NovelToon NovelToon
Foresta

Foresta

Status: tamat
Genre:Teen / Action / Fantasi / Tamat / Iblis / Epik Petualangan / Perperangan
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Novel ini menceritakan tentang makhluk aneh dan menakutkan bernama Foresta. Sesuai namanya, Foresta merupakan makhluk aneh yang tinggal di hutan. Bentuknya bermacam-macam dan mirip dengan hewan biasa. Bedanya, mereka tak kasat mata atau tak terlihat oleh manusia biasa. Hanya orang-orang spesial atau dengan keistimewaan tertentu yang dapat melihat Foresta. Mereka adalah orang-orang terpilih yang berpotensi menjadi seorang pemburu Foresta. Namun itu adalah misi rahasia. Artinya, orang-orang pada umumnya tidak mengetahui bahwa adanya Foresta dan adanya para pemburu Foresta. Orang-orang umum tidak menyadari bahwa pemburu Foresta hidup di sekitar mereka dan seperti menjalani hidup normal. Padahal, ketika malam tiba. Mereka akan keluar tanpa jejak dan menuju tempat misi, yaitu memburu Foresta.

Ada pun bagi orang-orang yang tidak menyadari bahwa dirinya berpotensi menjadi seorang pemburu Foresta, ada bagian pusat markas pemburu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Biru

Aku berlari ke arah lautan foresta dengan kecepatan Hil. Lantas menyerang para foresta itu dengan pukulan milik Reon. Dua foresta handak menyerang dari belakang. Aku dapat mengetahuinya walaupun tidak melihatnya terlebih dahulu. Entah kemampuan milik siapa. Tapi pasti antara Biru atau Vin.

BRAKKK.

Dua pukulan dengan dua tanganku mendarat pada wajah dua foresta yang hendak menyerang dari belakang. Mereka terpental jauh.

Masih ada banyak lagi yang mendekat. Pukulan, tendangan, perisai, jurus angin, terbang, bergerak kilat, semua yang bisa aku lakukan aku kerahkan semuanya. Entah terlihat seperti apa aku melakukannya. Seorang remaja yang tidak pernah mengikuti bela diri tiba-tiba ikut bertarung dengan makhluk di luar nalar. Yang penting kemampuan-kemampuan yang dipinjamkan mereka membuatku setidaknya bisa ikut bertarung, bukan hanya menontonnya.

Masalahnya sekarang ialah bagaimana cara mengalahkan makhluk-makhluk aneh ini. Senjata S5-ku tidak akan berfungsi tanpa senjata S3. Sedangkan aku belum bisa membuatnya. Bahkan kalau sudah bisa pun tidak bisa langsung mengalahkan foresta tingkat menengah begitu saja. Lihatlah, semua yang menyerangku memiliki bercak keunguan aneh itu. Tidak sempat aku melihat gaya bertarung yang lain karena hewan-hewan aneh ini tidak ada habisnya.

"Tangkap, Kea!" seru Hil.

Tak sempat aku menengok atau merespon. Namun sesuatu terjatuh di depanku. Sepertinya dilempar oleh Hil.

Daun kelapa? Lirihku setelah memungutnya dari tanah.

Aku bertanya-tanya sambil terus menendang foresta yanga mendekat. Sesaat aku menengok ke arah Vin. Ia berada di jarak paling dekat denganku. Hei, ia menggunakan daun kelapa sebagai pedang.

Belum hilang rasa bingungku, tiba-tiba daun kelapa itu memanjang dan sedikit melebar. Lantas menjadi tajam. Kecuali bagian yang aku genggam. Terlihat mengkilap seperti pedang sungguhan. Hanya saja warnanya hijau.

ZING ZING ZING.

Kali ini aku menyerang dengan pedang daun kelapa itu.

ZING ZING ZING.

Terus menyerang setiap ada yang mendekat. Ternyata tidak langsung membuat mereka tertebas atau kalah. Simbahan darah mengenaiku. Bahkan wajahku juga. Entah mengapa darah ini sangat nyata dan tidak tembus pandang layaknya para foresta ini. Bahkan mereka tetap menyerang buas sekali pun sudah bersimbah darah di sekujur tubuhnya.

"Diam di tempatmu, Kea!"

Hil berseru. Lantas melempar banyak sekali daun semanggi 3 ke arah foresta-foresta di sekitarku. Membuat mereka mematung.

"Lemparkan semanggi 5 ke foresta yang sekarat sekarang!"

Eh, yang sekarat mana?

WUSHHH.

Biru muncul tepat di belakangku sambil melemparkan lagi daun-daun semanggi 3.

"Cepat lemparkan senjata S5! Efek melumpuhkan hanya tiga detik," geram Biru yang dilanjutkan dengan melemparkan semanggi 5 pada foresta sekarat yang dimaksud Hil. Ternyata ada di sana. Langsung terpotong menjadi beberapa bagian dan lenyap begitu saja.

Lagipula, untuk apa dia menyuruhku melemparkan daun semanggi 5 jika dia sendiri yang melemparkan.

"Serang lagi foresta yang masih lincah!" Biru berseru.

Walaupun sebal, tapi aku tetap mengikuti seruannya.

Pedang ini tajam sekali. Namun tubuh foresta-foresta ini tidak kalah kuat. Aku bersusah payah menyerang begitu banyak foresta, namun yang berhasil sekarat hanya satu.

ZING ZING ZING.

Serangan berikutnya. Terus kuarahkan ke foresta-foresta yang mendekat. Cara bertarung yang tidak berubah. Tidak ada variasi sama sekali. Sambil menendang dengan kemampuan Hil. Kali ini tidak terlalu mendesak karena Biru ada di dekatku.

ZING ZING ZING.

Belum satu menit ia bertarung di dekatku, sepuluh foresta sudah tumbang. Ia segera melemparkan daun semanggi 3.

"Giliranmu wahai produk gagal," pintanya.

Segenggam daun semanggi 5 aku keluarkan dari kantong kain kecil. Lantas melemparkannya ke foresta-foresta yang sudah tumbang.

BERHASIL! Aku membuat foresta itu terpotong-potong dan lenyap. Ya, walaupun karena didahului serangan keren dari Biru, sih.

"Segera sigap ke pertarungan lagi, produk gagal! Jangan terpaku dengan foresta yang sudah mati. Biasakan setelah melemparkan S5 langsung fokus ke pertarungan lagi!" tegas Biru.

Orang ini benar-benar menjengkelkan. Tetap saja memanggilku Produk Gagal. Akan tetapi aku tidak bisa protes pada hal sepele seperti itu. Ia mengajarkanku banyak hal selama pertarungan.

ZING ZING ZING.

ZING ZING ZING.

Pedangku dan pedang Biru beradu.

ZING ZING ZING.

ZING ZING ZING.

Terus menyerang tiada henti. Ada kemampuan pinjaman lagi yang aku rasakan. Yaitu tidak terlalu merasakan lelah. Padahal sudah lumayan lama kami bertarung dengan ratusan foresta. Namun rasanya fisikku tidak se-lelah seharusnya. Siapa lagi yang punya kemampuan ini? Atau apakah dari salah satu cara bertarung ada kemampuanku yang terselip di dalamnya?

"Terbang!" Biru berseru sambil menarik lenganku.

Kami berada pada jarak sekita dua meter di udara.

"Ketika kamu melihat foresta landak, segera menyingkir dengan cara mundur beberapa langkah atau terbang dengan kemampuan Bee. Karena tidak ada jalan maju, mundur atau menyamping maka pilih jalur udara. Ada pun kalau benar-benar tidak sempat menjauh maka gunakan kemampuan Reon, yaitu mengeraskan tubuh agar jika landak menyerang, tubuh kita bisa terlindung."

"Kalau begitu, kenapa kita tidak langsung menyerangnya dengan kemampuan Reon itu? Bukankah tubuh kita terlindung?"

"Mode mengeraskan tubuh membuat kita tidak bisa bergerak. Hanya sebagai pelindung saja. Tidak lebih."

Aku mengangguk. Mengerti. Ternyata Biru aslinya baik. Walaupun menyebalkan dan kasar.

Tiba-tiba empat ekor foresta landak menembakkan duri-duri tajamnya ke arah kami yang ada di udara.

Biru segera menarik lenganku agar berada di belakangnya. Ia memajukan kedua telapak tangan seperti yang dilakukan Vin. Biru menggunakan kemampuan Vin. Banyak sekali duri-duri itu. Beberapa yang mengarah ke kami tertancap di perisai yang dibuat Biru. Sebagai besar melesat melewati kami. Seolah jantungku berhenti berdetak melihat ratusan duri landak melesat di sampingku. Hanya terpaut jarak kurang dari 5 sentimeter dari tubuhku. Bergeser sedikit pasti sudah kena.

Kemudian Biru lanjut menggunakan jurus angin. Duri-duri yang tertanda itu langsung terbang berbalik arah. Kembali ke tempat semua, yakni tempat landak-landak itu berada. Akan tetapi landak-landak itu tidak terluka atau kenapa-napa oleh durinya sendiri sebab mereka membuat perlindungan dengan diri yang masih menancap di punggung.

"Foresta landak memang sedikit merepotkan. Terbang lebih tinggi selagi aku mengeluarkan senjata pembasmi landak," ujar Biru sambil membawaku ke udara yang lebih tinggi.

Kami berada di dahan pohon.

"Kenapa tidak melemparkan senjata S3 aja, Biru?" tanyaku.

"Itu tidak mudah selagi mereka berlindung dengan duri-duri."

"Lalu apa yang harus kita lakukan?"

"Tusuk perutnya."

"Kedengarannya sulit," keluhku.

"Pindah ke sisi lain. Biarkan aku yang mengurus landak. Bertarunglah ke tempat Bee. Kita harus menghabisi semuanya. Jangan hanya fokus pada landak. Hewan kuat lainnya masih ada. Cepat!" seru Biru.

Walaupun penasaran dengan bagaimana Biru akan mengalahkan landak-landak itu, tapi aku tidak punya pilihan lain selain menuruti perintahnya. Ini bukan saatnya menonton dan mengamati. Sebab aku sudah terlibat dalam pertarungan.

Baiklah, meluncur ke tempat Bee.

1
Susi Nuryani
kenapa endingnya begini😭
Chira Amaive: sudah betul lah😭😭😭
total 1 replies
Selviana
ceritanya menarik
Selviana
Aku sudah mampir nih kak.Jangan lupa mampir juga di karya aku yang berjudul (Terpaksa Menikah Dengan Kakak Ipar)
Isolde
Enak banget karya ini, aku nggak sabar nunggu kelanjutannya!
Shion Fujino
Janggal tapi menarik.
Chira Amaive: Wkwkwk makasi
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!