? Pulang, Bram.”

“Aku harus minta maaf padanya…”

“Kau bahkan tak pantas mengucap maaf. Kau bilang dia lebih baik mati! Kau pikir kata-kata itu bisa dihapus dengan satu kunjungan?!”

Bram terdiam. Tak bisa membantah. Kata-kata Jessie menampar keras, karena memang benar. Dulu, di puncak kemarahan, ia telah melukai Cassie dengan kalimat terburuk yang bisa diucapkan seorang suami.

“Aku tahu aku salah… Tapi biarkan aku menebus semuanya,” lirih Bram.

Jessie hanya menatapnya dengan penuh kecewa. “Kalau kau benar-benar peduli, buktikan dulu. Jangan muncul hanya saat rasa bersalah menghantui.”

Di dalam kamar, Cassie membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa berat, tapi pandangannya mulai jelas. Di sisinya, Clarissa duduk sambil memegang tangannya.

“Ma…?”

“Sayang… kamu sadar? Mama di sini…” Clarissa tersenyum paksa, menyembunyikan keresahan.

Cassie menatap langit-langit, lalu mengerutkan dahi. “Aku… aku bermimpi. Aku menikah…”

Clarissa menegang. “Itu mungkin hanya mimpi, Sayang.”

Cassie memalingkan wajahnya ke arah jendela. “Tapi rasanya nyata sekali. Aku… aku berdiri di altar. Aku tersenyum. Lalu ada suara… dia bilang ...”

Cassie memegang jantungnya sendiri, dia tidak bisa melanjutnya ucapannya. Begitu sakit mengetahui calon suaminya mencintai orang lain.

Clarissa menarik napas dalam. “Kamu lelah. Tidur lagi, ya?”

Cassie hanya diam. Tapi jauh dalam hatinya, potongan-potongan kecil mulai menyatu. Dan nama itu—Bram—semakin kuat terpatri di benaknya.

Sementara di lorong luar, Bram masih duduk di kursi tunggu, matanya memerah, tubuhnya lunglai.

Ia tidak tahu bahwa di balik dinding kamar itu, Cassie perlahan mulai mengingatnya kembali. Tapi akankah ketika semua ingatan benar-benar kembali, masih ada tempat untuknya di hati Cassie?

***

Bersambung...

Terima kasih telah membaca...

1
vj'z tri
woahhhhh Raina benar benar cucok jadi penguntit bram 🤣🤣🤣🤣
mama
km kelamaan bram cari buktiny, keburu cassie muak sama km dan berpaling sama reyhan...itu bikin raina kegirangan buat nuntut km trs,
Chusnul Zazah
Haadeeh aneh banget kenapa keluarga Gunawan TDK menyuruh orang untuk menjaga Cassie dikantor sampai Raina bisa masuk menemui Cassie dan terjadi huru hara ulah manusia ular yg toxcid??
Dan juga keluarga Adrian kenapa tdk menggunakan kekuasaannya untuk menghadapi Rania yg licik?? dan membiarkan Bram menyelesaikannya sendiri?? 🤔😇😇
Neni marheningsih
lanjut...biar Bram tersiksa dulu Thor jangan sampai Cassie luluh
Chusnul Zazah
Gimana Bram beratkan buah dari sikap arogansi & kebodohanmu yg gak punya hati pada isteri yg telah kau sia2kan?
Untuk mendapatkan hati & kepercayaannya lagi sangat sulitkan?? banyak hal yg harus kau perjuangan kan?
Apalagi kamu harus menghadapi Rania perempuan licik yg berhati ular, yang selama ini selalu kau banggakan dalam menyakiti hati cassie isteri sahmu,??
Semoga saja kau bisa mendapatkan bukti kelicikan Rania ??
dan juga kamu bisa menggapai hati Cassie 😢🤔😇😇
septiana
siap kak semoga sukses selalu 🥰
Upi Raswan
darimu
Ais
mampus emang bego bin gob…k bram ini dr awal terperdaya sm tingkah manis si raina tp apa jdnya malah bram dijadikan pion untuk merebut kembali smua kekuasaan yg hampir wira dapatkan dr ayah bram tanpa bram berusaha cr tau knp ayah raina diturunkan jabatannya dr perusahaan ayah bram
vj'z tri
yah kan kebuka semua .... sepertinya saingan bertambah Bram 🫣🫣🫣🫣
Neni marheningsih
jangan jadi laki bodoh Bram....cari bukti kalau kamu ga pernah tidur SM Rania..katanya orang kaya ko bego..cari tuh hotel yg pernah buat nginep kamu waktu dinas luar...jangan jadi laki bego n tolol 😬
azalea_lea
reyhan baik gak lou baik ama reyhan aza bisa???

🙏👍❤🌹🤭
mama
tmbh mbulet kyk uler keket,bram ny juga bodoh plin plan pula. klu km gk tegas kyk gini trs buyar sudah rmh tangga km bram
Noveni Lawasti Munte
hadeuhhhh pisah ja udah cape deh....menepi dlu saling introspeksi diri kalau memang jodoh pasti ada jalannya untuk bersatu
Neni marheningsih
katanya horang kaya harusnya pakai detektif buat nyelidiki Rania benar hamil dan kalau hamil apa benar SM Bram jangan jadi orang bodoh...di ancam mau di viralkan kenapa takut..horang kaya kan selalu bertindak dengan uang..koneksi banyak kenapa jadi bodoh😬
Myra Myra
jgn BG kesempatan dkt Bram biar dia jadi pandai cikt
Ais
ya dr awal salah bram sdh php sm raina yg jelas”mmg menginginkan kedudukan dan kehormatan dlm keluarga bram dgn berkating seperti wanita lemah lembut baik dan layak dicintai pdhl kenyataannya raina adalah ular kecil yg mmg sengaja disiapkan sm ibunya yg ular piton buat menggigit salah satu putra mahkota keluarga adrian
azalea_lea
nyesek bgt lou jadi cassie udahlah cari yg lain aza...
😭🙏🌹❤👍
Neni marheningsih
mau nanti itu anaknya Bram kek bukan ke....haruse cassie ingat kalimat yg menyakitkan yaitu minta Cassie mati..dr awal bahagia ngapain kasih kesempatan kedua...jangan jadi bodoh hanya karena cinta...mending Cassie pergi jauh dr kehidupan Bram...urus aja perceraian nya dulu mau nanti kembali SM Bram yg penting sembuhkan luka hatimu dulu cassie.kalau tuhan mentakdirkan maka banyak jalan untuk menyatukan cinta kalian
gaby: Jangan balikan lah. Mau itu anaknya bram atau bukan, intinya bram dah pernah nidurin ibunya tuh anak
total 1 replies
Dwi ratna
dah lah pisah aja, jdi jdulnya ganti aj bukan kesempatan kedua tapi istri yg tak dianggap ✌️✌️✌️✌️
Noveni Lawasti Munte
ya pisahlah....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!