Demi membuat adiknya hidup senang, sebagai Kakak Risha rela melakukan apa saja untuk kebahagiaan adiknya, termasuk menikahi pria yang tidak dikenalinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia Cherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Jual.
Risha tidak tahu apa yang pria itu pikirkan, wajah datar itu membuat Risha tak bisa menebak isi pikiran Rey.
Risha tersentak ketika Rey menariknya masuk ke dalam mobil dan menutup pintunya, secara automatik pintu mobil itu terkunci.
Risha langsung mengedor ngedor kaca mobil "buka! aku mohon buka pintunya!" Teriak Risha.
Tapi Rey tetap tak menghiraukan teriakan gadis itu "bawa dia!" Perintahnya.
Risha menjerit memanggil nama pria itu saat mobil sudah melaju kencang.
Risha bertambah sedih karena Rey bahkan tak menoleh padanya.
*****
Rey meneguk vodkanya dengan tenang di ruang kerja. Sudah satu hari satu malam gadis itu di bawa ke rumah bordil, Rey merasa tenang tak ada lagi yang mengganggu pikirannya.
Dia menyeringai menatap sebuah Flashdisk tergeletak diatas mejanya. Benda itu dia ambil dari saku baju wanita yang bersama Risha saat kecelakaan.
Aku akan membuat hidupmu sengsara pak tua. Batin Rey senang.
"Pak tua bodoh! Bisa-bisanya dia mengirim gadis bodoh itu untuk mengelabuiku". Ucap Rey sini. Rey menghabiskan minumannya dengan sekali tegukkan. Baru saja dia mau beranjak ponselnya sudah berdering.
"Halo."
\=......\=
"Apa?!! Dasar gadis merepotkan!" Umpat Rey kesal, dia langsung beranjak dari kursinya dan mengambil kunci mobil, berjalan dengan cepat keluar rumah menuju garasi.
Mobil Rey melaju kencang membelah heningnya malam hari.
"Apa yang kau lakukan gadis jal*ng!". Rey tak berhenti mengumpati gadis itu saat mendapat kabar kalau Risha membuat kegaduhan dan melukai pelanggan pertamanya.
Rey menghentikan mobilnya yang melaju kencang sampai ban mobil itu berbunyi nyaring di atas aspal saat sampai di tempat tujuannya.
Dia Menutup pintu mobil kasar dan memasuki sebuah bar yang terlihat sangat mewah.
Kedua pengawal di depan pintu masuk hanya menunduk sopan saat Rey lewat tanpa repot-repot menoleh.
Para wanita penggoda bertebaran dan Suara musik memekakkan telinga, juga bau minuman di mana mana tak membuat Rey terganggu karena sudah terbiasa. Bar ini juga termasuk miliknya.
Prang!!
Rey menoleh ke sumber kegaduhan, terlihatlah Risha dengan baju seksinya juga penampilannya yang berantakan dan rambut gelombangnya pun sudah acak-acakkan, walaupun begitu kecantikan Risha masih terlihat jelas.
"Lepaskan!!" Teriaknya. Karena kedua tangannya di pegang erat oleh pengawal club.
Risha berhenti memberontak saat menatap sepatu seseorang mendekati dirinya, ia mendongak dan menatap tajam tepat di mata Rey.
Rey membalas dengan tatapan dingin "apa yang kau lakukan?" Ucapnya geram.
Risha tak merespon dia justru membuang muka tak ingin menatap wajah memuakkan itu.
Dia sudah terlanjur sakit sampai hatinya terasa kebas, dia sudah tak peduli kalaupun nanti harus mati di tangan Rey, itu lebih baik daripada menjadi seorang pel*cur di tempat terkutuk ini.
"Lepaskan dia!"
Pengawal itu menurut dan melepaskan kedua lengan Risha. Rey menatap intens Risha yang sedang terdiam diri, tak habis pikir dengan sikap perlawanan gadis itu.
Orang-orang yang menyaksikan kemarahan Rey hanya berpura-pura tak melihat, mereka tetap melakukan aktivitas mereka karena tidak mau berurusan dengan pemilik tempat ini. Mereka tahu semenyeramkan apa seorang Rey Hiroshi, pria itu bisa melakukan apa saja yang ia mau.
Risha diam dengan tatapan hampa saat Rey menariknya keluar dari dalam club, dia sudah tak peduli lagi kemana dia akan di bawa. Risha sudah lelah dan rasa trauma masih membekas di ingatannya saat pria parubaya tadi memaksanya untuk di layan olehnya.
