NovelToon NovelToon
Bodyguardku Kekasihku

Bodyguardku Kekasihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengawal / Keluarga / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:309
Nilai: 5
Nama Author: kujo monku

Demi keselamatan jiwanya dari ancaman, Kirana sang balerina terpaksa dijaga oleh bodyguard. Awal-awal merasa risih, tetapi lama-lama ada yang membuatnya berseri.
Bagaimana kalau dia jatuh cinta pada bodyguardnya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kujo monku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 9 : Ancaman lagi!

Sore itu Kirana asyik berpilates di studio yang memang ada di rumahnya. Kirana juga memaksa Saki untuk menemani, sekalian pilates juga. Baginya, Saki adalah adiknya sekarang. Bukan lagi bodyguardnya.

Maklum saja, kedua adik Kirana tidak tinggal bersama dengan Kirana. Arganta di Jakarta dan Arjuna di luar negeri sana. Sungguh jarang sekali mereka bertemu, kecuali ada acara besar atau liburan atau juga saat Kirana ada pekerjaan di kota tempat si kembar berada.

Adanya Saki sekarang membuatnya terhibur. Ternyata memiliki bodyguard, ada untungnya juga. Bahkan dia juga jatuh cinta pada salah satunya.

"Sak, kakinya kurang lurus yang ke belakang." Tegur Kirana yang sempat melihat gerakan Saki dari cermin besar yang memang menempel di dinding. Kaki Saki terangkat kurang sempurna.

Dulunya studio kecil ini dibangun oleh papinya Kirana sebagai hadiah untuk maminya Kirana yang memang balerina. Studio ini digunakan Elena untuk berlatih dan olahraga ringan. Terkadang beliau juga berlatih di pendopo yang ada di samping studio tersebut.

Saki terkesiap saat ditegur. Lalu, dia betulkan posisi kakinya dan terasa lebih nyaman. Ternyata, kalau kurang benar, beda rasanya. Saki kembali mengikuti arahan Kirana. Dia memang rajin fitnes dan sebagainya, tetapi pilates? Saki tidak pernah membayangkan, dia akan melakukan hal itu juga.

Tidak lama, sesi pilates mereka berakhir juga. Kirana dan Saki masih lelah, keringat mengalir bercucuran. Keduanya memilih duduk selonjoran di lantai studio.

Kirana pun mencurahkan isi kepalanya yang sedang banyak hal untuk dipertanyakan. Dia sedang dilanda rasa pensaran dengan apa yang dilakukan Davis akhir-akhir ini.

"Saki, akhir-akhir ini Davis sibuk dengan ponselnya. Jangan-jangan dia sudah punya gebetan ya?" Tanya Kirana.

Beberapa kali Kirana mendapati Davis fokus pada ponselnya. Entah apa yang dilihat, dan ekspresi Davis, Kirana tidak tahu. Maka dari itu dia sangat penasaran.

Saki terkesiap mendengarnya. Dia pun hanya mengangkat bahunya, karena memang tidak tahu akan persoalan gebetan. Baginya, Davis pasti sibuk karena Davis memiliki tanggung jawab besar di perusahaannya yang tidak diketahui oleh Kirana.

"Bisa saja dia sedang melakukan hal lain. Buktinya, aku lihat, Bang Davis menempel sama Kak Kiran mulu." Jawab Saki.

Kirana menghela nafasnya. Dia mengangkat wajahnya dan melihat ke langit-langit studio. Yang dikatakan Saki benar. Davis memang selalu menempel padanya setiap harinya. Akan tetapi, itu karena dia yang meminta atau memang tugas Davis sebagai bodyguard.

"Apa Davis risih sama aku ya? Jadi, dia sok sibuk kalau lagi jalan sama aku. Kayaknya aku agresif banget ya, Sak? Kayak cewek gatel diluaran sana." keluhnya pada Saki tentang dirinya sendiri.

Saki semakin panik. Tidak mungkin Kirana wanita seperti itu. Kirana adalah wnaita terhormat yang sangat baik hati dan dermawan. Mungkin hanya pada Davis yang disukainya, Kirana merasa agresif.

"Tidak, Kak. Kak Kiran bukan wanita seperti itu. Mungkin bang Davis yang gak peka." Jawab Saki sekenanya. Toh, dia juga tidak tahu isi hati Davis.

"Mungkin aku menyerah saja kali ya." Tiba-tiba Kirana merasa pesimis untuk mendekati Davis.

...****************...

Di luar studio ada Davis dan Berto sedang duduk di halaman rumah sambil main catur. Sambil menjaga nona mudanya yang asyik di dalam studio, bermain catur juga membuat mereka menepis kebosanan.

Sedari tadi, Berto mengeluh karena selalu kalah dari Davis. Dari kopi di cangkirnya masih penuh, hingga habis tinggal ampas, Berto selalu mengumpat. Langkah bidak yang diambil Berto selalu dihalangi atau 'dimakan' oleh bidak milik Davis. Bos besarnya itu terlalu kuat langkahnya atau bosnya memang jago dalam hal strategi.

"Plis deh, Bos. Ngalah napa sama anak buah?" Keluh Berto yang baru saja kudanya dimakan benteng milik Davis.

"Ini namanya atur strategi. Lo kalau mau melangkah, pikirin sisi kanan, kiri, depan, belakang, bahkan serong sekalipun. janganlah grusa-grusu." Oceh Davis yang sudah petentang-petenteng karena selalu menang dari anak buahnya itu.

"Termasuk strategi dapetin nona muda ya, Bos? Cie, udah kangen-kangenan segala. Mana kemarin nemenin ke toko buku berkedok kencan. Eh kebalik. Maksudnya, kencan berkedok ke toko buku. Hayoooo ngaku......" Goda Berto mencoba membuat Davis lengah.

Sejak kejadian beberapa minggu lalu, Davis dan Kirana semakin dekat. Malam minggu kemarin, Kirana meminta Davis mengantar dan menemaninya ke toko buku dan hanya berdua saja. Jelas, Berto dan Saki tahu apa tujuan nona mudanya itu.

"Bangs*t lo!" Umpat Davis yang melotot seram ke Berto. Wajahnya memerah bak kepiting rebus.

Berto tertawa terbahak-bahak sambil memeluk perutnya sendiri. Senang sekali rasanya. Dulu mana pernah Berto bicara santai begini pada Davis. Jangankan mengeluh, bicara informal saja, Berto tidak berani. Sekarang, dia bahkan bisa bercanda dan menggoda bos besarnya tersebut.

Akan tetapi, usaha Berto tetap sia-sia. Untuk ketiga kalinya dia kalah bermain catur melawan Davis. Entah amalan apa yang dimiliki Davis yang membuat bos besarnya itu terus menang.

"PERMISIIIII! TANTE KIRAN!"

Davis dan Berto langsung siaga saat mendengar suara anak kecil memanggil nona muda mereka. Tidak lagi melanjutkan permainan catur mereka, keduanya memilih berjalan menuju ke gerbang. Di sana sudah ada bapak penjaga yang biasanya membukakan pintu gerbang rumah.

"Siapa, Pak?" Tanya Davis tegas.

"Ini, Mas Davis, ada si Ucup. Ada yang nitipin dia, paket buat Mbak Kiran." Jawab orang tua itu.

"Boleh saya cek dulu?" Tanya Davis. Si Ucup mengangguk dan lalu paket itu sudah berpindah tangan ke Davis.

Davis melakukan SOP yang sudah dia buat untuk pengamanan nona muda Kirana. Dia buka paket tersebut perlahan dan mengecek, apakah paket itu tidak berbahaya atau malah sebaliknya. Apalagi tidak ada nama di bingkisan paket tersebut.

Davis menarik lembaran kertas dari dalam kotak paket tersebut. Lalu, dia mengangkatnya tinggi, hingga semua yang melihatnya terkejut.

Kertas itu adalah sebuah foto Kirana yang sedang berganti pakaian, yang memperlihatkan punggung polos Kirana. Ada pun tulisan dengan tinta merah pada foto tersebut yang bertuliskan-

TINGGALKAN DUNIA BALET !!! RATUSAN FOTO DAN VIDEO INI SIAP DISEBAR!!!

Davis dengan cepat menghampiri Ucup. Dia langsung memegang bahu anak kecil itu untuk mencari tahu sesuatu. Tubuh Ucup yang rendah, membuat Davis harus membungkuk hampir 90 derajat.

"Apakah cowok yang nitip paket itu ke kamu?" Tanya Davis tegas.

Ucup yang dimaksud mengangguk ketakutan melihat Davis tengah menatapnya tajam. Dia pun menceritakan bagaimana paket itu bisa dia yang mengantar. Ucup yang polos, tentu saja tidak akan curiga apa pun akan isi paket tersebut.

"Boleh tahu ciri-cirinya?" Tanya Davis kembali. Cengkraman tangan di bahu Ucup semakin erat, hingga membuat Ucup merasa terintimidasi.

"ADA APA INI?"

...****************...

1
dziyyo
Thor, ceritanya keren banget! Cepat update lagi dong!
kujo monku: udah update ya kak .... 🩷
total 1 replies
Melanie
Gimana sih thor, nggak sabar ni...
kujo monku: hari ini up sore yaaaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!