Alze adalah seorang seorang suami yang berprofesi sebagai pemanen sawit, ia bekerja demi kebutuhan sang istri, karena istrinya bergaya elit, karena istrinya adalah wanita sosialita, jadi uang yang ia cari habis untuk kebutuhan gaya elit sang istri.
Tapi balasan apa yang ia dapat? Istrinya malah selingkuh dan mendapatkan pria lain yang lebih kaya dengan terang-terangan meminta cerai di depan Alze yang baru saja pulang bekerja.
Alze frustasi, dan ia pun duduk termenung di depan rumahnya, siapa sangka tengah malam, ada cahaya menghampiri dan ia pun mendapatkan sistem.
Sistem itu menawarkan misi dan hadiahnya ada di pikiran Alze, apa yang di hayalkan Alze dan mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
...❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️...
...Happy Reading...
...⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹...
"Karena dia mengalami gangguan jiwa karena sudah membunuh orang, jadi kalian harus segera pindah dari rumah itu, karena jika kalian kembali ke rumah itu maka traumanya semakin mendalam," kata Alze menjelaskan dengan nada yang lembut namun tegas. "Kalau bisa pergi yang jauuuuh sekali atau keluar kota. Jika kalian ingin dia sembuh dengan cepat, kalian jangan letakkan dia di rumah sakit jiwa, dan kalian melakukan terapi di rumah, hindari darah, senjata tajam, dan lain-lain yang bisa melukai seseorang," tambahnya.
"Memang ini sangat berat, tapi kalian harus tiga kali seminggu ke psikolog," kata Alze, menekankan pentingnya kerja sama dalam proses penyembuhan. "Saya harap ini harus kerja sama antara kalian dan psikolog untuk membantu dia sembuh," tambahnya.
Adiknya itu memandang Alze dengan mata yang penuh kekhawatiran. "Masalahnya, pihak berwajib menetapkan kakak saya sebagai tersangka pembunuh, atas laporan dari keluarga pelaku dan mereka memiliki bukti jika kakak saya yang membunuhnya, seperti pisau, darah dan sidik jari. Sementara pelaku yang melecehkan kakak saya, tidak ada bukti, makanya itu ada kesempatan keluarga pelaku menuntut kakak saya. Mereka benar-benar kejam, padahal mereka yang bersalah, tapi mereka sangat pintar memutar balikkan fakta, aku tidak akan memaafkan keluarga pelaku itu jika sampai kakak ku masuk penjara," katanya dengan suara yang terguncang.
"Tapi Jika dia sudah sembuh pun, dia akan di penjara,karena kelurga peaku tidak akan membiarkan kami hidup tenang, mereka pasti punya 1000 cara agar kami bersalah," tambah adiknya itu, merasa seperti sedang berada di persimpangan jalan.
Alze berpikir sejenak, mencoba untuk memahami kompleksitas situasi yang dihadapi oleh kakak dan adik itu. "Kakaknya korban pelecehan dan membunuh pelaku, karena pelaku mati, makanya kakaknya jadi tersangka," kata Alze dalam hati, merasa seperti sedang memahami latar belakang kasus itu. "Ini memang sedikit rumit," tambahnya, memikirkan tentang bagaimana cara untuk membantu mereka.
Alze memutuskan untuk memikirkan solusi yang tepat untuk membantu kakak dan adik itu.
"Begini saja, kesembuhan kakak kamu yang terpenting," kata Alze dengan nada yang meyakinkan. "Nah, masalah kantor polisi, aku bisa bantu, tapi yang terpenting kamu bawa pergi kakak kamu segera pergi agar tidak di cari oleh pihak polisi," tambahnya.
Adiknya memandang Alze dengan mata yang penuh harapan. "Benarkah? Anda bisa bantu?" tanya adiknya, suaranya penuh dengan kekhawatiran dan harapan.
Alze mengangguk dengan yakin. "Ya, laporan tentang kakak kamu yang status korban menjadi pelaku, saya bisa menghilangkan laporannya beserta datanya," kata Alze. "Tapi syaratnya kamu jangan kembali ke kota ini lagi. Tanpa ada laporan dan datanya, maka pihak berwajib tidak akan bisa mengangkat kasus itu," tambahnya dengan penjelasan yang detail.
Adiknya terdiam sejenak, mempertimbangkan tawaran Alze. "Apa yang harus kami lakukan?" tanya adiknya akhirnya, merasa seperti sedang memiliki kesempatan untuk membantu kakaknya.
Alze tersenyum. "Cukup bawa kakak kamu pergi dari sini, dan jangan kembali lagi. Saya akan mengurus sisanya," kata Alze dengan yakin. Adiknya mengangguk, merasa seperti sedang memiliki harapan baru untuk kakaknya.
"Terima kasih banyak, terima kasih banyak orang baik," kata adiknya itu dengan suara yang penuh rasa syukur. "Saya pasti akan mengingat nama Anda selalu," tambahnya, merasa seperti sedang berterima kasih kepada Alze. "Kalau boleh tau, berapa bayarannya?" tanya adiknya itu, berharap bisa membalas kebaikan Alze.
"Tidak perlu bayar," kata Alze dengan senyum yang hangat. "Bawa sekarang kakakmu pergi, itu yang terpenting," tambahnya, menekankan pentingnya keselamatan kakaknya.
"Siapa nama Anda, Pak?" tanya adiknya itu, ingin tahu lebih banyak tentang orang yang telah membantu mereka.
"Alze," jawab Alze singkat.
"Baik, Pak Alze," kata adiknya itu. "Terima kasih sekali lagi. Kalau begitu, saya permisi dulu," kata adiknya itu, merasa seperti sedang memiliki beban yang lebih ringan sekarang. Dengan cepat, adiknya itu pergi untuk membawa kakaknya pergi dari tempat itu, meninggalkan Alze yang masih berdiri di sana.
Alze memandang mereka pergi dengan senyum yang lembut. "Semoga mereka bisa hidup bahagia," kata Alze dalam hati, merasa seperti sedang memiliki harapan baik untuk mereka.
...❤🩹⛈️❤🩹☘️❤🩹⛈️❤🩹☘️❤🩹⛈️☘️❤🩹⛈️❤🩹...