Alesia seorang gadis remaja yang baru saja merayakan hari jadinya ya Ke Delapan belas tahun bersama teman - temannya di sebuah bar ternama.
Tidak sengaja terbentur kursi saat tersandung dan langsung tak sadarkan diri.
Setelah beberapa saat alexia sadar dan perlahan membuka matanya.
Dan sangat terkejut setelah melihat sekeliling, karena setelah ia membuka matanya dia sudah berada di rumah sakit.
Yang lebih mengejutkan lagi saat dia tak sengaja melihat kalender yang ada di ruangan itu.
" Apa dua ribu dua puluh lima, bukanlah masih tahun dua ribu dua puluh yang benar saja masa aku pingsan selama itu "
penasaran dengan kisahnya yuk langsung mampir saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama putri01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Setelah memikirkan kesedihannya akhirnya Xia memutuskan untuk menemui ketiga temannya itu untuk mengetahui apa yang sudah ia lakukan.
Langsung saja Xia menulis lagi pesan di grup itu.
" Teman - teman aku minta maaf, boleh tidak kalau siang ini kita berkumpul kembali di kafe biasa, ada yang ingin ku bicarakan pada kalian penting, please ku tunggu kalian di sana 🙏🏻" begitulah isi chat Xia, dan sungguh berharap teman - temannya mau menemuinya.
Setelah menunggu beberapa saat, tidak ada satupun balasan chat dari ketiga temannya itu, dan itu kembali membuat Xia sedih.
" Tidak apa - apa, kalian tidak membalas chat ku, tapi aku sungguh berharap kalian mau menemuiku, demi persahabatan kita dulu dan sekarang " chat Xia lagi dan langsung mematikan ponselnya.
" Haah, semoga mereka mau menemuiku " desah Xia saking sedihnya dengan kehidupan masa depannya.
Setelah meletakkan ponselnya kembali ke atas meja, Xia langsung bersiap untuk pergi ke kafe dimana tempat dirinya dan teman - temannya biasa berkumpul.
Setelah selesai bersiap, langsung saja Xia keluar dari kamarnya bergegas akan pergi.
Setelah sampai di ruang tamu langkah Xia terhenti melihat seseorang yang sedang duduk santai di sofa.
" Huh, mau apa lagi dia " desah Xia setelah tahu siapa orang itu dan langsung berubah raut wajah Xia menjadi kesal.
Sedangkan orang itu juga langsung senang melihat kedatangan Xia dan langsung merubah expresi nya menjadi sama kesalnya.
" Hmm, mau kemana kamu Xia, aku tidak Terima ya kamu perlakukan aku seperti di rumah sakit tadi, aku sangat marah sama kamu, seenaknya saja kamu menghancurkan harga diriku di depan si Brian brengsek itu " ucap orang itu sambil melipat tangannya di dada dengan raut wajah kesalnya.
Mendengar itu perut Xia langsung mual serasa ingin muntah, karena Xia sangat tahu betul expresi pura-pura dan dibuat - buat, dan itu sungguh sangat menjijikkan bagi Xia.
" Bi, bibi sini cepat bi " panggil Xia keras.
Mendengar itu langsung saja kepala pelayan di rumah itu datang menghampiri Xia.
" Ada apa nyonya " ucap pelayan itu sambil menatap tidak suka pada orang yang duduk di sofa itu.
Sedangkan orang itu, bertambah sangat marah di tatap seperti itu oleh seorang pelayan.
" Xia aku tidak suka ya dengan pelayan ini, sebaiknya kamu pecat saja dia " suruh orang itu lagi dengan gaya sombongnya.
Mendengar itu kepala pelayan itu langsung menunduk takut pada Xia.
Sedangkan Xia hanya membuang wajahnya sambil bergaya seperti muntah karena bertambah mual melihat tingkah orang itu.
" Panggil keamanan di luar bi, usir orang asing ini, aku tidak mau melihat orang yang sombong seperti itu. " perintah Xia.
" Apa... " kepala pelayan dan orang itu sangat terkejut mendengar Xia mengatakan itu.
" Iya sekarang bi tunggu apa lagi cepat lakukan " perintah Xia lagi dengan masih kesalnya.
" Baik nyonya " sahut pelayan itu, meskipun sangat terkejut tapi tetap melakukan apa yang di perintahkan majikannya ini.
" Apa maksudmu Xia, aku ini sudah sangat marah padamu jangan kamu tambah lagi, siapa yang kamu bilang orang asing, cepat minta maaf, setelah itu antara aku ke mall membeli jam tangan keluaran terbaru, kalau tidak aku tidak akan pernah memaafkanmu " ucap orang itu siapa lagi kalau bukan Dimas, kekasih Xia saat ini.
Mendengar itu, Xia memutar bola matanya malas.
" Bisa gila aku meladeni orang ini, huh menyebabkan " gumam Xia dalam hati sambil menunggu pelayan dan keamanan yang dia suruh tadi.
Sedangkan orang itu masih menunggu saja Xia yang akan memohon untuk dia maafkan seperti biasanya.
" awas saja kamu Xia, kamu sudah membuat ku sangat kesal, jangan salahkan aku akan ku kuras dompet mu nanti " kata orang itu dalam hati sambil ber expresi remeh memandang Xia.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya pelayan kembali bersama dua keamanan.
" Ada apa nyonya " kata kedua keamanan itu.
" Benar ada apa nyonya meminta keamanan? " tanya pelayan itu juga
Sedangkan Dimas juga bingung melihat itu.
" Cepat usir orang ini, bawa dia keluar dan jangan di perbolehkan masuk lagi ke rumah ini tanpa izin dari saya, cepat lakukan " perintah Xia dengan tegasnya karena sudah sangat kesal.
" Apa, apa nyonya tidak salah, bukankah biasanya... " ucap kedua keamanan itu bersamaan saking tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.
" Cukup, tidak ada biasa - biasanya lagi, cepat lakukan yang saya katakan tadi " perintah Xia lagi dengan tegasnya.
" Siap laksanakan nyonya " ucap kedua keamanan itu, meski masih belum percaya tapi tetap juga mereka lakukan karena itu adalah perintah.
" Hmm, cepat " kata Xia lagi sambi mengibaskan tangannya.
Langsung saja kedua keamanan itu menghampiri Dimas dan langsung menyergap Dimas untuk membawanya.
" Eh eh, apa yang kalian lakukan, Xia kamu jangan macam - macam ya, aku sangat marah padamu sekarang, sebaiknya jauhkan kedua orang ini dariku, dan cepat minta maaf, kalau tidak aku tidak akan bicara lagi padamu, aku sangat marah padamu " ucap Dimas yang sangat marah karena di perlakuan seperti itu.
Mendengar itu Xia tidak mau mendengarkan, dan malah mengucek kupingnya yang sedikit gatal setelah mendengar perkataan Dimas.
" Dasar sinting, cepat bawa dia pak, ingat ya apa yang saya katakan, jangan biarkan lagi orang gila ini masuk, kalau dia tetap memaksa langsung bawa saja ke kantor polisi, saya tidak suka melihat orang ini menginjakkan kaki di sini " perintah Xia dengan kesalnya.
" Baik nyonya, ayo jalan " sahut kedua keamanan itu mengerti dengan perintah majikannya, dan langsung membawa Dimas pergi dengan menyeretnya keluar.
" Brengsek, lepaskan saya, Xia Xia kamu sungguh keterlaluan, aku tidak akan memaafkan mu, biar kamu memohon aku tidak akan mudah lagi memaafkan mu, Xia... " jerit Dimas tidak Terima dan sangat marah pada Xia.
" Gila, huh " Xia membiarkan saja Dimas terus berteriak menjerit memanggil namanya.
Tanpa perduli jeritan dan teriakan Dimas, tetap saja dua keamanan itu membawa paksa Dimas keluar dari rumah Xia.
Sedangkan Xia sendiri juga tidak perduli, karena merasa sama sekali tidak mengenal Dimas yang Xia anggap seperti orang gila saja karena sudah bicara seenaknya padanya tadi.
Sedangkan kepala pelayan itu masih diam terbengong menyaksikan semuanya, karena sungguh tidak menyangka kalau majikannya akan melakukan itu.
Karena biasanya Xia kalau Dimas datang pasti Xia terlihat sangat bahagia, lalu merajakan Dimas dan menuruti semua yang di katakan Dimas, dan kalau Dimas lagi kesal atau marah pada Xia, maka Xia akan berusaha membujuk dengan berbagai macam cara bahkan akan menuruti semua yang Dimas katakan asal Dimas memaafkannya.
Tapi sekarang ini sangat berbanding terbalik, bahkan kepala pelayan dan dua keamanan yang bekerja di rumah Xia begitu sangat terkejut dengan sikap Xia yang berbanding terbalik tidak seperti biasanya.
Bahkan Dimas sendiri juga tak kalah terkejutnya dengan perubahan sikap kekasihnya ini, dan dengan masih percaya dirinya mengira kalau Xia hanya marah sesaat padanya nanti juga akan kembali seperti biasanya.
Tidak tahu saja kalau Xia yang sekarang bukan Xia yang dulu yang buta dengan keadaan, Xia sekarang adalah jiwa Xia berusia delapan belas tahun, yang masih berpikiran realistis, yang masih bisa menilai mana yang baik dan mana yang tidak baik untuknya.
" Huh, menyebalkan ada - ada saja drama sebelum pergi, membuatku terlambat saja huh, " Xia membuang nafas beratnya dengan menetralkan perasaan kesalnya.
Lalu kembali merapikan penampilannya sebelum pergi.
" Saya pergi dulu bi, titip Rafa ya saya tidak lama ko " pamit Xia
" Hah, nyonya mau kemana " kata pelayan itu dengan menormalkan keterkejutannya.
" Ke kafe sebentar mau bertemu teman - teman, pegi dulu ya bi " ucap Xia yang langsung saja pergi setelah mengatakan itu tanpa menunggu persetujuan dari pelayanannya ini.
" Eh iya nyonya " sahut pelayan mengiyakan saja karena majikannya sudah langsung pergi.
Melihat kepergian majikannya membuat kepala pelayan itu geleng-geleng kepala sekaligus senang dengan perubahan sikap majikannya ini, dan berharap akan terus seperti ini.
Tanpa di sadari dari tadi seseorang sudah merekam semuanya dan mengirimkan video rekaman itu pada seseorang.
Terima kasih teman - teman yang sudah mampir, semoga senang dengan ceritanya. 🙏🏻
Tolong tinggalkan jejak ya, agar author semangat lagi membuat ceritanya. 🤭
Dan maaf kalau ada salah kata dan penulisnya, maklum author pemula baru pertama membuat karya, mohon dukungannya teman - teman terimakasih 🙏🏻