NovelToon NovelToon
Misteri Di Desa Tertinggal (1st & 2nd G)

Misteri Di Desa Tertinggal (1st & 2nd G)

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Petualangan / Tamat / Sudah Terbit / Eksplorasi-misteri dan gaib / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:28.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: kiya cahya

Key, gadis kota yang terpaksa pindah ke kampung halaman yang sudah lama ditinggalkan ayahnya. Hal itu disebabkan karena kebangkrutan, yang sedang menimpa bisnis keluarga.

Misteri demi misteri mulai bermunculan di sana. Termasuk kemampuannya yang mulai terasah ketika bertemu makhluk tak kasat mata. Bahkan rasa penasaran selalu membuatnya ingin membantu mereka. Terutama misteri tentang wanita berkebaya putih, yang ternyata berhubungan dengan masa lalu ayahnya.

Akankah dia bisa bertahan di desa tertinggal, yang jauh dari kehidupan dia sebelumnya? Dan apakah dia sanggup memecahkan misterinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kiya cahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misteri Mbak Yuni 1

Aku, Nisa, Bella, dan Mbak Yuni memutar ke belakang bangunan perpustakaan. Berharap bisa menemukan jalan masuk lain. Tetapi nihil, tidak ada yang bisa kami temukan di sini.

Kamipun mencoba menemui Pak Peno, mungkin ada informasi lain darinya. Dari pos tempatnya, tak ku temui siapapun. Namun saat melintas dekat aula, aku seperti mendengar ada suara Pak Peno di sana. Dan kamipun mulai mendekatinya.

"Pak, apa yang bapak lakukan di sini?" tanyaku, terlihat dia sedang berdiri di depan aula yang sudah dilingkari garis polisi.

"Gak papa, Neng. Saya hanya merasa gagal saja. Saya sudah berusaha, tapi semua sudah terjadi."

"Maksudnya apa, pak?" tanya Nisa.

"Sepuluh tahun yang lalu, tepat di tanggal dan bulan yang sama dengan hari ini. Ah,.. Sudahlah. Tidak perlu dibahas lagi," jelasnya sambil berlalu pergi meninggalkan kami.

Aku dan Nisa hanya saling memandang, sedangkan Mbak Yuni sudah pergi entah kemana. Bella mencoba masuk ke dalam aula, untuk mencari petunjuk di sana.

" Eh, Nis. Aku jadi inget, kemarin pas mo pulang aku liat Bu Marni di sekitar sini. Cuma pas ku cari lagi, dia sudah gak ada," ucapku sambil mengingat.

"Iya kah, Key. Tapi kita tidak boleh menuduh orang sembarangan. Kita harus cari bukti yang jelas dulu."

"Ayo, sekarang kita cari buktinya. Kita harus bisa membuka pintu perpustakaan itu dulu," jawabku sambil berjalan ke perpustakaan lagi.

"Coba kita tanya ke Pak Peno lagi."

Kami berdua mencari Pak Peno lagi, untuk meminta kunci perpustakaan. Dengan alasan aku yang merasa bosan menunggu jemputan pulang. Dan mungkin kami bisa menemukan petunjuk baru dari sana.

"Pak Peno, maaf kami mengganggu lagi," ucap kami bersamaan.

"Ada perlu apa, neng?"

"Boleh kami menunggu di perpustakaan sampai orangtuaku menjemput kami?"

"Oo, klo kunci perpustakaan di bawa bu Marni," kata pak Peno yang membuat kami terkejut, dan semakin yakin ada jawabannya di sana.

"Trimakasih, Pak!" jawab kami bersamaan.

"Oiya, Pak. Maksud bapak dengan sepuluh tahun yang lalu, itu ada kejadian apa ya? Klo boleh kami tau," tanyaku memberanikan diri karena penasaran.

"Entah ada hubunganya atau tidak, sepuluh tahun yang lalu juga ada anak yang bunuh diri di aula itu."

Aku dan Nisa terkejut bersamaan, sampai tak sadar kalau mulut kami terbuka lebar. Kamipun mencoba bertanya kembali, apakah ada informasi lain yang diketahui Pak Peno.

"Lalu, maksud bapak sudah mencegahnya gimana?"

"Beberapa hari yang lalu, saya sempat bertemu Yuni. Dia selalu ke perpustakaan setelah pulang sekolah, belum mau pulang kalau perpustakaan belum ditutup. Kelihatannya ada beban yang disembunyikannya."

"Apa bapak sempat bertanya?" jawabku mulai penasaran.

"Pernah, Neng. Tapi dia tidak mau cerita."

"Trimakasih informasinya, Pak."

Kamipun berlalu pergi untuk segera mencari Bu Marni. Mungkin ada informasi lain yang bisa kami dapatkan dari sana.

Para polisi dan siswa sudah jarang terlihat. Mungkin mereka sudah pulang, dan masih trauma dengan kejadian barusan. Tetapi ketika sampai di depan ruang guru, tidak terlihat siapapun di sana. Sepertinya hanya aku dan Nisa yang masih ada di sini.

"Nis, kok gak ada guru sama sekali ya?"

"Iya, Key. Apa mungkin mereka masih di kantor polisi untuk dimintai keterangan," jawab Nisa sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di dagu mirip detektif yang lagi mikir pemecahan kasus.

1
Ronati Pertiwi
wah makin seru
Ronati Pertiwi
lanjut thor seru
Ronati Pertiwi
m
Ronati Pertiwi
lanjut thor
Ronati Pertiwi
seram
Ronati Pertiwi
lanjut .
Ronati Pertiwi
lanjut sedih ya
Ronati Pertiwi
lanjut seru
Ronati Pertiwi
lanjut
gedang Sewu
lanjuuutttt
Ulfayanty Syamsu Rajalia
si ais terlalu banyak bertanya
Ulfayanty Syamsu Rajalia
sdh ceroboh nekat lgi
Ulfayanty Syamsu Rajalia
si ais in gk bisa baca ayat ya
Ulfayanty Syamsu Rajalia
si ais jg terlalu gimana gtu ya
gedang Sewu
oo bgtu to ceritanya bahu lawean aku baru tau,terima kasih ya thor sdh di jelaskan lewat cerita ini...👍👍💖💖💖💖💖
Ronati Pertiwi
seru lanjut
Ronati Pertiwi
lanjut seru
Ronati Pertiwi
lanjut
gedang Sewu
ceritanya bagus aku suka seruu...👍👍💖💖💖💖💖
gedang Sewu
kok jd gitu si arip malah ikutan aliran hitam,yah bgtu lah vinta di tolah malah pergi ke dukun yg bertindak..😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!