Shinn, seorang pemuda dari keluarga miskin, hidup di dunia biasa—sampai suatu hari ia menemukan barang rongsokan misterius di pasar loak. Saat ia mengutak-atiknya, muncullah jendela sistem aneh yang membawanya ke dunia paralel: sebuah dunia apokaliptik dipenuhi zombie dan puing-puing mecha raksasa.
Dengan sistem yang ia bangkitkan dari sampah, Shinn mengubah takdirnya. Ia menjarah dunia zombie, membangun kekuatan, menyembuhkan ibunya di dunia nyata, dan membentuk harem lintas dimensi yang setia padanya. Tapi itu baru permulaan.
Ketika realitas mulai retak, dan sistem-sistem purba bangkit untuk mengendalikan semua dunia yang pernah ada, Shinn harus memilih: tunduk… atau menjadi Nexus—poros semua dimensi, dan satu-satunya harapan untuk menyeimbangkan kehancuran.
Di tengah konflik antar dimensi, musuh tak terlihat, dan cinta yang tumbuh dalam medan perang, Shinn berdiri di ambang takdir sebagai pejuang terakhir dari Sistem Rongsokan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F R E E Z E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6: Misi Militer: Senjata Pertama untuk Perang Zombie
Langit di dunia ini selalu kelabu. Awan menggantung rendah, seperti menekan semua yang ada di bawahnya. Angin dingin berembus pelan, membawa aroma kematian yang samar tapi konstan. Shinn menarik napas dalam, lalu melangkah keluar dari shelter bersama Iluthar.
Di tangannya, peta holografis dari sistem masih menyala. Ada satu titik merah terang yang terus berdenyut.
“3,2 kilometer ke arah timur laut,” gumam Shinn.
Iluthar menoleh sebentar. “Fasilitas militer yang sudah hancur. Tapi kalau beruntung, kita bisa nemuin gudang senjata yang masih utuh.”
“Senjata api, armor, atau amunisi, kan?” tanya Shinn sambil mengamati jalan di depan.
Iluthar mengangguk. “Dan mungkin juga… unit drone yang bisa diperbaiki. Tapi jangan terlalu berharap banyak.”
Shinn mempercepat langkahnya, semangat tapi tetap waspada. “Kalau tempat itu dulu pangkalan militer, berarti zombie-nya juga banyak?”
“Bukan cuma banyak,” sahut Iluthar sambil memeriksa senjata darurat di tangannya. “Tapi juga berbahaya. Bangunan dengan sisa energi dan logam berat sering jadi sarang zombie mutasi.”
Perjalanan mereka menuju reruntuhan terasa seperti ekspedisi ke neraka. Jalanan dipenuhi puing-puing kendaraan militer yang sudah hancur, beberapa bahkan masih menyisakan kerangka manusia yang duduk membeku di balik kemudi. Bau oli dan darah kering menyatu dengan udara.
Shinn menatap sekeliling. “Tempat ini… kayak saksi bisu perang besar.”
“Karena memang itu,” jawab Iluthar. “Sebelum dunia jatuh, manusia sempat ngelawan balik. Tapi mereka kalah. Dan ini jejak kekalahan itu.”
Saat mereka sampai di gerbang fasilitas militer, sistem Shinn langsung memberikan notifikasi:
[Zona Bahaya – Reruntuhan Militer Tingkat Menengah]
[Ancaman Utama: Zombie Eksperimen, Drone Rusak, Sisa Anomali Energi]
“Zombie eksperimen?” Shinn mengernyit.
Iluthar menarik napas dalam. “Dulu ada proyek bio-militer rahasia. Mereka bereksperimen sama virus zombie, penggabungan mesin sama tubuh. Tapi proyek itu gagal. Makhluk yang tersisa… yah, bukan zombie biasa.”
Mereka masuk diam-diam lewat celah di pagar kawat yang sudah roboh. Begitu melewati pagar, bau logam terbakar langsung menyerang hidung. Ada jejak ledakan lama, bekas tembakan plasma, dan tembok-tembok dengan lubang besar seperti habis diterjang mortir.
Iluthar melangkah pelan, setiap gerakannya penuh kehati-hatian. “Kita cari gudang dulu. Kalau bisa dapetin senjata sebelum ketemu makhluk itu, peluang kita lebih besar.”
Tak lama, mereka menemukan satu bangunan yang masih berdiri. Ada panel kontrol di samping pintunya terlihat seperti sistem kunci elektronik yang dulu digunakan militer.
Shinn segera maju, membuka antarmuka sistem. Ia menyambungkan kabel khusus dari pergelangan tangannya ke panel itu.
[Membuka Kunci Gudang… 45%... 70%... 100%]
[Kunci Dibuka – Akses Diizinkan]
Pintu berderit pelan saat terbuka. Aroma debu dan logam tua langsung keluar dari dalam.
Shinn menyalakan lampu dari sistemnya. Di dalam, tampak rak-rak penyimpanan berdebu. Tapi yang bikin matanya melebar adalah satu barisan perlengkapan militer yang masih tersusun rapi: beberapa rifle energi kelas-C, satu set armor ringan taktis, dan dua kotak granat plasma.
Sistemnya langsung bereaksi.
[Item Ditemukan: Plasma Rifle C-1, Armor Serat Nano Lvl.1, Granat Taktis x2]
Shinn mengambil salah satu plasma rifle. Senjatanya ringan, tapi terasa solid dan kuat di tangan. Ia mengarahkan moncongnya ke depan, mencoba membidik. Senyumnya tipis, tapi penuh arti.
“Dengan ini… kita punya peluang bertahan hidup.”
Iluthar membuka satu kotak peluru, memastikan semuanya masih berfungsi. “Lumayan. Ini lebih baik dari apa pun yang kita punya selama ini.”
Tapi kebahagiaan itu nggak bertahan lama. Terdengar suara gemeretak logam dari lorong sebelah. Langkah berat dan suara getaran pelan mulai mendekat.
Iluthar langsung berlutut, mengangkat senjatanya. “Bersiap. Bukan zombie biasa.”
Dari kegelapan, makhluk itu muncul. Sosok tinggi besar, tubuhnya campuran antara daging membusuk dan logam mesin. Separuh wajahnya tertutup helm yang pecah, dan dua mata merah menyala terang.
[Mutasi Tipe E – “Zombie Eksperimen” Lvl.12]
“Bidik jantung mekanisnya!” teriak Iluthar.
Tanpa pikir panjang, Shinn mengangkat senjata dan menembak. Sinar plasma biru keluar dari rifle nya, menghantam dada makhluk itu. Zombie itu mundur satu langkah, tapi masih berdiri.
Iluthar bergerak cepat, menembakkan dua peluru berturut-turut ke pelat dada makhluk itu. Ledakan kecil terjadi, tapi belum cukup untuk merobohkannya.
Makhluk itu mengaum, lalu menyerang. Tinju logamnya menghantam ke arah Shinn dengan kecepatan mengerikan.
“Shinn, awas!”
Tepat sebelum pukulan itu menghantam, sistem Shinn aktif:
[Skill “Sprint Bayangan” Lvl.1 Aktif]
Tubuh Shinn melesat ke samping, nyaris seperti bayangan. Ia menghindar hanya beberapa milidetik sebelum terkena. Jantungnya berdegup kencang, tapi fokusnya tak goyah.
“Iluthar, sekarang!”
Iluthar melempar satu granat ke arah makhluk itu. Ledakan plasma mengguncang ruangan, membuat dinding bergetar dan makhluk itu terpental ke belakang.
Shinn dan Iluthar sama-sama menembakkan senjata mereka ke dada makhluk itu tepat ke bagian mesin yang terbuka karena ledakan tadi.
Makhluk itu mengeluarkan suara erangan panjang, lalu roboh dengan suara dentuman keras.
[Musuh Kalah – EXP +320]
[Loot Diperoleh: Core Mutan Lvl.1, Fragmen Teknologi Eksperimen]
Shinn terengah, tangannya masih gemetar saat menurunkan senjata. Tapi matanya bersinar penuh semangat.
“Kita berhasil…”
Iluthar mendekat, menepuk bahunya. “Lo jauh lebih cepat dari kemarin. Dan lebih tenang.”
Shinn hanya mengangguk. Ia merasa tubuhnya mulai terbiasa dengan medan tempur. Dan sistem dalam dirinya… seolah juga terus berkembang.
Mereka kembali ke gudang, memindahkan semua perlengkapan yang bisa diselamatkan ke dalam kantong sistem penyimpanan. Tak semuanya sempurna, tapi cukup untuk jadi awal persenjataan mereka.
Saat langit mulai gelap atau lebih tepatnya, saat kabut kelabu itu mulai meredup ke arah barat mereka memutuskan untuk kembali ke shelter. Beban di pundak mereka berat, tapi hati terasa lebih ringan.
Di depan pintu shelter, Shinn menatap rifle yang baru saja ia dapatkan. Ia menghela napas pendek.
“Sekarang… kita punya senjata untuk perang.”
Iluthar berdiri di sebelahnya, menatap langit yang kelabu. “Tapi perang baru aja dimulai.”
Namun tanpa mereka sadari, dari kejauhan, seseorang sedang mengamati. Di atas puing-puing bangunan tua, berdiri sosok misterius dengan rambut panjang berwarna ungu gelap dan mata tajam yang penuh rasa ingin tahu.
Ia tersenyum miring.
“Jadi ini dia… anak yang membangunkan sistem dari rongsokan itu.”
_______________
To Be Continued...
kadang informasinya kurang.
apa itu masih berhubungan? atau author suka dengan 2 nama itu?
kapan ketemu player lain ya?
bunga untuk author /Rose/
thor, kok ga jawab2 komentarku sih?
dan jadi bisa ngurus ibunya.
mungkin impian orang ya punya sistem hehe...