Alice Theodore Aktris cantik yang sedang naik daun tiba tiba saja mengalami hal di luar nalar.
Setelah ia terpeleset bukanya meninggal justru ia malah masuk kedalam raga ZEYARA MICHELLE ALEXANDER , adik dari second male lead pada novel yang semalam ia baca.
bagaimana Alice menghadapi ini semua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zeyy Anne, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 18
Mereka kini sedang mengadakan barbeque di taman belakang villa, vano yang bertugas memanggang bersama arion ,zeya dan merry.
Catha bertugas mengoleskan bumbu bersama alex, dan tentunya ada nastia yang selalu mencari kesempatan untuk dekat dengan arga yang sedang menata piring, zeya mengamati kegiatan kecil namun menyenangkan ini, dulu sewaktu hidup sebagai alice ia tak pernah bisa merasakan momen seperti ini, karena hidup sebagai seorang aktris harus penuh dengan kesempurnaan. Dia sangat menikmati momen seperti ini.
Lalu tatapannya jatuh pada abangnya dan catha yang terlibat candaan kecil disana, mereka berdua terlihat sangat cocok, ada kilatan cinta di mata abangnya walau belum sebesar itu untuk di ungkapan mungkin?
Entahlah zeya sendiri tidak bisa membaca isi hati abangnya, walaupun alexander tak sekaya Robertson setidaknya itu masih bisa di Terima untuk bersanding dengan lawson bukan? Zeya hanya perlu menunggu waktu yang pas untuk meyakinkan keluarga Catharina. Keasikan melamun sampai tak sengaja tangan zeya terkena percikan bara dari panggangan.
"Awhhhh panas" Ucap zeya sambil mengibaskan tanganya
"Eh zeya ya ampun sorry sorry gue kekencengan ya ngipasnya, haduh gimana nih " Ucap vano
Tak
Tiba tiba 2 gelas air es batu ada didepan tangan zeya, yang satu dari alex dan satunya dari arga. Lalu tanpa babibu arga segera mengambil tangan zeya dan mengompresnya dengan es batu.
Semua yang melihat itu melongo kaget, bukankah tadi arga sedang fokus menata piring, lalu sekarang sudah di depan zeya mengobati tanganya, apakah arga terbang atau bagaimana pikir teman temanya.
"Eh makasih kak udah ga sakit kok" Ucap zeya dengan menarik tanganya.
Namun gagal karena arga menahan tangan zeya di genggaman nya, alex yang melihat itu lantas menanyakan kondisi adeknya.
"Sakit dek? Perlu di panggilin dokter ga, kok bisa sampai kena sih" Ujar alex
"Gapapa kok bang nanti dikasih salep juga sembuh " Jawab zeya dengan cepat agar abangnya ini tak terlalu khawatir.
"Yaudah kalo gitu, bentar ya abang beliin dulu obatnya" Ucap alex
"Gue udah beli" Ucap arga yang langsung menghentikan langkah alex, belum sempat bertanya Lalu tiba tiba datang pengurus vila, menyerahkan salep untuk luka bakar kepada arga, langsung di Terima oleh arga dan mengoleskannya hati hati ke tangan zeya di selingi tiupan tiupan kecil agar tak terasa sakit.
"Udah, udah ga sakit kan? Mungkin nanti melepuh dikit, tapi kalo rajin dikasih salep ga bakal ngebekas" Ucap arga kepada zeya
Zeya masih berdiri mematung dengan semua adegan yang dilakukan oleh arga.
"Dek " Tepukan di pundak zeya menyadarkan nya.
"I-iya makasih kak, nanti bakal aku olesin terus kok, sekali lagi makasih ya" Ucap zeya dengan senyuman tulus.
Arga tak menanggapi, dia langsung kembali melanjutkan kegiatannya menata piring bersama nastia.
"Widih sibos gercep banget ya kayanya ada bumbu bumbu suka nih" Ucap vano
"Ngawur " Balas zeya dengan cepat
"Ngga ngawur lah zeya lo ga lihat tadi dia khawatir banget kelihatan dari matanya, iya kan kak" Tambah merry ikut memanas manasi suasana
"Iya bener banget tuh, tapi temen lo menolak peka kayanya deh" Ucap vano
Sedangkan zeya yang mendengar itu hanya mendengus kecil, dia kan hanya figuran di cerita ini.
Sedangkan nastia menatap arga yang fokus dengan piring piring.
"Kak arga, apa kalo aku luka kaya gitu kakak bakal khawatir? " Tanya nastia
Tapi arga tak menanggapi, nastia hanya tersenyum kecut apakah alurnya sekarang benar benar berubah, apa yang harus dia lakukan?mengapa zeya mengacaukan semuanya, bukankah kehidupan zeya sudah sempurna? orang tua yang kaya, keluarga yang menyayanginya, sedangkan dia hanya punya ibu tanpa peran ayah, ibunya harus bekerja sebagai penjual kue dipasar, dia harus belajar extra untuk mempertahankan beasiswa, bukankah tidak apa jika ia egois mempertahankan alur novel, karena dia juga berhak bahagia.
Makanan kini telah tersedia, mereka sedang menikmati makanan itu dengan sangat meriah, ada vano dengan jokes jokesnya yang tidak pernah habis, ditambah merry yang selalu punya jawaban di setiap pertanyaan konyol vano. Catha yang semakin dekat dengan alex sibuk mencicipi makanan yang tersedia dan arion yang mencoba menghibur nastia yang daritadi cemberut saja, sedangkan arga diam mengamati semuanya, zeya sendiri benar benar menyimpan kenangan ini dengan rapi di otaknya. Sejenak ia menatap nastia dan arion, jika nastia tidak berambisi dan serakah ingin menguasai semua tokoh, mungkin nasibnya akan sedikit baik, dan zeya pun tak akan terlalu menganggu hidupnya, tapi apalah daya nastia sendiri yang menginginkan hidupnya hancur oleh keserakahan yang ia pelihara di dalam hatinya.
Tiba tiba di sela lamunanya ia teringat sahabatnya dulu saat jadi alice, apakabar merry disana, dia pasti sangat kehilangan alice, bagaimanapun merry hanya punya alice, apakah merry makan dengan baik saat ia tinggalkan, jika ada kesempatan sekali saja, dia ingin menemui merry, setidaknya dia ingin mengucapkan selamat tinggal dengan benar.
Asik melamun sampai tak sadar zeya tenggelam di lamunanya terlalu lama, kemudia ia mengedarkan pandangannya, sepertinya mereka sudah selesai makannya, dia pun bangkit dan ikut membereskan bekas makan.
Saat mencoba bangun tiba tiba ia diserang pusing yang teramat sakit dikepalanya, ia mencoba melawan rasa sakit itu, tapi tubuh ini benar benar tidak bisa, dia bisa mendengar teman temannya mulai mengerubunginya teriakan abangnya sangat jelas di telinga nya, tapi dia sama sekali tak bisa menjawab pertanyaan mereka. Tiba tiba gelap mulai menyerangnya.
"Zey kamu kenapa " Tanya merry
"Dek dek kamu kenapa, dek jangan kaya gini kakak takut " Ucap alex sambil menepuk-nepuk pelan pipi zeya mencoba membuat zeya sadar dari ringisannya. Mereka semua panik dan bingung dengan keadaan zeya.
Tanpa aba aba alex membawa zeya masuk kedalam villa, dan langsung menuju lantai 2 langsung masuk ke kamar zeya, disebabkan tubuh zeya di kasur, ia mencopot sepatu zeya dan menarik selimut untuk menutupi dres zeya yang sedikit tersingkap keatas.
"Sabar ya dek sebentar lagi dokter bakal dateng, abang udah telfon dokter buat kesini, bertahan ya sayang" Ucap alex, sungguh dia sangat khawatir dengan keadaan adeknya sekarang, dia takut zeya akan kembali menutup matanya seperti dulu, meninggalkan dia sendirian selama setahun, dia tidak mau itu semua terulang.
Pintu terbuka muncul vano dan arion dan sang dokter yang berjalan di belakang mereka berdua, semua memberi jalan untuk sang dokter
Dokter mulai memeriksa diri zeya, mengecek detak jantung , tangan zeya, dan mata zeya. Kemudia sang dokter mencari alex karena keluarga zeya.
"Begini tuan muda, keadaan nona zeya sekarang tidak ada yang perlu di khawatirkan, dia hanya kelelahan dan lain kali di usahakan untuk tidak terlalu lama berkegiatan di luar ruangan saat malam hari, karena tubuh nona zeya yang sedang dalama masa penyembuhan tidak kuat jika terkena angin malam telalu lama" Penjelasan sang dokter yang di dengar dengan baik oleh alex yang dari tadi ditenangkan catha saking paniknya.
"Jadi adik saya ga perlu di opname kan dok, adik saya ga harus koma lagi kan dok" Ucap alex, sungguh dia sangat trauma dengan itu semua.
"Tidak perlu tuan muda, ini saya bawakan vitamin untuk nona zeya, diminum sehari sekali untuk membantu stamina nona zeya" Ucap sang dokter dengan senyuman.
"Tenang okey zeya ga kenapa kenapa kok, kedepannya kita bikin kegiatan yang ga bikin zeya capek " Ucap catha sambil mengelus elus pundak alex menenangkan emosi alex yang meledak ledak.
"Terimakasih dokter " Ucap alex
"Sama sama, kalo begitu saya pamit dulu, semoga nona zeya cepat sembuh" Ucap sang dokter. Kemudian dokter tersebut keluar dari kamar zeya.
Mereka semua mendekati zeya yang masih tenang dengan tidurnya. Arga di sebelah kiri dan alex disebelah kanan.
"Besok hari terakhir gimana kalo kita pulang aja, gue takut kondisi zeya semakin buruk" Ucap alex
"Gue sih terserah aja ngikut si bos" Ucap vano yang di angguki oleh arion, sedangkan arga yang hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju.
"Eh btw kok kaya ada yang kurang ya " Ucap merry tiba tiba
"Hah kurang gimana, kita udah pas kok" Ucap vano menimpali
"Lah si nastia mana njir" Ujar merry
Mereka baru ingat meninggalkan nastia sendiri di taman karena terlalu fokus pada zeya tadi.
"Biar gue yang nyusul aja" Ucap arion kemudian melangkahkan kakinya keluar kamar zeya.
Sedangkan di taman nastia hanya tersenyum miris melihat barang barang yang masih berantakan, dia di tinggalkan sendiri, di lupakan , mereka semua fokus pada zeya sedangkan mereka lupa jika dia tak bisa menyusul mereka karena kakinya yang masih sakit, apakah mereka tak pernah menyadari keberadaannya? Diam diam air mata itu turun melewati pipinya, bukan ini bukan air mata akting, ia benar benar merasa sedih sekarang.
Bolehkah ia egois jika begini? Bukankah memang dari awal harusnya semua milik dia, terus mengapa sekarang dia dilupakan begitu saja harena karena satu gadis bernama zeya, padahal nama zeya tak pernah tertulis dalam novel.
Arion yang sudah sampai taman belakang tak langsung menghampiri nastia, dia melihat bahu nastia bergetar tanda bahwa gadis itu tak baik baik saja, ia jadi merasa bersalah karena tadi melupakan gadis itu dan meninggalkan nya begitu saja, kemudia dia mendekati nastia.
"Hai maaf ya tadi soalnya keos banget waktu lihat zeya pingsan " Ucap arion
Zeya yang kaget karena kehadiran arion langsung menghapus air matanya.
"Gapapa kok wajar kan zeya adek kak alex pasti kalian khawatir banget" Ucap nastia dengan senyuman tipis, jawaban nastia membuat arion semakin merasa bersalah apalagi melihat jejak air mata di pipi gadis itu.
Arion menarik nastia kedalam pelukannya, mencoba memberikan ketenangan untuk nastia. Setelah dirasa lebih tenang, arion mengajar nastia untuk kembali ke kamar gadis itu. Mereka melangkahkan kaki meninggalkan taman.