Spinoff The Lost Emir
Nandara Blair, pembalap MotoGP dari tim Ducati, tanpa sengaja menabrak seorang gadis saat menghindari seekor kuda yang lari. Akibatnya, Wening Harmanto, putri duta besar Indonesia untuk Saudi Arabia yang sedang berlibur di Dubai, mengalami kebutaan. Nandara yang merasa bersalah, bersedia bertanggung jawab bahkan ikhlas menjadi mata bagi Wening. Bagaimana kisah antara Emir Blair dan seorang seniman tembikar yang harus kehilangan penglihatannya?
Generasi Ketujuh Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resepsi
"Resepsi?"
Nandara menatap Radhi dan para Oomnya yang Emir Timur Tengah saat dirinya diminta masuk ke ruang kerja Rauf Khalid.
"Iya." Radhi menatap putranya. "Super mewah."
Nandara terbelalak. "Dad, Wening tidak butuh itu."
"Memang tidak tapi kalian butuh. Sekali-kali kita butuh validasi." Radhi tersenyum. "Wening hanya ijab saja kan? Belum resepsi kan? Sementara si kakaknya diadakan pesta besar-besaran! Sampai presiden pun datang. Kita tidak butuh presiden sana karena bukan presiden negara kita."
"Sombong amat!" ejek Ken Al Jordan meniru Mandra.
Sontak generasi enam terbahak mendengar ucapan dokter bedah itu.
"Lho, sombong dong! Aku warga negara Dubai dan Monaco!" jawab Radhi yang semua keluarganya tahu kalau dia punya aset di Monaco dengan nilai fantastis dari hasil balapannya bahkan Ferrari memberikan villa untuknya di Monaco.
"Iya deh ...."
Nandara menggelengkan kepalanya. Padahal semua keluarga Klan Pratomo punya investasi di negara-negara dengan kota-kota silent luxury untuk mengamankan semua kekayaannya. Monaco dan Swiss adalah diantaranya. Kekayaan yang sudah disimpan sejak jaman Adrian, Adriana, Aryanto dan Adinda Pratomo itu diputar nilai investasi dengan gurita bisnis hingga bisa beli sepuluh negara.
"Daddy mau acaranya bagaimana, aku nurut saja." Nandara tertegun. "Daddy undang juga besan Daddy?"
"Tentu tidak! Ngunduh mantu kan suka-suka Daddy. Toh mereka juga tidak memperhatikan Wening. Tapi Daddy mau pamer di semua tv dan sosial media!"
***
Kamar Nandara dan Wening
"Resepsi?" tanya Wening saat mereka berada di dalam kamar tidur.
"Iya. Daddy emosi dan mau mengadakan resepsi besar-besaran."
"Kapan?" Wening pun tiduran sambil memakai penutup mata agar matanya tetap istirahat dari cahaya meskipun Nandara suka ruangan yang remang-remang.
"Entah. Tahu sendiri kalau Emir Blair sudah bertitah, sim salabim," senyum Nandara. "Berapa lama kamu harus pakai penutup mata macam mau tes uji nyali pegang sesuatu seperti di game?"
Wening menoleh ke arah suaminya. "Kata dokter Aqil seminggu sampai dua Minggu. Butuh waktu kan untuk adaptasi."
Nandara mencium ujung hidung Wening. "Insyaallah tidak ada komplikasi ya?"
"Aamiin. Insyaallah."
Nandara merengkuh tubuh Wening dan memeluknya. "Aku senang kamu bisa melihat lagi."
"Aku juga."
Nandara dan Wening pun tidur sambil berpelukan.
***
Sehari usai balapan di Qatar, rombongan Blair kembali ke Dubai dan Radhi bersama Charlotte langsung bergerak cepat untuk mengadakan resepsi Nandara dan Wening. Nefa yang berada di New York langsung membuat undangan via email dan grup chat ke para anggota keluarganya di seluruh dunia. Pengacara itu bersyukur karena semua anggotanya bersedia datang.
Yasmin juga membuatkan dua gaun pengantin untuk Wening resepsi dan iparnya itu meminta yang sederhana saja karena dadakan. Wening merasa bahwa semua orang tampak heboh hingga dirinya merasa tidak enak karena tidak boleh membantu.
"Kenapa sih semua orang menolak kalau aku pas membantu," gerutu Wening sambil membuat kerajinan tembikar di taman belakang istana Al Azzam Blair.
Habibah tersenyum. "Princess Wening, mereka semua tidak mau anda repot."
"Tapi kan aku ingin membantu ...." Wening membuat sebuah cangkir dengan metode ala Jepang.
"Princess Wening, kan anda mau menikah jadi sudah. Duduk manis dan bersantai saja." Habibah merasa gemas dengan princessnya yang ternyata tidak bisa diam saja.
"Gemas aku tuh! Tidak biasa dimanjakan terus sekarang dimanja ... agak gimana gitu Habibah ...."
Habibah tertawa geli dengan Wening yang cemberut.
"Enak lho dimanja apalagi Emir Nanda juga sepertinya sangat sayang pada anda, princess."
Wening hanya menghela nafas panjang. "Ya sudahlah ...."
***
Radhi benar gila-gilaan meminta Wedding Organizer di Dubai yang biasa mengurus pernikahan para keluarga Emir sesuatu yang super mewah dan indah. Dalam dua Minggu pun akhirnya dekor di sebuah ballroom terbesar di Dubai disulap menjadi tempat resepsi yang indah ditambah dengan dua gaun pengantin yang dibuat ngebut oleh Yasmin.
Hingga waktunya pun tiba namun Nandara dan Wening harus datang ke kantor catatan sipil serta departemen luar negeri untuk mengubah kewarganegaraan Wening dari warga negara Indonesia menjadi warga negara Dubai. Acara itu pun dihadiri atase Kedubes UAE.
Perubahan itu pun membuat Wening dibawah perlindungan Emir Blair dan tidak memiliki hak lagi di Indonesia. Wening tidak perduli karena toh dia sudah dibilang tidak mendapatkan apapun dari keluarganya.
Uniknya usai dari kantor catatan sipil, keduanya sudah memakai tuxedo dan gaun pengantin yang uniknya mereka berdua memakai kacamata hitam sebagai aksen. Tapi semua anggota keluarga tahu, mata Wening masih dalam proses penyembuhan jadi tidak bisa terkena sinar matahari langsung sementara Nandara memakai sunglasses karena ikutan istrinya. Endingnya nyeleneh tapi malah membuat orang tersenyum.
***
Ballroom Tempat Resepsi
Wening melongo saat melihat bagaimana kedua mertuanya benar-benar jor-joran dalam penyelenggaraan resepsi. Nandara yang tahu Wening sedikit insecure, hanya tersenyum sambil menggandeng tangan istrinya.
"Nanda, apa ini tidak terlalu mewah?" bisik Wening yang sudah berganti pakaian dengan gaun pengantin lebih mewah dari sebelumnya. Yasmin benar-benar memanjakan Wening apalagi ukurannya sama dengan Aghnia jadi ibu Kairan itu tidak kesulitan.
"Hei, aku Emir Dubai ... Biasa saja!" jawab Nandara cuek membuat Wening mendelik.
"Gaun aku harganya berapa?" tanya Wening.
"Tinggal pakai saja kok masih ribut dengan harganya. cantik kok!" senyum Nandara.
Wening merasa pusing hingga harus bergelayut di lengan suaminya.
"Ning, jangan pingsan. Kamu belum bertemu dengan para pangeran dan putri dari Belgia, Belanda, Inggris, Yakuza, Mafioso dan Triad."
Wening semakin mendelik. "Nanda!"
***
Jakarta Indonesia
Harmanto bersama Azizah dan putri mereka Mischa dan suaminya Gibran, melongo saat melihat resepsi pernikahan Nandara dan Wening. Mereka benar-benar tidak diundang oleh Radhi Blair. Mischa yang awalnya senang karena orang tuanya akhirnya membawa dirinya ke publik, merasa iri melihat kemewahan yang diterima adiknya.
"Mereka benar-benar tidak mengundang kita, mas," ucap Azizah. "Padahal kita orang tua Wening!"
"Biasa saja itu pestanya! Masih mewah pesta kita, Pa," ucap Mischa meskipun tidak yakin karena interior dan dekornya sangat fantastis.
"Paling tamunya cuma Emir sekitar ..."
"Tamu undangan yang hadir di acara resepsi juara enam kali MotoGP, ada Raja Arsyanendra dari Belgia bersama istrinya, Ratu Violet, yang putri kerajaan Belanda. Ada Calon Ratu Belanda, Princess Mahira van Bummel dan suaminya Pangeran Aspen Al Jordan yang masih anggota keluarga Emir Al Jordan Dubai. Pangeran Richard Carrington dari Inggris dan istrinya, princess Alisha Léopold yang juga adik Raja Arsyanendra. Oh, saya juga melihat Raja Louis dari Inggris juga datang ... Ada juga pengusaha asal Indonesia, Aizen Akihiro, Kaivan Reeves dan Sagara Hadiyanto."
Keluarga Harmanto melongo.
***
Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa gaeeesss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
wes bener Nanda, cut off urusan dengan Keluarga toxic itu