Kematian Winarsih sungguh sangat tragis, siapa sebenarnya dalang di balik pembunuhan wanita itu?
Gas baca!
Jangan lupa follow Mak Othor, biar tak ketinggalan updatenya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKW Bab 29
Bi Tuti baru saja selesai merapikan bekas makan Bagas, Wanda dan juga Winda. Dia juga baru saja selesai mencuci piring dan merapikan piring itu ke dalam rak piring. Wanita itu melihat jam yang sudah menunjukkan pukul delapan malam.
Namun, dia belum melihat Wati keluar dari dalam kamar Cantik untuk makan. Walaupun dia tidak pernah mengurus Wati, tetapi tetap saja dia merasa khawatir terhadap putrinya itu.
"Sebaiknya aku panggil dia saja biar makan malam, kasihan nanti bisa sakit kalau tidak makan sebelum tidur."
Bi Tuti melangkahkan kakinya menuju kamar Cantik, dia hendak memanggil Wati. Namun, karena pintunya tidak tertutup dengan rapat bi Tuti mengintip apa yang sedang dilakukan oleh Wati dari balik pintu.
Bi Tuti tersenyum ketika melihat waktu yang sedang duduk sambil menatap wajah Cantik, terlihat sekali jika Wati begitu menyayangi anak itu. Bi Tuti semakin yakin saja untuk membuat Bagas jatuh cinta secara instan kepada Wati.
Tentunya dengan cara memelet pria itu, walaupun suami ghaibnya sudah raib, tetapi bi Tuti akan berjuang sekuat tenaga untuk melakukan ritual itu sendirian.
"Neng Cantik anteng-anteng ya? Bibi mau makan, laper." Wati mengelus perutnya yang terasa keroncong.
Bi Tuti tersenyum mendengar akan hal itu, dia sudah bersiap untuk pergi ke dapur dan menyiapkan makan malam untuk Wati. Namun, niatnya dia urungkan ketika mendengar Wati kembali berbicara.
"Kamu tahu enggak, Neng? Bibi itu mau makan apa? Coba kamu tebak?"
Padahal Cantik sedang tertidur dengan begitu pulas, tetapi Wati seakan menganggap anak itu bangun dan bisa berbicara dengan dirinya. Bi Tuti tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh Wati.
Namun, Tak lama kemudian senyum itu surut ketika melihat Wati bangun dan mengambil kotak bekal yang dia bawa dari rumah ibunya. Wati terlihat begitu kegirangan ketika membuka kotak bekal itu, wanita itu bahkan mencium aroma yang begitu menggugah selera dari kotak bekal itu.
"Masakan Ibu aku memang selalu paling enak, aku pasti akan lahap memakan makanan ini." Wati memandang nasi dan juga gudeg yang sudah dibuatkan oleh bu Tarni, dia pandang makanan itu seolah barang yang begitu berharga.
Bi Tuti yang melihat akan hal itu tentu saja merasa begitu cemburu, dia yang melahirkan Wati. Namun, wanita itu seakan tidak menganggap dirinya dan masih menganggap kedua orang tua angkatnya itu sebagai orang tua kandungnya.
"Sialan! Padahal aku berusaha untuk memperjuangkan kebahagiaannya, tetapi anak itu sungguh tidak tahu diri!" ujar Bi Tuti pelan tapi penuh dengan penekanan.
"Masya Allah, enak sekali makanannya." Wati memuji makanan yang dibuat oleh bu Tarni, dia bahkan memejamkan matanya sambil menikmati makanan itu.
Bi Tuti yang melihat akan hal itu langsung mengepalkan kedua tangannya dengan sempurna, dia marah. Tapi bingung harus memarahi wanita itu seperti apa, kenapa ada kenyataannya dia memang tidak pernah mengurus Wati secara langsung.
'Anak durhaka! Lihat saja nanti, aku tak akan membantu kamu!' pekik Bi Tuti di dalam hati.
Wanita itu merasa tidak tahan dengan apa yang dikatakan oleh Wati, pada akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke dalam kamarnya. Dia merebahkan tubuhnya dalam keadaan marah, dia berpikir dengan apa yang harus dia lakukan saat ini.
"Apa pulang aja dulu ya? Bosen juga di sini, pulang juga paling setengah jam naik ojek."
Di saat sedang seperti ini dia baru teringat akan suaminya, sudah cukup lama dia tidak bertemu dan memadu kasih dengan suaminya itu. Karena memang bi Tuti lebih merasa puas jika harus memadu kasih dengan suami setannya.
Wanita itu selalu merasakan kepuasan yang luar biasa, tidak seperti memadu kasih dengan suami manusianya, hanya suaminya yang puas. Dia tidak, terdapat perbedaan yang menonjol di antara keduanya.
Jika bi Tuti memadu kasih dengan suami ghaibnya, dia akan puas sampai lemas. Tak ada tandingannya, walaupun memang apa yang dia lakukan bersama dengan suami gaibnya itu tidak gratis.
Baik kepuasan batin ataupun lahir, ada harga yang harus dia bayar. Ada tumbal yang harus dipersembahkan, karena di dunia ini memang tidak ada yang gratis. Baik berhubungan dengan manusia, ataupun dengan makhluk ghaib.
"Pulang ajalah, minta diantar saja sama pak Acep. Nanti gampang kasih upah," ujar Wati teringat akan tukang ojek yang tidak jauh dari rumah Bagas.
Di saat dia hendak masuk ke dalam kamar untuk mengambil dompet miliknya, bi Tuti kebetulan bertemu dengan Winda yang sedang mengambil air untuk dibawa ke dalam kamarnya. Bi Tuti langsung menggunakan kesempatan itu untuk berpamitan kepada ibunda dari majikannya tersebut.
"Nyonya, saya izin pulang. Boleh gak?"
"Loh! Kok ngedadak banget? Kenapa?"
Bi Tuti terdiam sejenak karena harus memberikan alasan yang tepat, dia tidak boleh memberikan alasan yang sebenarnya. Wanita itu tersenyum lalu berkata.
"Suami saya lagi gak enak badan, minta dijenguk katanya. Dua hari aja, Nyonya. Tolong kasih saya izin pulang," jawab Bi Tuti.
"Ya udah sana pergi, untuk pekerjaan rumah masih bisa saya urus. Oiya, kamu perlu uang tambahan untuk berobat gak?"
"Gak usah, sudah diizinkan pulang saja saya sangat berterima kasih."
"Ya, pergilah."
Bi Tuti dengan senang hati langsung pergi menuju rumahnya, saat dia tiba bi Tuti langsung disebut dengan begitu baik oleh suaminya.
"Ibu pulang kok nggak bilang-bilang? Kalau bilang pasti Bapak jemput," ujar Budi.
"Nggak apa-apa, Pak. Ibu kangen sama Bapak, makanya mau ngasih kejutan dengan pulang mendadak."
"Duh! Ibu manis banget, Bapak jadi gak sabar."
Budi yang merupakan pria normal tentunya langsung mengajak istrinya untuk masuk ke dalam kamar, bi Tuti siang juga merindukan suaminya tentu saja langsung menurut.
Ketika keduanya tiba di dalam kamar, Budi dan juga bi Tuti dengan tidak sabarnya langsung bergulat bibir. Tentunya dengan tangan mereka yang tidak diam untuk melepas setiap kain yang menempel di tubuh mereka.
Keduanya begitu bergelora, hingga akhirnya pergulatan panas pun terjadi. Keduanya memadu kasih dengan penuh gelora di atas ranjang itu.
Namun, tak lama kemudian bi Tuti merasa ada yang aneh dengan ukuran milik suaminya yang dirasa begitu besar dan membuat miliknya begitu sesak tapi nikmat.
"Pak," panggil Bi Tuti lirih ketika suaminya sedang mengayunkan pinggulnya di atas tubuhnya.
"Kenapa, Bu?" tanya Budi sambil menatap wajah istrinya dengan pinggulnya yang terus bergoyang.
Bi Tuti melihat wajah Budi yang seperti biasanya, tetapi sorot mata pria itu dirasa berbeda. Bi Tuti mengernyitkan dahinya.
"Mas Gundo? Kamu?"
Dia menyadari kalau tubuh pria yang ada di atasnya itu memang merupakan suaminya, tetapi ada yang mengendalikan suaminya itu.
"Ya, Sayang. Ini aku, ada orang yang sudah mau menghancurkan aku, tapi kamu terlihat sangat santai. Sepertinya kamu harus diberikan pelajaran, biar paham."
"Aduh!" pekik Bi Tuti ketika dia merasakan miliknya seperti ditusuk oleh benda tumpul yang besar dan juga panjang sekali.
Miliknya terasa sobek dan langsung membengkak, pria yang ada di atas tubuhnya malah tertawa. Bukan merasa tidak saat melihat wajah bi Tuti yang langsung pias.
"Enak kan, Sayang?" tanya pria itu sambil menghentakkan pinggulnya dengan kuat.
"Sa-- sakit!" teriak Bi Tuti dengan suara terbata. Karena menahan rasa sakit yang luar biasa, milik pria yang ada di atas tubuhnya itu terasa menusuk sampai ke jantungnya.
2.Winarsih,Wati,bi tuti,bu tarni,wanda,winda,
3.bi tuti dgn suami gaibnya
4.alasannya pingin menjadikan Wati nyonya Bagas
5.ceritanya seru,,dan bikin penasaran,horor..masih batas wajar,,penulisan dan gaya bahasanya terkesan santai dan ceritanya tdk memaksa ato terburu2...makasih othonya
2.winarsih,wati ,wanda ,winda bi tuti ,bu tarni
3.bi tuti yg mmbunuh
4.krn bi tuti ingin mnjodohkan wati dan bagas supaya wati hidup makmur jdi org kaya tdak susah lg
1.bagas
2 wati
3.bu tuti
Winarsih,Wanda,Winda,Wati,tuti
si tuti
1. Sebutkan nama pemeran pria!
2. Sebutkan nama pemeran wanita!
3. Siapa yang membunuh Winarsih?
4. Sebutkan motif dibalik pembunuhan Winarsih!
5. Bagaimana komen kalian dengan cerita yang Mak Othor buat?