NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Cewe Matre

Mengejar Cinta Cewe Matre

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Nawa

Jihan dikenal sebagai cewe matre, namun apa jadinya jika seorang yang matre ini jatuh cinta pada seorang pria yang notabennya sudah mempunyai istri.
Alex pria kejam yang sudah beristri menjalin hubungan gelap dengan Jihan, di awal hubungan mereka baik-baik saja, namun berakhir dengan kekejaman Alex yang menyingkirkan Jihan dari kehidupannya saat Jihan bersikeras memberitahukan hubungannya pada istrinya.
Di sisi lain karena pertemuan yang tidak terduga di sebuah desa kecil tempat Alex menyingkirkan Jihan, seorang pria bernama Aditya diam-diam mencintai Jihan walaupun berkali kali dia mendapatkan penolakan dari gadis matre itu, Aditya tidak pernah menyerah untuk mendapatkan cinta nya.
Akankah suatu saat Jihan akan menerima Aditya yang begitu tulus atau bertahan dengan perasaannya bersama Alex.
Ikuti terus kisahnya ya🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 10

Hari yang semakin siang Clara sudah beranjak dari kamar VIP menuju kamarnya tengah bersiap untuk menemui madam.

Sinta tiba-tiba datang karena mendengar madam Sena telah kembali dan memanggil Clara untuk ke ruangannya segera.

“Clara?” panggil Sinta saat baru sampai di depan kamar nya dengan napas tersengal-sengal

Sambil merapikan rambut panjangnya ia hanya menoleh tidak menjawab Sinta.

“Clara …!” pekik Sinta lagi.

“Kenapa?” singkat Clara berdiri di depan Sinta.

“Madam memanggilmu apa kau tidak merasa takut sedikitpun,” ujar Sinta khawatir.

“Tidak”

“Sudah minggir madam sudah terlalu lama menungguku,” balas Clara menghentakkan kaki nya keluar kamar meninggalkan Sinta yang masih melongo melihat sikap Clara.

“Aku tidak perduli jika madam mengetahui kejadian lalu atau tidak, bahkan jika ia mengusir ku dari sini pun aku sudah tidak perduli sama sekali,” decak Clara dengan penuh emosi.

Clara sudah sangat muak dengan Sena karena masa lalu, sepertinya ia sengaja membuat keributan agar Sena mengusirnya dari rumah border tersebut dan hal itu memang yang di inginkan Clara. Karena jika ia sendiri yang mengundurkan diri dari pekerjaannya sekarang madam akan menolaknya dan jika ia nekat pergi madam akan menyuruh anak buah nya mencari Clara, dan semuanya akan menjadi rumit.

Sampailah ia di ruangan Sena.

“Ada apa memanggil ku?” gumam Clara sedikit sinis.

“Pergilah ke London dan temui pria ini di hotel X, ia adalah pewaris tunggal keluarganya dan hotel yang akan kau datangi menemuinya merupakan miliknya, dan pria itu bernama …” penjelasannya terhenti ketika Clara malah merobek sebuah foto yang diberikan Sena padanya.

Sreeekkk

“Namanya, Nico. Aku benar kan?” timpal Clara menjadikan foto tersebut menjadi kepingan sangat kecil, kemudian melemparkan ke udara sampai berserakan ke lantai.

“Clara …” pekik David

Ia ingin menghampiri Clara dan memberinya pelajaran, namun di tahan oleh Sena.

“Aku tidak mau menemui pria itu, apalagi ia pernah menjalin hubungan dengan keponakan mu itu!” sergah Clara kemudian dengan cepat ia pergi meninggalkan ruangan Sena.

“Madam?”

“Biarkan saja! Nanti aku akan bicara padanya,” sela Sena memandangi Clara yang semakin hilang dari pandangannya.

***

Sudah hampir sebulan Aditya menjalani hari-hari yang sangat ia tidak suka yaitu kembali ke kantor, walau ia sudah berusaha menjadi seperti apa yang di inginkan papa nya sungguh ia tidak akan pernah bisa menjadi kan Alex sebagai saingannya.

“Alex, kau harus menandatangani dokumen i-ni …” ucapan Aditya terhenti ketika melihat sang kakak.

“Apa kau tidak bisa mengetuk pintu dulu sebelum masuk, hah!” marah Alex sambil merapikan kancing kemejanya.

Tatapan Aditya berpindah pada sekretaris Alex yang berjalan keluar sambil merapikan rambut pirangnya yang panjangnya hanya sebahu.

“Ini dokumennya,” ujar Aditya sedikit melemparkannya ke hadapan Alex.

Sambil menahan amarah Alex perlahan membuka dokumen yang harus di tandatangani, sesekali menatap tajam sang adik.

“Kasihan sekali kak Melani harus menikah dengan pria bajingan seperti mu!” celetuk Aditya mengepalkan tangannya geram melihat tingkah Alex yang selalu mempermainkan perasaaan kakak iparnya.

“Ck, pintu keluarnya di sana … silahkan keluar!” titah Alex penuh penekanan memberikan dokumen itu pada Aditya.

Dengan perasaan kesal Aditya dengan cepat meninggalkan Alex yang begitu menjijikan baginya, entah kenapa ia dan Alex sangat jauh berbeda apa mungkin mereka bukan saudara kandung? Karena setidaknya seorang adik kakak harus ada moment di mana mereka akur satu sama lain.

Jujur saja dari kecil hingga sekarang Alex tidak pernah bersikap selayaknya sebagai seorang kakak pada Aditya, ia selalu bersikap dingin dan acuh padanya. Padahal jauh di dalam lubuk hatinya ia sangat menyayangi Alex dan ingin merasakan kasih sayang Alex padanya yang tidak ia dapatkan dari sang papa, karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya yang saat itu selalu meninggalkan nya berdua dengan Alex dan beberapa pelayan yang merawatnya.

Aditya kembali ke ruangannya sambil memijit hidungnya dan merasakan pusing di kepalanya karena pekerjaan nya yang tidak pernah ada kata selesai. Sejenak ia duduk di kursi kebesarannya menyandarkan tubuhnya dan meraba lehernya ingin mengambil kalung berwarna silver miliknya.

“Kalungku? Kemana?” pasca kejadian saat ia dibawa paksa oleh Antonio baru sekarang ia menyadari jika kalung kesayangan nya tidak ada.

Aditya sangat panik berusaha mencari kalung nya, tetapi tetap tidak ada.

“Aggghh, sial. Kemana kalungku? Jangan sampai hilang, itu satu-satunya kalung penyemangat hidup ku,” lirih Aditya putus asa mengacak-acak rambut nya.

Arthur yang mendengar teriakan Aditya langsung masuk menghampirinya.

“Ada apa tuan?” tanya Arthur panik

“Tidak ada apa-apa, aku hanya mencari kalungku, tur,” sambung Aditya dengan tatapan sendu.

“Kalung? …. Mungkin saja ada di rumah tuan,” timpal Arthur sedikit menenangkan Aditya.

“Semoga saja,” singkat Aditya dengan suara pelan.

***

“Mau sampai kapan kau akan memandangi kalung itu, Jihan,” celetuk Elisa sambil membawa cemilan dan dua minuman kaleng meletakkan nya di meja.

“inisialnya “A” itu artinya nama depannya berawal dari “A” . kira-kira namanya siapa ya?” gumam Jihan masih penasaran dengan pemilik kalung yang ia temukan saat bertabrakan dengan Aditya.

Namun yang ada di pikiran Jihan adalah Alex bukan Aditya.

Pletak

Aww

“Elisabet Stephani?! Bernainya kau!” teriak Jihan yang ingin membalas Elisa namun tidak jadi.

“Sorry my best friend,” ucap Elisa dengan memasang wajah melasnya.

“Huh, sudahlah. Tapi sekali lagi aku akan akan membunuhmu, Elisaaaa!” dengus Jihan sambil mengelus kepalnya yang masih terasa sakit.

“Oh iya, Ji. Lulus kuliah kau ingin bekerja di mana? Sebentar lagi kita akan wisuda,” tanya Elisa penasaran.

“Aku ingin bekerja di sebuah perusahaan. Tapi akau belum tahu perusahaan apa dan di mana?” jelas Jihan dengan antusias.

“Apa setelah lulus kuliah kita akan berpisah?” gumam Elisa seolah tidak ingin berpisah dengan Jihan.

“kenapa kau berpikir begitu, Elisa. Dengarkan aku, kita akan terus bersama dan saat lulus kita masih tinggal bersama,” tutur Jihan lembut mengelus surai rambut Elisa yang sudah dia anggap sebagai saudara sendiri.

“Terimakasih”

Elisa sangat tersentuh kemudian ia langsung memeluk Jihan dengan erat. Sambil terus mengatakan terima kasih.

“Elisa, aku tidak bisa bernapas, lepaskan aku sekarang! Atau aku akan membunuhmu!” ancam Jihan hampir kehabisan napas karena pelukan sahabatnya terlalu erat.

“Eh, maaf, Ji,” ucap Elisa menunjukkan wajah yang tanpa dosa.

Dreeettt … dreeettt

Ponsel Jihan berdering satu telepon masuk, tetapi Jihan malah mengabaikannya.

“Brengsek mau apa lagi dia menelpon ku?” gerutu Jihan melempar ponselnya ke sembarang tempat.

Ponsel itu terus berbunyi walau Jihan mengabaikannya dan merubah nada dering nya dalam mode hening. Akan tetapi itu masih sangat menganggu buat Jihan.

“Mau apa lagi kau menelpon ku, hah!” teriak Jihan memaki.

“Jihan ini aku, Nico. Keluarlah aku ada di depan kosan mu,” tutur Nico lembut.

“Apa …?”

*

*

Bersambung

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!