NovelToon NovelToon
Kukira Impoten Ternyata Hyper

Kukira Impoten Ternyata Hyper

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:16k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

Vanya sengaja menyamar menjadi sekretaris yang culun di perusahaan milik pria yang dijodohkan dengannya, Ethan. Dia berniat membuat Ethan tidak menyukainya karena dia tidak ingin menikah dan juga banyaknya rumor buruk yang beredar, termasuk bahwa Ethan Impoten. Tapi ....

"Wah, ternyata bisa berdiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9

Vanya melangkah masuk ke dalam ruangan Ethan. Dia melihat Ethan duduk di kursi kebesarannya, rahangnya mengeras, menatapnya dengan pandangan penuh amarah. Meski demikian, Vanya mengamati dengan puas karena hasil karya dekorasinya, stiker, post-it, dan papan whiteboard penuh emoticon masih utuh, tidak ada satu pun yang dilepas.

"Ada apa, Pak Ethan?" tanya Vanya, menyilangkan tangan di dada, nadanya terkesan terlalu percaya diri dan santai. "Saya sudah menyelesaikan semua pekerjaan yang Anda minta. Lihat, semua file sudah terorganisir dengan rapi. Anda tidak perlu repot-repot lagi mencari."

Vanya melangkah mendekat ke papan jadwal. "Dan jadwal, sudah saya tulis cukup besar, jadi Anda tidak perlu manja mencari saya hanya untuk mengetahui jadwal harian. Setelah Pak Ethan memenuhi jadwal itu, akan langsung saya hapus. Saya akan memperbaruinya setiap hari. Efisien, bukan?"

Raka yang sedang duduk di sofa sambil memeriksa tabletnya, tidak bisa menahan tawanya. Dia yang sedang menyaksikan drama live ini merasa sangat terhibur.

"Iya, semua memang sudah terorganisir pada tempatnya!" seru Ethan. "Tapi tidak perlu pakai gambar-gambar anak TK seperti ini! Ini kantor, Vanya!"

"Pak, itu simbolis," Vanya membela diri. "Tidak perlu membacanya. Hanya melihat gambar Bapak sudah tahu apa isinya. Itu memudahkan. Bukankah tujuan saya bekerja adalah memudahkan pekerjaan Anda?"

"Lepas semua! Kembalikan seperti semula!" perintah Ethan dengan suara yang keras.

"Tidak! Saya sudah susah-susah membuatnya!" tolak Vanya.

Ethan memukul meja cukup keras. Amarahnya mencapai puncak. Dia berdiri dan mencabut semua gambar dan stiker yang ditempel Vanya, lalu melemparnya ke lantai.

"Aku tidak butuh sekretaris yang tidak patuh dan hormat sama sekali!" bentak Ethan. "Kamu harus tetap ganti rugi biaya perbaikan mobil! Tapi kamu tidak perlu lagi bekerja di sini! Kamu dipecat!"

Raka terkejut mendengar perkataan Ethan yang penuh amarah. Kali ini, Ethan serius. Namun, dia semakin heran saat melihat Vanya justru tertawa kecil dan mengambil kertas kosong yang tersedia di meja Ethan.

"Tolong buat surat pernyataan bahwa Anda benar-benar memecat saya," pinta Vanya dengan wajah yang berseri-seri. "Jangan lupa tanda tangan dan stempel perusahaan secara resmi."

"Buat apa? Ini perusahaanku dan aku berhak memecat kamu," balas Ethan, bingung dengan respons Vanya.

"Saya belum sehari bekerja di sini dan baru saja menandatangani kontrak. Kalau sampai saya viralkan, apa masih ada yang mau menjadi sekretaris Anda? Apalagi setelah berita pemecatan sepihak," ancam Vanya, senyumnya semakin lebar. "Saya meminta surat pemecatan agar ibu saya percaya kalau saya dipecat. Kalau sampai ibu mengira saya menyia-nyiakan kesempatan emas bekerja di Sigma Corp, ibu pasti akan sangat marah besar."

"Iya, seharusnya kamu bekerja dengan benar. Jangan terus bermain-main begini. Kamu tidak tahu betapa berharganya kesempatan ini bagi orang sepertimu!" kata Ethan, menyinggung status ekonomi Vanya.

Vanya justru duduk santai di kursi di depan Ethan, mengabaikan bentakan bosnya. "Anda seorang pemimpin. Tidak perlu memimpin dengan amarah. Hal-hal kecil seperti ini, selama tidak mengganggu kualitas kerja, jadikanlah hiburan." Vanya mengambil lagi kertas post-it, dan menggambar dengan tema baru yang lebih maskulin, seolah menantang Ethan untuk marah lagi.

Ethan mengambil pulpen, benar-benar akan menulis surat pemecatan yang diminta Vanya.

Wajah Vanya berseri-seri penuh kemenangan, dia sudah tidak sabar menunggu Ethan menulisnya.

Namun, saat pulpen itu menyentuh kertas, Ethan mendadak ragu karena dia juga membutuhkan sekretaris untuk saat ini.

Ethan menghela napas, urung menulisnya. Dia melempar pulpen ke meja. "Ya sudah! Kamu ikut rapat hari ini. Aku beri kamu kesempatan lagi. Tapi jangan sampai kamu bertingkah aneh lagi!"

Seketika wajah Vanya berubah total. Senyumnya luntur, dan ekspresi kesalnya kembali. Dia urung menempel gambarnya lagi dan berdiri mendengus kesal. "Huh!" Vanya berbalik dan pergi begitu saja keluar dari ruangan Ethan tanpa mengucapkan terima kasih atau permisi.

Ethan memijat pelipisnya. Dia merasa aneh dengan sikap Vanya.

"Apa sebenarnya Vanya memang tidak ingin bekerja di sini?" gumam Ethan pada Raka. "Apa dia terpaksa bekerja di sini? Mengapa aku merasa dia sengaja memancing amarahku. Padahal sudah aku marahi sampai melempar barang, tapi dia tidak ada kapoknya. Justru malah menuntut surat pemecatan."

"Nah, tepat sekali! Itu yang aku pikirkan!" Raka duduk di depan Ethan dengan santai. "Apa dia mata-mata perusahaan lain?"

"Mata-mata? Tidak mungkin," sanggah Ethan. "Mata-mata seharusnya bersikap tidak menuntut untuk dipecat sebelum mendapat informasi. Coba nanti kamu ikuti saja, di mana rumah dia."

"Alamatnya berada di luar kota. Di sini di kos di kawasan kos yang murah. Aku sudah baca daftar riwayat hidupnya. Bisa jadi, dia sebenarnya beban keluarga. Orang tuanya memaksanya untuk bekerja, tapi dia malas. Soalnya dia juga masih belum punya pengalaman bekerja. Sudahlah, biarkan saja dia bekerja. Aku yakin, dia tidak akan merugikan pekerjaan." Raka menyimpulkan, meski dia tak sepenuhnya yakin.

Ethan dan Raka terus mengamati gerak-gerik Vanya yang kini duduk diam di mejanya.

"Tapi, perkataan Vanya ada benarnya juga, Bos," Raka mengambil hasil gambar Vanya yang tercecer di lantai. "Jangan terlalu emosi. Gambarnya lucu, lho. Dia kreatif. Sepertinya cocok buat theme keluaran smartphone terbaru kita yang ingin menyasar anak muda."

Seketika Ethan mengambil kembali kertas-kertas yang dia lempar ke lantai dan menatanya di atas meja. Matanya fokus pada gambar-gambar konyol itu, melihat potensi alih-alih kekacauan. "Iya, setelah rapat nanti, aku akan bicara sama Sadam. Biar Sadam sendiri yang bicara pada Vanya tentang ide art work ini."

"Iya, Bos benar. Sadam kan pawangnya wanita. Dia pasti bisa meluluhkan Vanya," Raka kembali ke sofa dan melanjutkan pekerjaannya.

"Pawang wanita?" gumam Ethan. "Kalau Vanya bisa menyukainya, dia tidak akan berbuat ulah lagi."

Sedangkan Vania kini menatap tajam Ethan. "Pemarah, dan sangat keras kepala. Kalau besok aku tidak bekerja lagi, apa Papa benar-benar akan menyetop semua kebutuhan finansialku? Aku muak sekali."

1
Ika Yeni
akhirnya double up juga tor😍
Ica Rissaharyono
kk othor tambah lg kurang ..🤭
Ika Yeni
eh hamil juga vanyaa 🤭
Citra
pasti Vanya hamil tuh
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Fixs ini mah Vanya hamil🤣🤣🤣
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
kalau sudah baca Ethan yang terbayang itu wajah Tom Cruise waktu masih ganteng² nya di Mission Impossible 1 🥰🥰
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
iya kamu juga sudah jatuh cinta sama Ethan😁😁
Kim nara
Lo bikin masalah sendiri sih Vanya
Citra
lebih baik jujur aja Vanya biar gak salah paham sama ethan
Mundri Astuti
nah kan pusing sendiri kamu Vanya 😄
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
udah daripada pusing mending terus terang saja Vanya😅😅😅
Ica Rissaharyono
otw bucin bosmu raka🤣
Ica Rissaharyono
semangattt kk othorr lanjut ya😍
Ranita Rani
itulah org aneh
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
sungguh aneh😅😅😅
Kim nara
🤣🤣🤣🤣Raka shok
Mundri Astuti
😂😂 mang aneh bosmu raka
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
😅😅😅😅😅
Ranita Rani
so pastilah vanya,,,se x merasakan ya bkal jd candu
Kim nara
seru ada kocak2nya ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!