Clara Adelin, seorang gadis bar bar yang tidak bisa tunduk begitu saja terhadap siapapun kecuali kedua orangtuanya, harus menerima pinangan dari rekan kerja papanya.
Bastian putra Wijaya nama anak dari rekan sang papa, yang tak lain adalah musuh bebuyutannya sewaktu sama sama masih kuliah dulu.
akankah Clara dan Bastian bisa bersatu dalam satu atap? yuk simak alur ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Martha ayunda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
malam penuh tantangan.
Clara yang kecewa tidak langsung pulang ke rumahnya, dia memilih berjalan seorang diri menyusuri jalanan kota yang tidak pernah ada matinya, apalagi ini malam Minggu banyak muda mudi yang menghabisi malam bersama pasangannya atau sekedar nongkrong baring gengnya.
"gila saja! Masak iya tunangan baru seumur jamur sudah ada pelakornya! Ini kesalahan author, atau memang sudah nasibku?!." gerutu Clara sembari terus berjalan.
Tanpa terasa Clara sudah berjalan lumayan jauh, dia melewati jalanan yang lumayan ramai dikunjungi para anak anak muda di sisi kanan dan kiri jalan, namun karena sedang kesal, Clara tak mempedulikan lingkungannya saat ini.
"kiw kiw! Cewek, godain Kita dong!."
"kiw kiw! Kiw kiw!"
Suara riuh menyadarkan Clara, gadis itu yang tadinya berjalan sambil menunduk dan sesekali menendang apa saja yang menghalangi langkahnya kakinya, langsung mengangkat wajahnya, Clara celingukan memandangi Kanan dan kiri jalan.
"ya ampun! Aku dimana ini?." Clara terperanjat kaget saat melihat banyak muda mudi menatap kearahnya.
tentu saja mereka heran melihat seorang gadis berpakaian kelas atas berjalan kaki seorang diri, tak jauh dari Clara berdiri, ada deretan motor yang sedang saling geber dan menghasilkan suara bising.
"astaga! Ini tempat anak anak balap liar." gumam Clara masih kebingungan.
"woi minggir! Mau cari mati lu!?" teriak seorang pemuda sambil membawa helm.
Clara menoleh ke arah sumber suara tersebut, seorang pemuda mendekatinya lalu mencekal lengan Clara dengan kasar.
(eh buset! cakep bener nih cewek.) batin pemuda seusia Bastian.
"kiw! Bidadari tuh Bim, geber ajah!." teriak seorang pemuda yang sudah siap diatas motornya.
"lu minggir atau gue tabrak!." ujar pemuda bernama Bima itu yang masih mencengkeram lengan Clara.
Coba kalau berani! Memangnya ini jalan nenek moyangmu?." tantang Clara yang memang tidak pernah punya rasa takut, kecuali ke sang papa dan yang utama ke sang pencipta, seperti authornya sih, hehehehe....
"berani Lo ngelawan gue!." bentak Bima sembari menarik tas Clara secara tiba tiba.
"eh, balikin barangku!." Clara berusaha merebut tasnya ditangan Bima.
"nggak akan gue balikin sebelum lo minta maaf sama gue!."
"aku nggak ada salah sama kamu, ngapain juga harus minta maaf, emang kamu pikir ini hari lebaran apa?."
Bima makin geram dengan sikap Clara yang tak kalah keras dengan dirinya.
"oke! Itu artinya Lo emang udah nggak butuh sama tas beserta isinya ini!." Bima tersenyum miring sembari memasukkan tas kecil Clara ke dalam jaketnya.
"eh, malah di Gembol loh, sini balikin! Kamu mau jambret ya?." tuduh Clara yang sontak membuat Bima makin emosi.
"gue kagak butuh barang recehan milik elu, kalau emang elu kagak butuh barang barang ini, entar gue lempar ke sungai di depan sana!." Bima berkata sambil menunjuk kearah sungai yang tak jauh dari mereka berdiri.
"ayo bim, lama amat pedekatenya!." seru salah satu dari mereka.
"ya udah buang saja! Emang aku bakal nangis merengek rengek gitu? enggak bakalan!." solot Clara.
(ya ampun, nih cewek langka banget ya! biasanya kaum sok kuat di bumi ini akan menangis merengek sambil menarik narik jaket gue, lah ini malah nantangin, sebenarnya dia ini ras modalan apa ya?.) batin Bima bertanya tanya dalam hati.
"ya udah pergi sana! Ngapain Lo masih berdiri disini, ngalangin jalan orang saja!." bentak Bima.
"kamu waras gak sih? Omongan udah sok gaul, Lo gue Lo gue tapi otak nggak dipake!." sambur Clara.
"astaga, berani banget tuh cewek ngelawan Bima!." seru mereka yang berdiri dipinggir jalan.
"iya ya, baru kali ini liat si raja jalanan mati kutu dihadapan cewek!." ujar yang lain.
"gila bener! jangan jangan tuh cewek di turunkan ke bumi buat ngalahin si Bima!."
Clara yang mendengar itu langsung tersenyum miring, beda dengan bima yang makin meradang.
"pergi nggak Lo!?" bentak Bima geram.
"he, otakmu dimana sih? Di dengkul ya? Apa aku harus pergi dengan satu tangan, sementara tanganku yang ini kamu pegang dari tadi!." balas Clara tak kalah garang.
"eh?."
Bima langsung melepaskan cekalan tangannya lalu garuk garuk kepalanya yang tidak gatal.
"emang bener ya kamu itu di juluki si raja jalanan?." tanya Clara sambil menatap dengan tatapan menyepelekan.
"ya, Napa lo? Mau nantangin gue?." ucap bima sombongnya kelewat batas.
"boleh! Tapi kamu liat sendiri kan aku saja jalan kaki."
Bima tersenyum miring sambil memperhatikan Clara dari atas hingga bawah.
"hahh! lo itu cewek rumahan, gue gak yakin lo bakal ngalain gue." ejeknya.
"jangan pandang fisik untuk menilai seseorang! Bisa saja yang kamu anggap garang ternyata cuma modelan hewan piaraan, begitu juga sebaliknya." balas Clara.
"oke, Rez lo turun dulu, ada yang nantangin gue nih!." Bima memerintahkan salah satu temannya untuk turun dari motornya.
"Lo yakin bro?." balas pemuda itu sembari melepaskan helmnya.
"nggak yakin sih, hahahah....!" ledek Bima lalu tertawa.
"ayo ikut aku!." ujarnya setelah puas meledak Clara.
Tunggu dulu!." Clara menepis tangan Bima yang hendak membawanya ke deretan motor yang sudah siap tanding.
"Napa? lo takut?." cibir Bima.
"hahh! Kamu pikir aku cewek penakut? Katakan dulu, aku dapat apa kalo bisa ngalahin kmu?."
"hahahaha.... yakin banget nih cewek bakalan bisa ngalahin gue!."
"oke, lo bisa minta apa saja yang elo mau kalau sampai gue kalah." imbuh Bima.
"yakin?." tanya Clara setengah meledek.
"ck! Cepat, lo manjang manjangin durasi nulis aja!."
"oke, pertama tama balikin tasku, kedua kamu harus siap jadi tukang ojekku 24 jam selama satu bulan penuh, dan yang ke tiga, kamu belikan apapun setiap kali aku mau belanja. Bagaimana?." tantang Clara.
"hahahaha... kecil, deal gue setuju!." sambut Bima.
"kuyy lah." Clara justru yang menyeret tangan Bima agar cepat cepat memulai balapannya.
"itts! tunggu dulu, gue belum ngajuin permintaan kalau gue yang menang!." Bima menarik tangan Clara.
"yaudah katakan!."
"kalau gue yang menang, lo harus siap siap jadi pacar gue sampai nenek nenek. Bagaimana?."
"pa-pacar?." mata Clara yang bulat langsung membulat sempurna.
"Napa? Takut?."
"bu-bukan be-begitu, aku....
"deal kan?." paksa Bima.
"i-iya deh deal!." akhirnya Clara mengangguk setuju.
Tepuk tangan riuh memenuhi jalanan malam itu, Bima langsung mengajak Clara untuk bersiap memulai balapan.
(duh, bagaimanapun kalau aku kalah ya?. Kayaknya dia jago banget, bisa bisa aku diusir dari rumah sama papa, belum lagi di coret coret dari daftar keluarga dan warisan nanti.) batin Clara sembari mengimbangi Bima yang menggeber motornya.
"kamu yakin motormu ini tarikannya kenceng?." tanya Clara setengah berteriak.
"udah aman itu, asal lo tau skillnya gue jamin lo bakal menang." ujar Reza, sang pemilik motor.
Bima meminta peserta lain untuk minggir, dia ingin menjajal skill cewek tengil yang baru ia kenal itu.
(lumayan lah, bisa buat manas manasin si Serly yang udah tega nyelingkuhin gue, dia pasti bakal mati kutu kalau sampai gue jalan sama nih cewek.) batin Bimo.
Penasaran sama kelanjutannya ya? Tinggalkan jejak dong di kolom komentar. Kira kira siapa yang bakal menang?.