Seorang suami harus kehilangan istri yang sangat dia cintai dan seorang anak harus rela kehilangan kasih sayang ibu nya. karena insiden kecelakaan.
Mampukah Aditya hidup tanpa istrinya dan membesarkan putri nya seorang diri.
Lalu bagaimana dengan putri mereka setelah kehilangan sang bunda.
Yuk baca dan jadi la saksi kisah ini.
hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
"Ada apa Saga?" tanya Aisyah sang ibu.
"Ini lho mi! Ken mau ambil buku Saga. Bukan Saga gak kasih cuma ini buku sekolah Saga, Ken cuma mau sobekin aja." ucap Saga.
"Kasih yang lain saja Saga biar dia diam." ucap Aisyah.
Saga menatap kesal adiknya. dia langsung menyobek satu lembar kertas untuk di berikan ke Kenzio agar Zio diam. Setelah mendapatkan kertas Zio diam dan mulai memainkan nya dengan menyobek nya menjadi kecil.
"Kalau bukan adik sudah tak cubit kamu nyebelin banget." kesal Saga.
Saga yang melihat Zio ingin memasukkan kertas kedalam mulut nya langsung menepis tangan Zio dan mengajak Zio ke ruang bersama kedua orang tuanya.
"Lho kenapa adik nya di tarik Saga?" tanya Kiara
"Ini oma sudah dapat kertas malah mau di makan. Ini makan roti." ucap Saga dengan memberikan roti kearah tangan Zio.
Jesika yang melihat sifat Saga sama seperti Chan dan melihat sifat putra nya sama menjengkelkan dengan ayahnya hanya bisa mengambil Zio yang ada di dekat Saga.
"Sudah Saga lanjuti saja belajarnya biar Ken sama mami Jesica ya." ucap Jesica.
Setelah mendengar ucapan Jesica, Saga kembali ke ruang bermain sekaligus ruang tempat dia belajar. Setelah mengetahui kapan mereka akan pergi berkunjung kerumah putri mereka Abi mengajak keluarganya pulang. dengan mobil masing - masing.
"Bye - bye Ken yang nyebelin. " ucap Saga dengan melambaikan tangan kearah Kenzio.
Dia terkadang kesal dengan Zio tapi dia sayang. Karena dia tak memiliki adik. Aisyah tak bisa memiliki anak setelah rahim nya di angkat karena setelah itu dia ternyata mengidap kanker rahim dan harus melakukan pengangkatan rahim.
"Mami kapan Saga punya adik perempuan, Daga gak mau punya adik laki - laki, cukup Ken saja yang nyebelin." ucap Saga.
"Saga mau adik perempuan. nanti ya kita do'ain semoga bunda Vina yang ada di jakarta kasih kamu adik perempuan." doa Chan.
"Siapa bunda Vina?" tanya Sagara yang menang belum pernah bertemu dengan Vina.
"Dia adik papi juga, Sama seperti aunty Maharani, tapi lebih tepat nya saudara kembar papi Vino." jawab Chan.
"Aaminn! Kapan Saga bisa ketemu sama bunda Vina dan adik bayi?" tanya Saga dengan polos.
Mendengar perkataan suaminya Aisyah menjadi cemas di takut saat sampai dan bertemu dengan Vina, Saga menyebutkan adik bayi. Aisyah pun mensejajarkan dirinya kearah putranya.
"Dengar nak saat ini bunda Vina belum bisa kasih adik bayi buat kamu, nanti jika saat nya sudah tiba mami yakin Allah akan kasih bunda Vina kepercayaan untuk memiliki adek bayi, pesan mami cuma satu saat bertemu dengan bunda Vina dan ayah Adit jangan tanya soal adik bayi ya. kamu gak mau kan bunda sedih." ucap Aisyah.
"Iya mami, Saga hanya akan lihat dan kenalan saja sama bunda Vina." jawab Saga.
"Anak pintar, sudah sana mandi." perintah Aisyah.
Setelah saga masuk Aisyah menatap suaminya dengan tatapan tajam membuat Chan tau jika dia salah dalam berucap.
"Maaf abang salah lain kali gak akan bawa - bawa Vina jika berbicara dengan Saga." ucap Chan.
"Kalau Saga bertanya mana adek bayi nya bisa sedih Vina bang. Lain kali kalau mau bicara sama Saga di pikir dulu, sudah Ais mau mandi." ucap Aisyah.
Chan bersyukur memiliki istri seperti Aisyah yang cepat tanggap jika di melakukan kesalahan dan selalu sabar menghadapi dirinya.
******
Di rumah sakit Vina hanya bisa ikut membantu menyiapkan obat - obatan yang akan di masuk kan kedalam kardus untuk di bawa ke tempat penampungan korban.
Adit yang melihat istrinya ikut membantu langsung mendekat, karena dia tak ingin istrinya kelelahan.
"Bu Vina dokter Adit." bisik seorang perawat yang melihat kedatangan suami dari dokter yang membantunya.
Vina yang mendengar bisikan jika suaminya mendekat langsung menghentikan pekerjaan nya dan menatap suaminya.
"Eh pak dokter Adit ada apa?" sapa Vina kearah suaminya yang sudah ada di dekat nya dengan senyum manja.
"Kamu sedang apa sayang! Kamu jangan capek - capek sudah biar mereka saja yang mengerjakan nya kamu istirahat lah." perintah Adit.
Dia tak ingin program kehamilan yang mereka lakukan gagal karena istrinya kelelahan. Vina hanya bisa menuruti keinginan suaminya dan saat mereka berdua sampai di ruangan suaminya dokter yang bisa membantu Vina dan Adit ada di ruangan.
Vina berbaring di kasur dan melakukan proses yang memang harus di lakukan agar program nya kali ini tidak gagal lagi.
"Oh iya dokter Adit apa dokter Vina ikut ketempat bencana?" tanya dokter Reva.
"Tidak dia yang akan menjaga rumah sakit ini, saya yang pergi bersama dengan dokter dan perawat yang lain nya." jawab Adit.
"Bagus lah saya kira dokter Vina akan ikut. Untuk saat ini jangan terlalu lelah atau ikut ketempat bencana di sana sangat melelahkan dokter Vina." ucap Dokter Reva.
Vina hanya mengangguk dan menahan rasa sakit hingga Adit mendekat dan memegang tangan istrinya. Dia tau itu pasti sangat sakit. Adit berjanji jika program nya kali ini gagal lagi dia tidak akan memaksa istrinya untuk melakukan program kehamilan lagi.
Setelah selesai Vina memejam kan mata dengan selang infus yang menancap di tangan nya.
"Maafin kakak ya sayang kamu pasti sakit banget." ucap Adit.
"Gak papa kak, demi mendapatkan seorang anak Vina akan tahan sakit nya. Bismillah semoga kali ini gak gagal lagi ya kak, biar kakak bisa mendapatkan gelar seorang ayah dan Vina bisa melihat kakak tersenyum bahagia. Ini sudah hampir magrib, kakak bersiap lah untuk sholat Vina tunggu di sini." ucap Vina.
Adit mengelus pipi istri nya dan mencium kening istrinya sebelum dia pergi ke mushola rumah sakit. Selesai sholat magrib Adit kembali dengan membawa buah yang sudah di kupas dari mini market.
"Assalamu'alaikum sayang! Ini kakak bawa buah sayang makan dulu ya."
"Waalaikumsalam." kakak gak beli makan untuk kakak?" tanya Vina.
"Nanti sekalian jalan pulang kita makan di luar. Tapi kamu jangan makan yang terlalu berminyak ya. Ingat sayang saat kakak gak ada jaga pola makan kamu ya." ucap Adit mengingat kan istrinya.
"Iya Vina akan ingat. Vina juga mau kak punya anak kayak yang lain. Kakak di sana jangan lupa makan nanti sebelum pergi, Vina akan bawain makanan siap saji buat kakak sama cemilan biar kakak gak lapar." ucap Vina.
"Iya terserah kamu." ucap Adit.
Setelah di rasa cukup Adit menggendong istrinya sampai ke mobil, mereka yang melihat hanya tersenyum saja dan tau jika sang dokter sudah menggendong istrinya itu tanda nya dia habis melakukan program untuk yang kesekian kalinya.
ternyata dia sangat menyayangi Adit ya sampai menangis liat Adit terbaring tak berdaya,,,
Doa seorang istri itu emang mujarab ya,,, Alhamdulillah akhirnya Adit sadar,,pasti saat bangun nanti Vina bahagia bgt liat Adit udah sadar/Smile//Smile/
lekas sembuh, semua orang mengkhawatirkan mu