Zayn mengalami kecelakaan di kota lain tempatnya menghabiskan masa-masa SMA-nya. Kecelakaan itu membuat Zayn mengalami amnesia. Sejak kecelakaan itu, Zayn merasa ada yang kosong dalam hatinya, seperti ada yang hilang dari dirinya. Zayn yang dulunya pribadi yang ceria, ramah dan hangat menjadi pribadi yang dingin dan datar. Zayn bahkan tidak tertarik dengan wanita manapun.
Zayn tidak ingat bahwa dirinya sudah menikah dengan wanita yang sangat dicintainya. Pernikahan yang tidak diketahui keluarga besarnya.
Zayn menikah dengan seorang wanita yang mengaku sudah menyelamatkan nyawanya. Tapi Zayn tidak pernah bisa mencintainya, bahkan tidak pernah menyentuhnya. Hingga suatu hari, Zayn jatuh hati pada seorang wanita yang baru sekali ditemuinya, bahkan melakukan one night stand dengan wanita itu dalam keadaan setengah mabuk.
Siapakah wanita itu? Bagaimana kisah cinta Zayn selanjutnya?
Yuk, ikuti ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Rahasia
Rayyan nampak bersama seorang pemuda di dalam ruangan Zayn. Pria paruh baya itu memeriksa pekerjaan yang baru saja di selesaikan seorang pemuda yang berada di sampingnya.
"Kamu cukup cepat mengerti. Saya harap kamu betah menjadi asisten putra saya. Dia memang dingin dan datar, tapi sebenarnya dia sangat baik," ucap Rayyan hingga pintu ruangan itu terdengar di buka dari luar.
Zayn dan Andi masuk ke dalam ruangan itu dan melihat Rayyan sedang bersama seorang pemuda. Rayyan dan pemuda itu menoleh ke arah Zayn dan Andi. Pemuda yang bersama Rayyan itu nampak terkejut saat melihat Zayn. Namun pemuda itu langsung berusaha menyembunyikan keterkejutannya. Zayn yang sempat melihat ekspresi terkejut pemuda itu pun mengernyitkan kening.
"Kenapa dia nampak terkejut saat melihat aku? Aneh sekali," batin Zayn seraya menatap pemuda yang bersama papanya itu.
"Nah, ini putra saya, Zayn. Zayn, kenalkan, ini asisten kamu yang dicarikan Om Andi kamu. Dia sepertinya cepat tanggap dan mudah paham. Namanya adalah Yoga," ucap Rayyan mengenalkan pemuda yang bersamanya itu.
"Selamat pagi, Tuan," ucap Yoga menunduk hormat pada Zayn dengan kedua tangan yang terkepal dan sedikit tremor. Ekspresi wajah pemuda itu sulit untuk dijelaskan.
Ya, pemuda itu adalah Yoga, salah satu sahabat Zayn sewaktu SMA Yoga tidak menyangka dan sangat terkejut melihat Zayn yang ternyata akan menjadi atasannya. Namun Yoga langsung menormalkan ekspresi wajahnya.
"Zayn?! Jadi Zayn adalah putra konglomerat? Astagaa.. pantas saja dulu dia begitu royal pada kami.Ternyata dia adalah anak sultan. Aku tidak menyangka akan bertemu Zayn di sini. Bagaimana ini? Aku sudah berjanji akan menghindari Zayn, agar Zayn tidak mengingat masa lalunya. Tapi, sekarang aku malah bekerja sebagai asistennya yang artinya akan bertemu Zayn setiap hari. Mencari pekerjaan sangat sulit, dan bisa bekerja di perusahaan sebesar ini adalah sebuah keberuntungan.,"
"Jika aku mengundurkan diri, belum tentu aku akan mendapatkan pekerjaan sebagus ini. Aku juga akan menjadi orang yang tidak profesional dan tidak kompeten, jika aku mengundurkan diri saat aku baru diterima bekerja. Selain itu, aku juga sangat membutuhkan uang untuk biaya hidup keluarga ku, biaya berobat ayah dan membiayai pendidikan adik-adik ku. Belum lagi, dalam kontrak yang sudah aku tandatangani, aku akan di denda sebesar sepuluh juta, jika mengundurkan diri atau melanggar kontrak. Aku tidak punya uang sebanyak itu. Aku tidak mungkin mengundurkan diri, tapi aku jadi melanggar janji," batin Yoga.
Yoga merasa bersalah karena telah melanggar janji pada Buntala, walaupun hal itu sama sekali tidak disengaja oleh Yoga.
"Saya harap kamu bisa bertahan lama. Tidak seperti para asisten saya sebelumnya," ucap Zayn dengan ekspresi dan suara datar.
"Saya akan berusaha semampu saya. Mohon bimbingan, Tuan," ucap Yoga yang tiba-tiba hatinya terasa nyeri melihat sikap Zayn yang datar seperti itu pada dirinya.
Sahabatnya yang dulu ramah, hangat dan menyenangkan, sekarang sudah berubah, bahkan sudah melupakan dirinya. Rasa rindu Yoga tidak bisa terobati dengan hanya menatap Zayn saja, apalagi sikap Zayn sudah berubah jauh dan tidak lagi mengenal dirinya. Namun Yoga tetap merasa bersyukur bisa melihat Zayn baik-baik saja, walaupun Zayn tidak mengingat dirinya.
"Baiklah, kalian bisa lebih saling mengenal. Kami pergi dulu," pamit Rayyan, lalu meninggalkan ruangan itu bersama Andi.
Zayn mulai duduk di kursi kebesarannya dan mulai mengerjakan pekerjaannya. Yoga pun segera mengerjakan pekerjaannya. Meja Yoga di letakkan di ruangan Zayn, hingga Yoga bisa melihat Zayn setiap saat. Sungguh Yoga tidak menduga kalau Zayn anak konglomerat, pewaris perusahaan besar di negeri ini. Yoga juga tidak menyangka akan bertemu kembali dengan Zayn layaknya orang asing yang tidak saling mengenal seperti hari ini.
Sedangkan di ruangan Rayyan.
"Jadi, anak itu adalah salah satu teman Zayn?" tanya Rayyan pada Andi.
"Benar, Tuan. Sepertinya, sebelumnya dia tidak tahu identitas asli Zayn. Tuan lihat tadi? Dia nampak terkejut saat melihat Zayn. Tatapan matanya menyiratkan kerinduan pada Zayn. Kedua tangannya terkepal dan sedikit tremor. Ada kebingungan di matanya setelah melihat Zayn. Dia pasti mengingat janjinya yang akan menjauh dari Zayn. Tapi mungkin dia jadi dilema karena saat ini keluarga sangat membutuhkan uang,"
"Saya tidak tahu keputusan memilih dia sebagai asisten Zayn ini benar atau salah. Tapi, dari sekian banyak kandidat yang ada, hanya dia yang menurut saya cocok menjadi asisten Zayn. Selepas ini akan mengingatkan Zayn pada masa lalunya atau tidak, kita serahkan saja pada Tuhan. Jika kehadiran Yoga memang bisa mengembalikan ingatan Zayn, mungkin juga tidak buruk. Karena kenyataannya, walaupun mereka menyembunyikan tentang Khaira dari Zayn, Zayn tetap tidak bisa melupakan Khaira,"
"Mungkin dengan mengingat Khaira, Zayn akan belajar ikhlas menerima kenyataan, bahwa Khaira sudah tidak ada. Tidak ada kebohongan yang abadi dan tidak mungkin selamanya kita lari dari kenyataan. Lebih baik menghadapi kenyataan dan berusaha ikhlas menerimanya, daripada terus lari dan menghindar yang akan terus menjadi beban seumur hidup kita," ujar Andi panjang lebar.
"Kamu benar. Tapi aku rasanya masih belum percaya dengan kenyataan ini. Aku tidak menyangka anak itu berani menikah tanpa memberitahu kita. Bahkan Neil pun tidak memberitahu kita, kalau dia pernah membantu Zayn menyelamatkan mertuanya. Mulut Zayn ini begitu manis seperti kedua pamannya, hingga bisa membujuk semua orang untuk menuruti keinginannya. Pantas saja, selama dia sekolah di kota itu, dia enggan untuk pulang. Ternyata sudah ada yang mengikat hatinya di sana," sahut Rayyan menghela napas panjang.
"Sayangnya, sekarang Zayn menjadi seperti Tuan yang dulu. Dingin dan datar. Malahan lebih parah dari Tuan dulu. Dulu nyonya menjuluki Tuan es balok, papan setrikaan, tapi Zayn sekarang malah mendapat gelar Nebula Bumerang dari para karyawan," sahut Andi menghela napas panjang.
Ya, Andi dan Rayyan sudah tahu, kalau Zayn sudah menikah. Tiga hari yang lalu, Rayyan dan Andi keluar kota untuk mengunjungi Conte. Tentu saja tujuan mereka bukan hanya sekedar untuk mengunjungi Conte.
Rayyan dan Andi mendatangi Conte, rekan bisnis Rayyan, sekaligus orang yang dipercaya Rayyan untuk mengawasi Zayn selama Zayn bersekolah di kota itu.
"Tuan, senang sekali Tuan mau mampir kemari," ucap Conte tersenyum ramah dan terlihat tenang.saat Rayyan dan Andi mendatangi kantornya.
Tapi apa benar pria paruh baya itu tenang? Tangan pria paruh baya itu terlihat tremor dan terasa dingin, bahkan jantungnya berdegup dengan kencang.
"Ada apa Tuan Rayyan datang kemari? Jangan bilang ini ada hubungannya dengan Zayn. Mampus lah aku, jika dugaanku benar," gumam Conte dalam hati, mati-matian berusaha bersikap setenang dan senormal mungkin.
"Aku hanya mengunjungi salah satu orang yang sangat dekat dengan putraku selama putraku tinggal di kota ini, hingga putraku enggan, bahkan lupa untuk pulang. Bapak mantan bupati termasuk salah satu orang yang dekat dengan putra ku, 'kan?" tanya Rayyan penuh senyuman, tapi entah mengapa malah membuat Conte merasa semakin tidak tenang.
"Tuan muda adalah orang yang supel dan low profil. Siapapun pasti menyukainya dan mudah dekat dengannya. Saya hanya salah satu dari sekian banyak orang yang beruntung bisa dekat dengan Tuan muda," sahut Conte yang berusaha berhati-hati dalam bicara.
Supel artinya adalah kepribadian yang pandai bergaul, menyesuaikan diri, dan luwes.
Low profile cenderung tidak sombong atau merendahkan orang lain. Mereka tidak mencari perhatian atau berusaha menonjolkan diri dengan keberhasilan atau kekayaan yang dimilikinya.
Conte sangat tahu, kalau pria di hadapannya saat ini adalah pria yang sangat berkuasa dan memiliki banyak koneksi, baik di dalam maupun luar negeri. Menyinggung pria di depannya ini berarti menggali kuburan sendiri, alias cari mati. Karena itu, Conte sangat berhati-hati dalam menyusun kata merangkai kalimat agar tidak membuat Rayyan tersinggung.
"Sudahlah! Aku tidak ingin berbasa-basi lagi. Katakan, rahasia apa yang kamu ketahui tentang putraku. Jangan menutupi apapun lagi dariku, atau kamu akan menyesal jika aku mengetahui rahasia yang telah kamu simpan selama sembilan tahun ini dari orang lain," ucap Rayyan dengan suara tegas dan ekspresi wajah yang terlihat serius.
"Mampus lah aku!" gumam Conte yang rasanya ingin menangis saat ini juga.
...🌸❤️🌸...
.
To be continued
semoga nanti bisa up lagi sehat sehat slalu kak Nana , rezeki lancar dan barokah . aamiin 🤲🙏🙏
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Btw... Khaira ... berkunjung ke ibu bapakmu sayang... semoga kamu segera sadar ya...