Arief adalah seorang mahasiswa jenius teknik informatika dari Indonesia yang hidupnya berubah total ketika sebuah artefak misterius dari sebuah pameran purbakala melebur ke dalam tubuhnya. Ia terlempar ke Benua Azure Timur, sebuah dunia fantasi xianxia (kultivasi) yang dipenuhi sihir, Binatang Spiritual, dan kultivator perkasa.
Di dunia barunya, Arief menemukan bahwa artefak itu telah memberinya warisan terlarang: Akar Spiritual Lima Elemen Surgawi, bakat kultivasi tertinggi yang dapat menarik perhatian dan keserakahan sekte-sekte raksasa. Demi keselamatannya, ia diselamatkan dan dibawa oleh kultivator wanita dingin, Lin Xiu, ke Sekte Awan Bening.
Master Sekte Tian, yang menyadari potensi luar biasa Arief, segera mengangkatnya sebagai murid langsung dan memberinya misi genting: menyembunyikan bakatnya. Arief, si "naga yang menyamar sebagai ular," harus menggunakan kecerdasan dan logika programmer-nya untuk menguasai teknik kultivasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sourcesrc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9: Reaksi Sekte, Ujian Baru, dan Perhatian Sang Kakak Senior Tertinggi
Arief meninggalkan Kota Sungai Giok keesokan paginya, menggunakan pedang terbangnya dengan kecepatan yang lebih terkontrol kali ini. Ia menyalakan kembali Liontin Bayangan Mistik, menyamarkan auranya kembali ke Pengumpulan Qi Tingkat 9. Ia tidak ingin menarik perhatian kultivator kuat lainnya dalam perjalanan pulang, terutama setelah pertempuran sengit di Danau Naga.
Perjalanan tiga hari kembali ke Sekte Awan Bening memberinya waktu untuk memikirkan pertemuannya dengan Han Xue dan Ma Ling. Kedua wanita Pondasi Dasar itu kini adalah sekutunya—dan calon pasangan dalam petualangan masa depannya. Arief tahu ikatan di dunia kultivasi tidak hanya didasarkan pada perasaan, tetapi juga pada saling ketergantungan dan kekuatan. Ia telah membuktikan nilainya.
Ia tiba di Sekte Awan Bening pada sore hari. Pemandangan pagoda giok putih yang diselimuti kabut Qi yang damai terasa menenangkan setelah hiruk pikuk di luar.
Arief segera menuju aula utama Master Sekte Tian.
Master Sekte Tian sedang duduk di singgasananya, bermeditasi. Begitu Arief masuk, dia membuka matanya, senyum tipis menghiasi wajahnya.
"Kau kembali, Arief. Dan kau tampak... jauh lebih matang," kata Master Sekte Tian, matanya mengamati muridnya.
Arief berlutut dengan satu lutut, menunjukkan rasa hormat tertinggi. "Master Sekte, Arief kembali. Dan saya telah berhasil menyelesaikan misi. Mutiara Esensi Naga Air ada di sini."
Arief mengeluarkan mutiara biru muda yang bersinar dari Cincin Tata Ruangnya dan meletakkannya di lantai.
Master Sekte Tian mengambil mutiara itu, memeriksanya. "Mutiara Esensi Naga Air. Murni dan kaya Qi. Luar biasa. Dan kau kembali dalam waktu kurang dari sebulan. Jauh lebih cepat dari yang kubayangkan."
Ia kemudian menatap Arief dengan tajam. "Aku juga merasakan fluktuasi Qi yang sangat kuat dari liontin penyamaranmu. Dan aku melihat pakaianmu sedikit robek. Kau pasti telah menggunakan kekuatan Pondasi Dasarmu, Arief. Jelaskan."
Arief menceritakan pertarungannya dengan Ikan Naga Sirip Perak, termasuk terpaksa mengungkap kekuatannya untuk menyelamatkan nyawa rekan satu timnya. Ia juga menjelaskan bagaimana ia berhasil membuat Han Xue dan Ma Ling bersumpah di bawah Langit Dao untuk menjaga rahasianya.
Master Sekte Tian mendengarkan dengan seksama, sesekali mengangguk.
"Membunuh Binatang Spiritual Tingkat 4 puncak saat kau baru Pondasi Dasar Tingkat 1... Sungguh prestasi yang mengejutkan. Dan mengamankan kerahasiaanmu dengan sumpah Dao adalah langkah yang cerdas. Kau tidak hanya kuat, kau juga cerdik," puji Master Sekte Tian.
"Namun, Arief, ini adalah konsekuensi dari tindakanmu: Liontin Bayangan Mistik tidak akan mampu menutupi kemurnian Qi Giok Lima Elemen milikmu sepenuhnya lagi. Aura sejati Pondasi Dasar Giok Murni-mu terlalu kuat. Aku harus memberimu ujian untuk memadatkan auramu sebelum kau bisa keluar lagi."
Master Sekte Tian menghela napas, ekspresinya menjadi serius. "Seorang mata-mata dari Sekolah Pedang Langit Merah baru-baru ini menyusup ke sekte kita. Kami mencurigai dia telah menyebarkan rumor tentang murid jenius baru yang memiliki 'Qi lima warna'. Meskipun rumor itu samar, kita tidak boleh mengambil risiko."
"Ujianmu adalah ini: Dalam sepuluh hari, kau harus menguasai Volume II dari Kitab Suci Awan Naga Unggul, yang mengajarkan teknik penahanan aura, Jubah Awan Kabut, dan menembus ke Pondasi Dasar Tingkat 2. Jika kau berhasil, kau akan aman untuk sementara waktu."
Arief merasakan dorongan adrenalin. Tantangan baru!
"Saya terima ujian ini, Master Sekte. Sepuluh hari untuk menguasai Jubah Awan Kabut dan menembus ke Tingkat 2," jawab Arief dengan nada tegas.
"Bagus. Pergilah sekarang ke Paviliun Naga Tersembunyi. Dan... bersiaplah. Ada seseorang yang ingin melihat kemajuanmu," kata Master Sekte Tian, tersenyum misterius.
Arief kembali ke Paviliun Naga Tersembunyi. Saat ia memasuki halaman, ia melihat sesosok wanita yang anggun berdiri di tepi air terjun mini, memunggunginya. Rambut hitam panjangnya disanggul tinggi, dan ia mengenakan jubah sutra ungu tua yang memancarkan aura dingin dan berwibawa.
Itu adalah Lu Xinyue, Penatua Tertinggi dan Kakak Senior Terbesarnya, yang hampir membunuhnya di kolam teratai.
Arief berjalan mendekat dan membungkuk hormat. "Salam, Kakak Senior Tertinggi Lu."
Lu Xinyue berbalik. Matanya yang tajam dan cantik memindai Arief, mengukur setiap inci kemajuannya.
"Master Sekte memberitahuku bahwa kau kembali dari misi. Dan kau melakukan lebih dari yang diharapkan," kata Lu Xinyue, suaranya tenang, tetapi ada rasa ingin tahu yang kuat di dalamnya. "Aku dengar kau menghancurkan Binatang Spiritual Tingkat 4. Dengan kultivasi Tahap Pondasi Dasar Tingkat 1. Beraninya kau membuat hal bodoh seperti itu?"
Arief tahu ia harus berhati-hati. "Saya terpaksa melakukannya, Kakak Senior. Nyawa rekan satu tim saya dalam bahaya. Saya harus memilih antara kematian mereka dan kerahasiaan saya."
Lu Xinyue berjalan mendekat. Aura Jiwa Baru Lahir Awal miliknya menekan Arief. Tekanan itu tidak seperti ancaman, melainkan seperti pemeriksaan intensif.
"Kau berbohong kepadaku terakhir kali. Kau bilang kau tidak tahu apa-apa tentang formasi, tetapi kau memperbaiki kesalahan formasi pada murid Pondasi Dasar. Kau bilang kau hanya murid Pengumpulan Qi, tetapi kau seorang ahli Pondasi Dasar. Kau tampan, Arief, tetapi tampaknya kau juga menyimpan rahasia yang terlalu besar untuk sekte kecil ini," kata Lu Xinyue, tatapannya menyiratkan kekecewaan.
"Saya minta maaf, Kakak Senior. Itu semua adalah arahan dari Master Sekte," bela Arief. "Saya tidak pernah bermaksud menipu Anda. Hanya saja bakat saya adalah beban. Saya harus menyembunyikannya."
Lu Xinyue mengangkat tangan, menghentikan Arief. Dia menatap tato naga di pergelangan tangan Arief, yang kini terasa jauh lebih hidup.
"Aku akan memberimu kesempatan untuk membuktikan kesetiaanmu pada sekte ini, bukan padaku," katanya, mengubah topik. "Master Sekte memberitahuku tentang ujian barumu. Jubah Awan Kabut adalah teknik penahanan aura yang paling rumit. Itu membutuhkan kontrol Qi yang sangat baik. Jika kau berhasil, itu akan membuktikan bahwa kau dapat mengendalikan bakatmu."
"Aku akan mengawasimu secara pribadi selama sepuluh hari ini. Aku akan tinggal di Paviliun ini untuk memastikan kau berkultivasi tanpa gangguan dan untuk mengawasimu. Kau tidak diizinkan meninggalkan ruang kultivasi kecuali untuk kebutuhan dasar," perintah Lu Xinyue.
Arief terkejut. Dia akan tinggal bersamaku di paviliun? Selama sepuluh hari?
Meskipun Arief segera menyadari bahwa itu adalah pengawasan ketat, jantungnya juga berdebar. Lu Xinyue adalah wanita yang sangat cantik dan berwibawa. Berbagi paviliun dengannya akan menjadi tantangan yang berbeda.
"Saya mengerti, Kakak Senior. Saya terima pengawasan Anda," jawab Arief, membungkuk.
Lu Xinyue hanya mengangguk. "Bagus. Kita mulai sekarang. Tunjukkan padaku di mana kau berlatih. Aku akan bermeditasi di ruang tamu. Jangan pernah mencoba untuk melonggarkan konsentrasimu."
Selama sepuluh hari berikutnya, Paviliun Naga Tersembunyi menjadi tempat pelatihan yang intensif dan, secara aneh, intim.
Arief memasuki ruang kultivasinya dan fokus pada Volume II Kitab Suci Awan Naga Unggul. Teknik Jubah Awan Kabut adalah tentang memanipulasi Qi di luar tubuh, membentuk lapisan kabut tipis yang menyerap cahaya dan aura.
Arief menggunakan logika elemennya. Kabut membutuhkan Air (kelembutan, fluiditas) dan Angin (kecepatan, difusi). Ia mulai memutar Qi Giok Murni-nya, memisahkan sedikit Qi Angin dan Qi Air untuk membentuk lapisan pelindung di sekitar Dantian-nya.
Prosesnya sangat sulit. Qi Giok Murni miliknya terlalu aktif dan kuat; memaksanya menjadi kabut pasif terasa seperti mencoba menahan air terjun dengan tangan kosong.
Setiap beberapa jam, Lu Xinyue akan masuk ke ruang kultivasi tanpa bicara. Dia akan berdiri di sana, memancarkan tekanan Jiwa Baru Lahir.
"Aura yang tidak stabil, Arief," tegurnya pada hari ketiga. "Qi-mu terlalu aktif. Biarkan ia menjadi lembut seperti kabut pagi, bukan tornado."
"Ya, Kakak Senior," kata Arief, membersihkan keringat.
Pada hari keenam, Arief frustrasi. Dia mencoba menggabungkan Qi Tanah (stabilitas) dengan Qi Air dan Angin, tetapi campurannya tidak harmonis.
Dia memutuskan untuk menggunakan waktu istirahatnya untuk membaca buku formasi yang diberikan Ma Ling. Dia menyadari bahwa pola formasi penyaringan Qi menggunakan simpul yang mirip dengan Jubah Awan Kabut.
Aku harus menggunakan formasi internal untuk menyaring Qi-ku sebelum membiarkannya keluar, pikir Arief.
Dia kembali ke meditasi, dan kali ini, dia menciptakan 'Formasi Penyaring' internal di sekitar Inti Giok Murni-nya, menggunakan elemen Tanah sebagai dasar dan Kayu sebagai pengikat. Setelah Qi-nya disaring dan dihaluskan, ia membiarkannya keluar.
WHSHHH.
Pada hari kedelapan, Arief berhasil. Seluruh tubuhnya diselimuti lapisan tipis kabut abu-abu pucat. Lu Xinyue masuk saat itu.
Dia berhenti mendadak. Ekspresi kejut yang langka muncul di wajahnya. Dia mendekati Arief dan mengulurkan tangannya ke arahnya.
"Aku tidak bisa merasakan auramu," bisik Lu Xinyue. "Kau benar-benar menyembunyikannya sepenuhnya. Bagaimana kau melakukannya?"
Arief membuka matanya, kelelahan tetapi puas. "Saya menggunakan prinsip Formasi Penyaringan Qi internal, Kakak Senior. Hanya itu yang bisa saya temukan."
Lu Xinyue menatapnya lama. Rasa frustrasi dan kecurigaan di matanya kini bercampur dengan kekaguman yang mendalam. Dia adalah seorang ahli Jiwa Baru Lahir, tetapi Arief, Pondasi Dasar, telah menyembunyikan dirinya darinya.
Dia menarik tangannya. "Hebat. Ini melampaui penguasaan. Ini adalah adaptasi. Kau lulus ujian Jubah Awan Kabut."
Lu Xinyue lalu duduk di depannya. "Sekarang, pondasi dasar Tingkat 2. Jangan sia-siakan dua hari yang tersisa."
Setelah dia pergi, Arief segera mengambil pil energi yang Master Sekte Tian tinggalkan untuknya. Dengan penguasaan Jubah Awan Kabut yang menstabilkan Qi-nya, ia menelan pil itu dan mulai memadatkan Qi-nya sekali lagi.
Pada fajar hari kesepuluh, Inti Giok Murni Arief berputar lebih cepat, memancarkan cahaya yang lebih terang, dan menembus batas baru.
Arief mencapai Tahap Pondasi Dasar Tingkat 2.
Arief berdiri. Kekuatan barunya terasa mengalir di setiap meridian. Ia telah membuktikan dirinya lagi.
Ketika Lu Xinyue datang untuk mengakhiri pengawasannya, ia merasakan peningkatan kekuatan Arief. Dia tersenyum, senyum yang pertama kali Arief lihat darinya—senyum yang menghangatkan dan sangat indah.
"Kau menepati janjimu, Arief. Kau adalah aset, bukan ancaman," kata Lu Xinyue. "Sekarang, ikuti aku. Master Sekte sudah menunggu."
Arief mengangguk, berjalan keluar dari Paviliun di samping Lu Xinyue. Ia tahu, dengan prestasi ini, ia tidak hanya mendapatkan kepercayaan Master Sekte, tetapi juga telah menarik perhatian yang intens dari Kakak Senior Terbesarnya, Lu Xinyue, yang dingin dan elegan.