Istri Kecil Presdir
Takdir. itu kata yang tersemat di benak wanita yang sekarang sedang duduk di kursi taman seraya mengelus perut rata yang terisi sosok bernyawa.
ini adalah sebuah takdir yang memang semestinya terjadi. Takdir kejam yang memang kerap kali menghampiri nya. Ia ingin menangis, namun air mata nya serasa sudah mengering karena menangis terus menerus. Ia bingung harus berbuat apa setelah ini.
lagi lagi helaan nafas terdengar dari mulut gadis-- ralat ia sudah bukan gadis lagi sekarang, semenjak kesucian yang ia jaga mati-matian harus hilang karena Pria brengsek yang ia temui satu bulan yang lalu.
" Bunda Alula bingung. " Lirih Alula.
Setelah lama menenangkan diri di taman tersebut, wanita tersebut bangkit dari duduk nya dan mulai berjalan menelusuri trotoar menuju rumah nya yang hanya berjarak beberapa meter dari taman.
Alula Putri Prayoga, Gadis manis yang memiliki wajah yang cantik dan putih, memiliki sifat periang dan ramah pada sekitar nya. Tak jarang banyak yang terpesona akan kecantikan alami yang di miliki oleh Alula Sehingga banyak para pria mencoba mendekatinya, namun Alula selalu mencoba menjauh Karena ia selalu tidak nyaman dengan seorang pria yang di sebabkan oleh ayah nya sendiri.
...****...
Sesampainya di depan gerbang rumah nya, Alula berhenti dan menatap bangunan kokoh berlantai tiga tersebut dengan pandangan yang sulit diartikan. Rumah ini tidak pantas ia sebut rumah karena di dalam bangunan tersebut ia kerap kali mendapatkan siksaan fisik dan batin oleh ibu tiri dan kedua saudara tirinya. Ayah nya? Selalu menjadi penonton dari aksi penyiksaan yang ia derita. Miris bukan?.
Alula mencoba melangkahkan kaki nya dengan perlahan masuk ke dalam rumah. Namun saat ia membuka pintu rumah, ia sudah mendapatkan tamparan yang begitu keras dari ibu tirinya.
Plakk.
Panas itu yang ia rasakan di pipi kirinya. Alula mendongak menatap wajah ibu tirinya yang menatap dirinya dengan wajah memerah marah.
" Anak sialan! Apalagi yang kamu lakukan Lula?! kamu membuat malu keluarga sialan!!. " Teriak Vita-- Ibu tiri Alula tepat didepan wajah Alula.
Alula memejamkan mata nya mendengar teriakan tersebut, ini sudah biasa ia dapatkan, namun kali ini sepertinya ibu tiri nya marah karena kesalahannya yang fatal. Salah apalagi kali ini dirinya?!.
" Lula ngelakuin apa lagi ma. " sahut Lula dengan suara bergetar, ia menunduk takut melihat wajah Vita.
" KAMU TANYA SALAH KAMU APA?! KAMU MEMANG ANAK SIALAN! APA MAKSUD SEMUA INI HA?!!. " Vita melemparkan sebuah benda panjang berukuran kecil yang terdapat dua garis di depan nya tepat di wajah Alula.
" DASAR ****** SIALAN!! KAMU SAMA AJA SAMA IBU KAMU YANG MURAHAN ITU!. "
Tubuh Alula membeku melihat tespack yang berada tepat di ujung kakinya. Bagaimana bisa ibu tiri nya bisa mendapatkan benda yang sudah ia simpan di tempat yang aman.
Dengan tangan gemetar, Lula mengambil tespack tersebut dan mendongak menatap ibu tirinya yang menatap nya dengan amarah, namun di mata nya tersimpan sebuah kelicikan yang sudah ia pahami maksudnya, lalu mata nya berputar ke arah kiri dimana terdapat saudari tiri nya yang sedang tersenyum penuh kelicikan dan memandang Alula dengan remeh. Mata nya kembali beralih ke arah kanan dimana ayah nya berdiri diam yang hanya memandang nya dengan wajah datar dan dingin.
" ma-mama dengerin dulu..... "
Bugh.
Dengan tega nya Aulia a.k.a saudari tiri Alula menendang tulang kering kaki Alula dengan kencang membuat nya terjatuh ke lantai dengan na'as nya.
" auwsss. " Alula meringis memegangi tulang kering nya ya yang terasa sangat sakit.
" Rasain Lo makannya jangan buat keluarga gue malu sama kelakuan ****** Lo itu. " Ucap Aulia sinis.
Alula mendongak menatap ayah nya dengan mata berkaca-kaca. " Ayah. " Ucap nya sendu.
Dimas selaku ayah dari Alula menatap putri nya dengan sorot dingin lalu tanpa aba-aba ia langsung melempar sebuah koper berisi barang-barang putri nya sehingga membuat kaki Alula tertimpa koper besar tersebut.
" Awsss. " Alula meringis ngilu merasakan kaki nya yang bertambah sakit.
" Pergi kamu dari rumah saya! Rumah saya tidak Sudi menampung ****** seperti kamu!. " Ucap nya dingin dengan nada tegas di dalam nya
Hati nya Bagai di tusuk belati, Sakit dan perih ketika ayah nya sendiri menyebut nya dengan ******, Selama ini ayah nya tidak pernah berkata kasar karena memang Dimas jarang berbicara kepada nya entah apa sebabnya. Ia hanya tau ayah nya membenci diri nya dari perkataan ibu tirinya nya karena Bunda nya berselingkuh dari ayah nya.
"A-ayah Lula bisa jelasin ayah, Lula ahkkkkk... "
Belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, Tubuh nya di tarik dengan paksa oleh Dimas keluar membuat kaki nya terasa amat sakit. Dengan tidak perasaan, Ayah nya melempar tubuh Lula dengan kasar dan juga koper nya lalu berbalik masuk dan menutup pintu dengan kencang.
Alula masih terduduk di teras rumah karena merasakan perut nya yang terasa keram. Ia mencoba berdiri dengan susah payah dan berhasil, mengambil koper yang tergeletak di sebelahnya lalu Alula berjalan dengan tertatih-tatih menuju gerbang. Untuk saat ini ia akan mencari sebuah kontrakan untuk ia tinggali bersama anak yang ia kandung saat ini.
" Kuat ya nak. bunda sayang kamu. " Ucap nya tulus dengan berderai air mata seraya mengusap perut ratanya.
...****...
Setelah mendapatkan kontrakan yang terbilang murah tersebut, Alula kini tengah membereskan barang-barang di dalam koper nya yang berisi baju baju yang sudah hampir lusuh karena jarang sekali ia membeli baju karena tidak mempunyai uang yang cukup.
Wajah Alula terlihat sendu ketika menemukan figura yang terdapat foto Bunda nya pecah dan hampir hancur, Ini pasti ulah ibu dan kakak tirinya yang selalu senang melihat dirinya menderita.
" Mereka jahat Bunda, selalu bilang kalo Bunda itu wanita gak benar, Ayah juga jahat Bunda hiks. " Air mata nya jatuh kembali di atas figura sang ibu, sebenernya itu bukan foto sang ibu, itu hanya sebuah lukisan yang ia gambar menyerupai seorang ibu dan anak yang sedang bermain karena selama ini ia tidak pernah di izinkan untuk melihat foto ibu nya sendiri oleh sang ayah, ia bingung melihat semua orang menghina ibu nya dengan sebutan ****** murahan termasuk teman sekolah nya. Oleh sebab itu ia tidak mempunyai teman atau sahabat karena semua orang selalu mengucilkan dirinya karena di anggap anak dari wanita murahan.
Setelah menghentikan tangisnnya dan membereskan semua barang nya, Alula mencoba berbaring di kasur nya yang terlihat nyaman tersebut. Alula tidur telentang seraya memandang langit-langit kamar nya dengan pandangan menertawakan dan jangan lupakan tangannya yang setia mengelusi perut rata nya.
" Anak bunda baik-baik ya di dalam, Kita akan berjuang sama-sama walaupun tanpa ayah kamu. " Alula tersenyum tulus ketika mengingat dirinya tidak sendirian lagi, kini ia bersama dengan anak nya yang suatu saat akan memanggil nya Bunda, walaupun ia hadir dari sebuah kesalahan, Namun Alula tidak pernah membenci janin yang dikandungnya saat ini.
" Bunda akan selalu sayang sama kamu. " Alula memberikan sebuah kecupan di tangan nya lalu ia tempelkan di perut rata nya.
Bersambung.......
Jangan lupa like and vote semua nya .......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
yayan
ikut mampir thor
2023-09-23
0
Tarmi Widodo
nyimak😀
2023-09-10
0
devaloka
nanti kalau kau udah berduet, jangan agek kau pandang bpk kau ye
2023-09-09
0