Bagi ku restu orang tua adalah hal yang terpenting dalam hidup.. hingga aku berfikir kebahagiaan itu akan selalu berada di pihak ku.. dengan melihat senyum ibu ku.. dan menerima laki-laki pilihan nya, aku percaya Tuhan akan selalu memberiku ridho dalam setiap perjalanan hidup ku... hingga aku berani melepas kan semua impian ku, melupakan indah nya masa lalu ku, dan meninggalkan dia... CINTA PERTAMA KU dan aku sadar, dia tak akan pernah bisa terganti... hingga akhir nya cinta pertama ku kembali hadir di saat aku mulai menyerah pada hidup
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyembuh luka
Terik matahari memaksaku membuka mata.. tubuh ku terasa lemas tak bertenaga.. kepala ku seakan tertindih batu bata yang sangat berat.. napas ku terasa sesak...
"bi,.. bi sumi .. " panggil ku nyaris tanpa suara
"iya nyonya... nyonya kenapa? "
"Marisa sudah berangkat, bi? "
"sudah nyonya, tadi tuan yang antar.. "
"nyonya mau makan apa, nanti saya buatkan.. "
"tolong buatkan aku bubur bi, tenggorokan ku sakit.. kepalaku juga berat.. " jawab ku sambil berusaha bangun dari tempat tidur, namun sayang tubuh terlalu lemas hingga tubuh ku kembali terduduk
"nyonya, hati-hati.. gak usah bangun biar nanti saya antar kesini bubur nya.. "
Aku mengangguk, dan merebahkan tubuh ku kembali.
"Bagas, gila dia bikin tubuhku seakan remuk kayak gini.. "batin ku kesal
Sudah hampir 2 jam lama nya aku terbaring, bubur yang bi sumi buatkan pun tak habis ku makan..
"nyonya, sebaik nya nyonya segera berobat... takut tambah parah nyonya.. " ujar bi sumi cemas
Aku hanya terdiam.. untuk bicara pun tenggorokan ku terasa sakit.. dan semua nya tiba-tiba gelap..
\*\*\*\*\*\*\*\*\*
"Kiran, kiran... Kirana??? "
aku membuka mata ku lemah..
"Adrian? kenapa dia ada di sini??? " tanyaku dalam hati.. karena untuk bicara pun aku tak sanggup
"kamu tadi tak sadar kan diri,...sekarang gimana.. masih pusing? " tanya adrian lembut
Aku hanya terdiam menutup mata ku
"ya sudah,.. kamu istirahat aja,.. aku sudah memberi vitamin di infusan kamu.. "
\*\*\*\*\*\*
Entah berapa lama aku tertidur.. Hingga akhir nya aku membuka mata. ...dan melihat Adrian duduk di samping ku menahan kantuk nya.
Aku berusaha mencerna apa yang terjadi,...mungkin kah ini hanya mimpi ku lagi, seperti tempo hari
"kiran, kamu sudah bangun.. syukur lah? " Adrian tersenyum, tampak bahagia tersirat dari wajah nya
Dia meraih tanganku yang langsung aku lepas perlahan
"maaf, aku terlalu senang.. akhir nya kamu sudah sadar.. "
"asam lambung mu naik kiran, kamu harus banyak istirahat, jaga pola makan, dan juga jaga pikiran kamu.. jangan sampai stress.. " bisik nya pelan
"Terima kasih ya dri.. "
"Sama-sama, tadi bi sumi yang datang ke klinik aku.. bilang kalo kamu pingsan.. aku langsung lari ke sini" jelas nya
"maaf udah ngerepotin kamu dri,.. "
"apaan sih kiran, gak lucu tau.. yang ngerepotin justru kalo kamu gak bilang apa-apa sama aku.. tapi penyakit mu tambah parah.. " hardik Adrian kesal
"suami mu gak pulang? " tanya nya tiba-tiba setengah berbisik..
Aku hanya terdiam menutup mata ku.
"ya udah, aku tunggu di sini sampai suami kamu pulang.. aku lihat bi sumi tadi lagi nidurin Marisa di kamar sebelah.. "
"gak usah, kamu sebaiknya pulang dri.. aku udah enak kan.. "
"tapi... "
"aku butuh istirahat dri, aku butuh ketenangan.. " ucapku lirih menahan sakit di dada ku
Adrian menghela napas nya pelan
"ya udah,.. kamu istirahat kalo ada apa-apa telepon aku ya.. besok pagi aku ke sini lagi.. " ucap nya lirih
Tiba-tiba Adrian mendekat kan wajah nya.. dan mencium kening ku dengan lembut tanpa bisa aku mengelak..
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
hari sudah pagi saat aku membuka mata, selang infus masih terpasang di tangan kiri ku
"Selamat pagi... gimana perasaan mu hari ini nyonya kiran.. " sapa Adrian manis,,sambil duduk di samping tempat tidur ku
Aku berusaha bangun untuk duduk
"kamu gak usah maksain duduk,. aku cuma mau periksa keadaan kamu.. "
Beberapa menit kemudian ia sibuk memeriksa tubuhku yang masih teras lemas
"tensi nya masih rendah, kamu masih harus istirahat dan banyak makan biar cepat sembuh.. " jelas nya
Aku mengangguk pelan
"Sekarang kamu makan bubur nya dulu ya, aku sengaja bawain bubur untuk kamu... sini, aku bantu kamu duduk.. "
Adrian mendekat, mengangkat punggung ku pelan.. sedetik kemudian tubuh kami sudah nyaris bersatu saking dekat nya
"aku lagi sakit dri,.. jangan curi-curi kesempatan ya.. " pinta ku pelan
Adrian tersenyum sambil membetulkan letak duduk ku agar lebih nyaman
"sini makan dulu... Aaaaa"" pancing nya sambil memasukan sesuap bubur ke mulut ku
Aku mengunyah nya pelan
"suamimu gak pulang?"
"kamu yang bikin bubur nya dri..? " tanyaku tanpa menjawab pertanyaan nya
Adri tersenyum
"kenapa masih hapal dengan rasa nya? " selidik Adrian dengan senyum nya
Aku hanya sibuk mengunyah sambil menghindari tatapan nya..
tanpa terasa...
"taraaaaa.. Alhamdulillah habis.. " ucap Adrian sambil memukul kan sendok ke mangkuk bubur yang sudah kosong
Aku terke siap antara malu dan kaget,. perasaan baru beberapa suap..
"kenapa mau lagi,.. nanti sore aku bikinin lagi.. aku antarkan ke sini.
"gak usah dri makasih banyak aku udah mendingan kok.. " jawab ku masih lemah
"meski pun mendingan, harus banyak makan.. dan minum obat nya.. " jelas Adrian sambil memberi segelas air mineral..
"makasih... "
"kamu tuh, berapa kali bilang kasih, aku cape jawab nya"
Adrian kembali duduk di pinggir tempat tidur ku sambil menatap ku dalam
"kamu harus sehat kiran, kamu harus kuat. . " ucap nya seolah tau apa yang terjadi pada ku..
Aku terdiam
"aku gak tau apa masalah yang kamu hadapi, tapi kamu harus tau... kamu itu sangat berharga, jangan biarkan dirimu kamu lemah apa lagi menyerah... "
"aku bukan lagi kiran yang dulu dri,. aku sudah gak bisa apa-apa.. aku hanya seorang istri dan seorang ibu yang tak bisa apa-apa"
Adrian memegang jemari tanganku tanpa bisa ku tolak
"kiran.. ingat, dari dulu kamu adalah seorang bintang, selama nya bintang itu akan selalu bersinar dimana pun dia berada... kamu punya banyak kemampuan, kamu punya banyak potensi,kamu perempuan yang cerdas.. kamu hanya tinggal berusaha bangkit, jadi diri kamu sendiri.. jadi diri kamu yang dulu, penuh mimpi, penuh harapan.. penuh energi. "
"energi ku sudah habis dri.. aku capek.. " ucapku lirih tak terasa air mata ku mulai menetes
Adri menatapku penuh arti.. jari nya menghapus air mata ku lembut
"kamu bisa istirahat sebentar,.. refresing.. ciptakan waktu untuk dirimu sendiri.. yaa... " ujar Adri lembut
Jarinya mulai meraba wajah ku dengan hangat, tatapan kami bertemu ..tak terasa adrian menarik wajahku pelan ke arah wajah nya. aku berusaha menghindari wajah nya.. tapi dia menarik nya lembut tapi pasti..
"bi sumi, sedang mengantar Marisa sekolah... " bisik nya pelan
"aku lagi sakit dri, .."bisik ku tak kalah pelan
"biar aku yang menyembuhkan.. " ucap nya pasti
wajah kami semakin dekat.. hingga bibir kami pun mulai bersentuhan.. hangat, wangi dan lembut.
Adrian berulangkali membimbing mulutku agar lebih terbuka dengan isapan bibirnya'.. hingga bibir kami saling berpagutan penuh hasrat.. perlahan adrian mulai memainkan lidah nya di dalam mulut ku.. hingga aku mulai terlena, mengikuti permainan nya.. hingga tanpa sadar aku menarik tangan kiriku
"aaaakh.. " kami terkejut karena jarum infusan di tangan ku hampir terbuka
Adrian segera membetulkan posisi jarum infus nya kembali seperti semula
"untung gak, sempat tertarik jarum nya..habya sedikit darah yang tertarik ke selang" ujar nya cemas
"kamu gak papa.. sakit ya.. " ujar nya sambil mengelus tangan ku lembut
Aku menggeleng dengan wajah memerah bukan karena sakit, tapi karena malu dengan adegan tadi
Adrian tersenyum, sambil menghampiri ku
"maaf.. ya.. "
Aku pun tersenyum..
"kamu gak ada pasien dri.. " tanya ku seolah menyuruh nya untuk segera pulang.. jujur aku khawatir tiba-tiba bagas datang dan memergoki kami
"hmmm., kamu takut ketauan suami kamu ya..? "
Aku menatap nya kesal
"iya maaf... ok, aku akan pulang.. tapi nanti sore aku kesini lagi ya.. aku kan dokter, harus selalu ngontrol kesehatan pasien ku dong... "
Aku hanya bisa mengangguk.. karena percuma membantah nya.. toh dia akan datang juga.. dari dulu Adrian adalah orang yang paling sibuk saat aku sakit... sama seperti yang terjadi sekarang.. hanya saja, keadaan nya sudah jauh berbeda..
Semua yang kami lakukan tadi tidak sepantas nya kami lakukan.. aku tau ini dosa.. tapi boleh kah aku menikmati nya sebentar lagi ,hanya untuk menenangkan mental ku
"hey... malah melamun.. " ujar Adrian sambil menjentikkan jari nya
"iya terserah kamu aja, kamu kan dokter nya.. "
"gitu dong.. " sahut nya bangga
Tiba-tiba dia menghampiri ku lagi wajah nya kembali mendekati wajah ku.. aku hanya bisa menelan ludah ku cepat
"kiran, sejak bertemu kamu.. aku merasa, kita masih ada di momen saat SMA dulu..rasa nya masih sama, tak ada yang berubah...aku harap kamu juga punya perasaan yang sama.. karena itu bangkit lah kiran.. seperti dulu, aku akan selalu di sisi mu, mendukung mu.. jadi garda terdepan untuk melindungi mu... siapa pun itu tak ada yang boleh menyakiti mu... kamu paham maksud ku kan... "
aku mengangguk... tanpa sadar aku mendarat kan bibir ku ke arah nya.. bibir kami pun kembali menyatu dalam kehangatan...
Terima kasih Tuhan, kau telah pertemukan aku kembali dengan nya... separuh napasku telah kembali.. dia akan menjadi penyembuh dalam setiap luka ku...