Pengorbanan seorang istri demi kebahagiaan sang suami, mengharuskan Hanum berbagi bukan cuma raga tapi juga hati. "Saya terima nikah dan kawinnya Amalia binti Ahmad dengan seperangkat alat sholat di bayar tunai."
"Sah.... sah"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 🕊R⃟🥀Suzy.ೃ࿐, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resah
Hanum duduk bersandar di atas sofa, dengan tangan yang tampak mengurut-urut kaki yang nampak pegal, ya Hanum merasakan pegal di kedua kaki nya saat sang ibu mertua memaksa untuk ikut menemani beliau berbelanja.
Kedatangan ibu mertuanya tadi pagi bukan semata-mata untuk meminta maaf, tapi juga untuk menghibur Hanum dengan cara mengajaknya berbelanja. Ibu mertua nya berfikir kalau Hanum terlalu lama di dalam rumah maka sakit hatinya akan semakin terasa, walaupun dengan berbelanja tak dapat mengurangi rasa sakit, tapi bu Suryo berharap bisa sedikit membuat Hanum tersenyum.
"Hanum, mau kan ikut Mama pergi?" ajak bu Suryo tiba-tiba.
"Lho mau kemana, Ma?"
"Temenin Mama belanja ya Num, Mama sudah lama tidak belanja Papa mu mana mau kalo Mama ajak belanja." gerutu bu Suryo.
"Iya, Ma nanti habis sarapan kita pergi ya Ma, tapi nanti Hanum ijin sama mas Ilham dulu, takut nya nanti pas mas ilham pulang Hanum tidak dirumah, malah bikin mas ilham khawatir." ucap hanum.
"Gak usah ijin sama ilham Num, nanti Mama saja yang bilang sama ilham."
"Ya sudah kalau begitu Ma, Hanum ikut Mama saja."
Setelah selesai sarapan bu Suryo dan Hanum pergi berbelanja bersama, berharap dengan hiburan yang tidak seberapa ini, Hanum sedikit melupakan luka hatinya itu yang diharapkan bu Suryo.
Dan sekarang di sinilah Hanum memandang banyak nya belanjaan yang dibelikan mertuanya, Hanum hanya bisa menggelengkan kepala melihat bagaimana sang ibu memborong semua yang di sukai nya.
Tak terasa sedikit senyum tersungging, mengingat betapa heboh nya sang ibu mertua yang rela rebutan dengan pembeli lain hanya untuk barang yang di suka Hanum.
Deru suara mobil yang masuk kedalam garasi rumah memutus lamunan Hanum, dan mulai bersiap untuk membuka pintu karena ia tahu mobil siapa itu.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam," ucap Hanum sembari membuka pintu. Masih dengan senyum yang sama Hanum menyambut kedatangan sang suami tak ada air mata atau wajah terluka, hanya senyum yang menghiasi wajah cantiknya.
Hanum meraih tas yang dibawa sang suami dan mencium takzim tangan yang dulu selalu memberi kenyamanan, kewajiban sederhana yang sudah Hanum lakukan selama lima tahun bersama.
Ilham tersenyum melihat wanita nya menyambut seperti biasa, sampai ia dikejutkan dengan semua belanjaan yang masih tertata rapi di meja ruang tamu.
"Kamu dari mana sayang," tanya Ilham heran.
"Lho mama bukan nya sudah bilang Mas, kalau tadi Hanum di ajak mama belanja."
"Mama tadi kesini, Mas malah gak tau kalau kamu pergi sama mama, kalau tau kamu mau belanja Mas kan bisa ngasih uang lebih sama kamu." sesal Ilham.
"Gak papa mas, itu juga mama yang beliin padahal Hanum tidak begitu membutuhkan tapi kata mama biarlah sekali-kali ini," senyum Hanum.
"Mas sudah makan belum?"
"Belum sayang, mas kangen sama masakan kamu."
"Ya sudah Mas mandi dulu saja, nanti Hanum siapkan makanan nya sekalian hanum siapkan baju ganti nya."
Hanum berjalan ke arah kamar dengan ilham yang mengekor di belakang nya. Hanum meletakkan tas kerja dan sekalian menyiapkan baju ganti sang suami, sementara Ilham hanya bisa memandang sebelum benar-benar masuk kedalam kamar mandi untuk menyegarkan badan.
Harum masakan Hanum tercium saat Ilham baru saja selesai berpakaian, dengan kaos oblong dan juga celana pendek yang tadi di siapkan Hanum, Ilham berjalan mendekati sang istri yang menyiapkan makanan di atas meja makan.
Pelukan pelan dari belakang sontak membuat Hanum terjengkit kaget, Ilham memeluk erat Hanum seolah-olah Hanum seperti akan pergi dari nya, memasukan kepala nya di antara celah leher Hanum, menghirup wangi shampo bidadari cantiknya, Ilham berkata "Terima kasih, masih mau bertahan dan maafkan aku."
Hanum tertegun, sambil menghembuskan nafas pelan Hanum berkata, "Semuanya baik-baik saja Mas, gak papa Hanum ikhlas."
"Mas janji akan adil nanti nya sayang, kamu tetap menjadi satu-satunya di hati Mas, Mas melakukan ini semata-mata karena ingin merasakan bagaimana rasa nya di panggil ayah, tolong jangan marah," pinta Ilham.
"Iya Mas, Hanum paham seharusnya Hanum yang meminta maaf karena selama lima tahun kita menikah, Hanum belum bisa menjadi istri yang baik untukmu, belum bisa memberikan apa yang Mas Ilham inginkan."
Ilham menggelengkan kepala meminta Hanum untuk tidak berbicara seperti itu, Ilham merasa dialah yang paling jahat, saat dokter berkata semua nya sehat dan baik-baik saja, dan hanya perlu bersabar tapi nyata nya Ilham tidak sesabar itu, saat dia melihat banyak teman-teman nya selalu bercanda dengan buah hatinya, ada perasaan iri yang tumbuh dalam hatinya sehingga dia memutuskan untuk menikah lagi, hanya untuk sebuah panggilan yang bernama ayah, dengan mengabaikan sakit hati wanita yang lima tahun bersama dengannya.
"Ya sudah yuk Mas makan, kamu pasti laparkan," ucap Hanum memutus lamunan Ilham.
"Ya, mari kita makan sayang karena malam ini Mas akan menginap disini nemenin kamu," ucap Ilham sumringah.
Tapi tidak dengan Hanum yang tiba-tiba terlihat sendu, "Apa yang harus ku lakukan malam ini?" tanya hanum dalam hati.
***
itu anak siapa?