Apa yang akan terjadi dan akan kamu lakukan jika, pria yang menikahimu selama beberapa bulan ini sama sekali tidak berniat untuk menyentuh dan memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang suami yang tidak ingin memberikan nafkah batin untuk istrinya itu.
"Abang Fahri Hamzah Noel apa kurangnya aku di matamu,apa aku tidak cantik tidak menarik lagi atau Abang sudah bosan denganku atau kah ada wanita lain di luar sana yang Abang cintai?" tanyanya Aida Izzatih Jasmine Aziz.
"Maaf aku tidak bisa,"
Hanya kata itu yang selalu meluncur dari mulutnya Fahri hingga setahun pernikahan keduanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 10
Berselang beberapa menit kemudian, Fatih Shafiq Akmal Himawan dan Aida Izzathi Jasmine sudah siap berangkat ke perusahaan AH Tbk. Perusahaan milik Pak Akmal Himawan itu sudah berdiri sejak hampir tiga puluh tahun yang lalu.
"Abang kita naik mobil saja aku yang nyetir takutnya Abang belum bisa selincah dulu nyetir mobilnya," usulnya Aidah.
Fahri Hamzah Noel atau Fatih sama sekali tidak banyak protes hanya manut dan menuruti perkataan dari mulutnya Aida membuka istri sahnya mendiang Fahri Hamzah Noel.
Aida mengemudikan mobilnya dengan cukup pelan, karena ia takut jika dia mengemudikan terlalu kencang akan menyebabkan guncangan sehingga kakinya Fahri yang baru saja sembuh akan mengalami benturan pada mobil.
"Tolong kecepatannya ditambah, ini terlalu lambat seperti seekor siput saja," sarkasnya Fahri yang sama sekali tidak melihat ke arahnya Aida yang hari itu sangat cantik dan serasi dengan ukuran dan warna pakaiannya dengan kulitnya itu. Pakaian seragam kerjanya yang membalut tubuhnya itu.
Aida segera menambah kecepatan mobilnya itu dengan kecepatan diatas rata-rata, kebetulan mereka berada di jalan tol sehingga Aida cukup bebas sehingga seperti pembalap jalanan saja.
Fatih terbelalak dan menganga melihat gaya nyetir mobilnya Aida yang sama sekali membuat Fatih terkejut dengan perempuan yang kesehariannya lemah lembut itu.
"Ternyata perempuan ini menyimpan banyak rahasia besar dibalik wajah tenangnya, apa masih ada yang kamu rahasiakan dariku yang belum aku ketahui?" Batinnya Fatih.
Raut wajahnya Aida tenang seolah tidak seperti seseorang yang baru saja melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Mobil itu seolah meliuk-liuk di atas aspal pagi menjelang siang hari itu.
Aida menoleh sekilas ke arah suaminya," Abang apa tidak apa-apa, jika aku mengendarai mobil dengan kecepatan seperti ini?" Tanyanya Aida.
Fatih hanya menggeleng kepalanya," tidak apa-apa kamu lanjutkan saja seperti ini supaya kita cepat sampainya di kantor," pungkasnya Fatih.
Aida tersenyum tipis sambil menambah kecepatan mobilnya itu. Aida hanya sesekali menurunkan kecepatan mobilnya, jika berada di pintu masuk tol untuk membayar biaya tolnya. Hanya butuh waktu setengah jam perjalanan yang mereka butuhkan untuk sampai di tempat kerjanya.
Aida tersenyum melihat Fahri yang hanya terdiam saja, padahal ia pernah seperti sekarang ini malahan suaminya berteriak-teriak kencang dan marah karena Aida seperti perempuan anak jalanan saja yang mengambil resiko membahayakan nyawanya sendiri.
Fadhli Emier Sadana Yusril sudah berdiri di depan lobi perusahaan menunggu kedatangan pemilik perusahaan yang harus memakai identitas orang lain yang bernama Fahri Hamzah Noel. Fadli segera melajukan mobilnya menuju perusahaan setelah mengantar Atiyah Afsana Rosemalia. Seorang gadis 21 tahun itu yang mampu membuatnya Fadli tersenyum sepanjang hari tanpa sebab, hanya mengingat senyuman simpul dan kata-kata judes dari Atiyah.
"Selamat datang Tuan Fahri Hamzah Noel semoga Tuan dan istrinya betah bekerja di perusahaan kecil kami ini," imbuhnya Fadli yang menyambut kedatangan kedua pasangan suami istri itu.
Aida tersenyum manis," makasih banyak atas sambutannya pak, saya sangat terharu dan bahagia karena disambut hangat seperti orang petinggi perusahaan saja dan ngomong-ngomong perusahaan Bapak ini sangat besar dan megah kenapa meski harus merendah segala seperti itu," sanggahannya Aida.
"Mari kita masuk dan langsung ke ruangan kerja kalian berdua dan aku juga sudah menginformasikan kepada yang lain akan kedatangan kalian berdua sebagai karyawan di perusahaan ini," ujarnya Fadli.
Seorang pria yang kira-kira berumur lima puluh tahun ke atas itu berjalan ke arah ketiganya.
"Fadli apa ini kapten Fahri Hamzah Noel yang baru saja mengalami kecelakaan maut di Banjarmasin Kalimantan Selatan?" Tanyanya Pak Haris Maulana Yusuf adik dari mendiang almarhumah mamanya Fatih yang bekerja sama dengan kakak kandungnya sendiri yang bernama Hanif Khalid Basalamah untuk mensabotase rem mobil yang dipakainya oleh Fatih Shafiq Akmal Himawan keponakannya sendiri.
"Benar sekali yang pak Haris katakan, sebagai bentuk ucapan terima kasih perusahaan kepada kinerja selama ini, saya berinisiatif untuk memperkerjakan Pak Fahri dan juga istrinya Aidah Izzathi Jasmine semoga Pak Haris dengan yang lainnya tidak keberatan dengan permintaanku ini," terangnya Fadli di depan pak Haris.
"Bagiku tidak masalah, selama mereka memiliki kompetensi dan kemampuan untuk bersaing memajukan perusahaan kenapa tidak, saya hanya bisa bilang selamat datang di perusahaan AH semoga kalian berdua betah bekerja bersama kami," tuturnya yang menatap intens ke arah Fahri dan menatap seperti buaya kelaparan ketika memperhatikan Aida dari ujung kaki hingga ujung hijabnya.
"Makasih banyak Pak," ucapnya Fadli.
Aida yang ditatap seperti itu hanya terdiam dan membalas menjabat tangannya Pak Haris dengan sedikit menggunakan kekuatannya hingga Pak Haris buru-buru menarik tangannya tersebut.
"Kenapa kekuatan perempuan ini cukup besar juga, sampai-sampai tanganku kesakitan," Pak Haris membatin dan salah tingkah gara-gara jabatan tangannya Aida yang awalnya tergoda dengan kecantikan alami yang dimiliki oleh Aida Izzati Jasmin.
Fahri hanya tersenyum tipis menanggapi sikapnya pamannya sekaligus adik dari tiri mamanya.
"Apa yang dilakukan oleh Aida sampai-sampai membuat wajahnya pucat pasi, semakin lama semakin membuatku penasaran saja," Fahri menatap tajam ke arah Aida sedangkan yang ditatap hanya santai saja tanpa ada ekspresi berlebihan yang diperlihatkannya.
Pak Haris melirik sekilas ke arah Fahri," kenapa tatapan matanya seperti seseorang yang aku kenal yang mampu membuatku tidak bisa berkutik hanya menatap kedua orang pasang matanya saja," batinnya pak Haris Maulana Yusuf.
"Baiklah ikuti saya untuk memperkenalkan ruangan kerja kalian berdua, semuanya aku sudah persiapkan sebaik dan senyaman mungkin khusus untuk pak Fahri, dan Anda Bu Aida Anda akan mulai bekerja hari ini sebagai sekretaris dari suami Anda sendiri," terangnya Fadli.
Fatih menatap ke arah Fadli Emier Sadana Yuzril dengan penuh tanda tanya.
"Kenapa Fadli seenaknya mengatur Aida sebagai sekretarisku tanpa berdiskusi denganku sebelumnya," gumamnya Fatih.
Fadli yang ditatap seperti itu sangat mengerti dengan arti dan maksud dari tatapannya pemilik sah perusahaan. Mereka berbincang-bincang sambil berjalan ke ruangan menejer keuangan.
"Ibu Aida memiliki kualifikasi dan skill serta pengalaman sebagai sekretaris sebelumnya walaupun sudah setahun lebih berhenti menjadi sekretaris," jelas Fadli.
Mereka memulai bekerja di perusahaan tersebut, Aida membuktikan kepada suaminya dan juga karyawan lainnya jika ia layak untuk menjabat pekerjaan sekarang. Sebelum Fahri melamarnya, ia bekerja di kantor sebagai sekretaris menejer pemasaran dulunya tetapi, sejak ia bertunangan dengan Fahri hingga kemarin ia berhenti bekerja sesuai dengan permintaan dari Fahri, walaupun awalnya ia tidak setuju demi baktinya terpaksa menuruti perintah dari Fahri tersebut.
Sedangkan di tempat lain, Fariz Siddiq memberhentikan motornya tepat di bawahnya lampu merah.
"Dokter Aulia Alvi Damayanti kalau dibonceng motor itu harus pegangan jangan seperti ini entar jatuh aku lagi yang kena masalah," ketusnya Fariz sambil menolehkan kepalanya ke arah samping sisi kanannya itu.
"Maaf," ujar Aulia sambil menundukkan kepalanya karena merasa tidak enak hati ditegur oleh pria yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertamanya itu.
Matanya terbelalak ketika melihat seseorang perempuan dan laki-laki yang sangat ia kenali bermesraan di dalam mobil yang kaca jendela mobilnya turun itu.
"Itukan suaminya Alia Azumi Noel adiknya Abang Fahri namanya Mas Fajri Hamid Karzai dan perempuan astaghfirullahaladzim itu kan Ibu tirinya Abang Fahri Tante Mariana, sepertinya aku ambil gambar saja entar aku perlihatkan sama Mbak Aida," cicitnya Fariz Siddiq.
Untungnya sudah mengambil gambar beberapa kali sebelum lampu hijau menyala.
lanjoot