Mawar Untuk Mawar ( Titipan) Mas Tentara

Mawar mengabaikan panggilan telepon dari Ikhsan, sudah tiga hari setelah kejadian itu Mawar tak pernah membalas panggilan nya.

"Bu Mawar, maaf itu dari tadi bunyi. " Ucap Ibu Lala.

"Maaf Bu. " Ucap Mawar yang langsung menonaktifkan ponsel nya.

Mawar kembali fokus menyelesaikan tugas nya tanpa lagi mendengar bunyi ponsel nya. Hingga jam tepat siswa siswi keluar, pekerjaan Mawar pun selesai.

"Bu Mawar duluan. " Ucap Ibu Lala.

"Iya Bu. " Ucap Mawar.

Mawar membereskan tumpukan berkas di atas meja nya lalu segera melangkah keluar untuk pulang.

Mata Mawar di kejutkan, pria yang baru beberapa minggu meninggalkan nya untuk bertugas di tempat yang baru sudah ada di depan matanya kembali. Ada rasa senang melepas kangen dan ada rasa bersalah.

Mawar berjalan mendekat ke arah nya, Ikhsan tersenyum saat melihat kekasih hatinya.

"Sayang, apa kabar? " Sapa Ikhsan.

"Alhamdulillah baik Mas. " Ucap Mawar menatap ke arah Ikhsan.

"Mas apa kabar? "

"Alhamdulillah baik. "

Mawar dan Ikhsan berjalan beriringan tanpa ada kata sepatah pun dari kedua nya, hingga sampai di depan rumah Mawar.

Ikhsan menatap ke arah meja depan teras rumah hanya ada Mawar yang sudah kering yang berada di toples kaca.

"Kamu benar - benar membuat bunganya kering. "

"Maaf."

"Mas sengaja datang jauh - jauh, hanya ingin meminta penjelasan. Malam ini juga Mas harus kembali, Mas sengaja memakai penerbangan pertama hanya demi menemui kamu. Mas merogoh uang yang lumayan besar tabungan buat menikah kita berkurang lagi tapi Mas akan giat nabung lagi. "

"Mas, hentikan pengorbanan Mas. Kita akhiri saja hubungan kita. "

"Apa karena kamu di jodoh kan? "

"Saya akan menikah dengan pria pilihan keluarga saya, jadi tolong tinggal kan saya."

"Kamu anggap saya hanya mengobral janji? Apa kamu tidak melihat, saya rela datang jauh - jauh untuk mempertahankan sebuah hubungan. "

"Mas, tolong tinggal kan saya. Cari wanita yang setia dan pantas, saya bukan wanita yang setia, saya sudah menyakiti hati Mas."

"Kesalahan apapun itu, Mas akan maaf kan kamu. Tapi jangan putuskan hubungan ini,Mas akan terima kamu apa adanya. "

Mawar memejamkan matanya dengan mengepalkan kedua tangan nya.

"Mas, saya ini bukan lah bidadari surga nya untuk Mas. Saya ini kotor Mas, saya nggak pantas sama Mas. "

"Sektor apapun kamu, Mas akan basuh Sayang. "

"Mas...!!! Kamu ini bodoh atau apa sih, wanita itu bukan saya saja. Masih banyak wanita lain yang lebih pantas dan setia buat kamu. Saya sudah tidak mau lagi sama Kamu Mas, sekarang Mas pulang lah dan jangan temui saya lagi. "

"Baik, Mas akan pulang. Tapi kalau boleh tahu, apa sebab nya hingga kamu ingin mengakhiri hubungan kita, kenapa tidak kamu pertahankan. "

"Tubuh ini sudah bukan untuk kamu Mas."

"Maksud kamu? "

"Saya sadar bersama nya malam itu, sadar dan hampir melakukan nya. Kami sama - sama melihat bagian tertutup nya."

Ikhsan pun merasakan sakit di dadanya dengan kedua kaki yang begitu sangat lemas setelah mendengar apa yang di katakan Mawar.

"Kamu pasti bohong, kamu bercanda. Mas tahu kamu tidak seperti itu. "

"Saya tidak bercanda, dan lihat ini. " Mawar membuka sedikit bagian dada nya untuk memperlihatkan pada Ikhsan.

Hati Ikhsan sangat teriris saat melihat beberapa tanda yang sedikit pudar, hingga Ikhsan dengan segera memalingkan wajah nya.

"Mas puas kan untuk penjelasan nya."

"Pria seperti apa dia, hingga membuat kamu mudah berpaling dari Mas. "

"Dia mungkin sangat berbeda jauh, tapi dia sama - sama seperti Mas seorang Tentara. Dia bertanggung jawab untuk menikahi saya, kami akan segera menikah."

"Mas maaf kan kamu, Mas terima kamu. Kalian kan hanya baru hampir saja."

Mawar menoleh menatap ke arah Ikhsan dan kembali menatap lurus.

"Saya baru melihat ada pria bodoh yang tetap mempertahankan wanita nya, padahal wanita nya sudah mengkhianati. "

"Mas maaf kan kamu, yang penting kamu jangan tinggal kan Mas. "

"Maaf Mas, saya nggak pantas. Saya tidak pantas untuk seorang pria seperti kamu, jadi tolong lupakan saya cari wanita yang benar - benar pantas dan setia sama Mas. " Ucap Mawar.

"Sekarang pulang lah. " Ucap Mawar kembali.

Ikhsan hanya diam dan bangun dari duduk nya, Pria yang berdiri di depan Mawar terus menatap ke arah wanita nya.

"Sampai kapan pun, Mas akan tetap mencintai kamu. Tidak ada wanita lain yang bisa menggantikan kamu di hati Mas. Kamu harus tahu Mawar, mungkin di mata kamu, dimana orang lain saya itu bodoh untuk tetap mempertahankan wanita seperti kamu. Bagi Mas kesalahan fatal masih bisa di perbaiki walau terlihat bekas nya, tapi bagi Mas pria yang sedang berdiri di depan kamu itu akan selalu melindungi dan menutupi aib sebesar apapun. Biar jadi kisah pahit masa lalu, walau mendengar nya sakit. Tapi Mas Ikhlas menerima kenyataan itu."

"Mas terlalu baik, jadi tolong jangan pertahankan saya."

"Baiklah Mas pamit, tapi kamu harus ingat dan tahu. Mas tidak akan pernah menikah dengan wanita lain selain kamu."

*****

Ikhsan duduk di tepi pantai dimana dirinya pernah berkunjung dengan Mawar. Hanya ada rasa sakit di hati , wanita yang sangat dirinya sayangi meninggalkan nya.

"Mungkin cinta saya sama kamu terlalu besar, hingga kesalahan kamu yang besar saya terima.Kamu pasti menganggap saya ini pengobral janji, saya bukan seperti itu."

"Saya datang jauh - jauh berharap hubungan kita membaik dan kamu tetap jadi milik saya, tapi apa kamu tetap pergi. Saya terima kamu apa adanya, walau ada kekecewaan tapi saya maafkan kamu, saya mencintai kamu Mawar."

*****

"Mawar, lusa keluarga Mas akan datang. Setalah acara lamaran kita langsung pengajuan nikah." Ucap Akbar.

"Iya Mas, nanti saya siapkan." Ucap Mawar dengan wajah sedih.

"Mata kamu bengkak, kamu menangis? " Tanya Akbar.

"Nggak Mas, hanya kurang tidur." Jawab Mawar bohong.

"Jangan bohong, kamu pasti habis menangis."

"Nggak Mas. "

"Jujur sama Mas, ada apa? "

Mawar menarik nafasnya panjang dengan menahan agar tidak kembali menangis.

"Mas mencintai saya kan? "

"Iya Mas mencintai kamu, Mas sudah bilang sejak pertama bertemu juga Mas sudah jatuh hati sama kamu."

"Mas nggak akan tinggal kan saya kan? "

"Kamu bicara apa sih, ya nggak lah. Kamu tahu kan, Mas saya bertanggung jawab atas apa yang di lakukan kemarin. Mas ini bukan untuk main - main dalam suatu hubungan, Mas berniat mencari pendamping hidup untuk di ajak beribadah bersama, sudah senang bersama.Mas memang sedang mencari seorang istri, apalagi umur Mas sudah bukan remaja lagi."

Mawar tersenyum ke arah Akbar, dan Akbar pun menarik tubuh Mawar kedalam pelukan nya.

"Mas mencintai kamu, Mas tidak ingin kamu lepas. Kenapa Mas terus berusaha agar mendapatkan kamu."

.

.

.

.

.

.