Alina terpaku saat melihat janur kuning disebuah gedung nama Kaka sepupu atau kaka tirinya terpajang dipapan janur kuning.
wanita mana yang tidak sakit hati dikhianati oleh Kaka tiri..Dan calon suaminya.
Ira Kaka tiri atu sepupu Alina.adalah anak bawan ibu tirinya,ayahnya Alina menikahi Hamidah ibunya Ira setelah satu tahun ibunya Alina menikah.
Hamidah adalah adik kandung Halimah yang kebetulan seorang janda. keluarga meminta Subandi ayah Alina turun ranjang.semua dilakukan demi anak-anak mereka.
" astaghfirullah..! sejak kapan Mas Ardi dan Ira pacaran?? kenapa begitu tega mayakiti ku."
kakinya kaku seperti tertanam ditanah tidak bisa digerakkan saat melihat papan nama itu...Wita sang sahabat menenangkan hati Alina.
" tarik nafas dan beristighfar, tenang kan hatimu." ucap Wita.
ikuti kisahnya dinovel yang berjudul.
ditikung Kaka tiri dipinang pengusaha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur silawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 dijodohkan
"Van, malam ini kamu pulang ke rumah ya. Mama mau mengenalkan mu dengan anak teman Mama. Angelina namanya."Evan yang sedang berkutat dengan laporan proyek yang sedang ditangani. Menarik nafas panjang membaca pesan dari Mama.
Ia bosan sekali selalu dijodohkan dengan semua anak teman Mamanya. Tapi tidak satupun yang menarik hati Muhammad Evan..
"Evan, tidak bisa pulang malam ini Mah.sibuk banyak pekerjaan. Dan, lusa Evan. mau keluar kota Meninju proyek."jawab Evan..
"Muhammad Evan firdaus! Mama tidak mau ada penolakan, pokoknya malam ini Mama tunggu di rumah untuk makan malam."lagi-lagi Evan tidak bisa menolak Perintah Mamanya. membuat laki-laki tampan itu sulit bernapas.
"haduh! Selalu begitu, tukang paksa. Dan mau menang sendiri."gerutu Evan. Kalau sudah seperti ini mana mungkin Evan berani menolak perintah Mamanya.
Jam telah menunjukkan di angka 5 sore. Rio sudah mematikan komputernya dan berkemas-kemas hendak pulang. Evan pun melakukan hal yang sama, ia merapikan kertas-kertas di meja kerjanya dan mematikan komputer lalu mengambil jaket..kedua laki-laki tampan dan rupawan itu keluar dari ruang kerja mereka..
"Kita malam ini tidak nongkrong ya? gue disuruh pulang sama nyonya.. "ucap Evan, Rio menggangguk.. dia sudah paham kalau Evan sudah disuruh pulang itu tandanya ada wanita yang akan dikenalkan oleh sang mama.
"Dijodohkan lagi?"tanya Rio, saat mereka memasuki lift. Evan hanya mengangkat kedua bahunya.
"Ya, seperti itulah. Nyokap gue kalau sudah meminta gue balik kandang..lu sudah tau jawabannya. Entahlah perempuan dari belahan bumi mana lagi yang akan dikenalkan buat gue."jawab Muhammad Evan. Rio terkekeh..
"Semangat menjemput jodoh! Siapa tahu kali ini Masuk kriteria cewek impian Lu."sahut Rio. Evan meninju lengan kekar Rio sang sahabat....
"Semoga saja. Tapi gue tidak yakin dengan pilihan nyokap gue.."kedua pria tampan dan rupawan itu menaiki kendaraan mereka masing-masing..
Kini Evan sudah di meja makan. Dia hanya berdua dengan perempuan cantik bernama Angelina. Di meja makan, Angelina mencuri pandang Muhammad Evan. Dan Evan tahu itu tapi memang ia tidak tertarik sama sekali meskipun Angelina sangat cantik...
Pakaiannya yang sedikit terbuka, memperlihatkan kemolekan tubuhnya. Kulitnya yang putih mengkilau bak porselen yang baru dipel. Bulu mata panjang dan lentik, entahlah Apa itu bulu mata asli atau bulu mata yang kekinian anti badai.. yang konon katanya bulu mata itu tidak akan runtuh walaupun ada badai.
Bibir terlihat seksi, rambut panjang bergelombang berwarna mocca. Terlihat habis diwarnai mungkin sebelum acara makan malam Angelina menyempatkan diri ke salon, namun hal itu tidak membuat Evan meliriknya.
Yang ada Muhammad Evan sangat muak melihat wanita seperti Angelina. Ia teringat Mantan istrinya yang sangat genit.
Mendadak selera makannya hilang, Evan bangun dari tempat duduk dan meninggalkan meja makan begitu saja..
"Muhammad Evan!! Makan malam belum selesai kenapa kamu sudah meninggalkan meja makan? Kembali lagi ke Kursi Mu."perintah Mayang sang Mama, yang baru tiba di meja makan. Ia sengaja membiarkan Evan dan Angelina makan malam berdua saja.
Sorot matanya yang tajam mengisyaratkan jika Muhammad Evan tidak kembali duduk maka ia akan mati.
"Aku ke atas sebentar."ujar Evan sambil berlalu. Mayang pun tidak bisa lagi menahannya. lalu ia memberikan pengertian kepada Angelina dan kedua orang tuanya.
"Maafkan Evan,ya Angel.. Dia memang tidak betah lama-lama duduk seperti ada duri di pantatnya."ujar mayang sambil tertawa. Mendengar perkataan Mayang, Angelina dan kedua orang tuanya ikut tertawa.
Untung Mayang bisa mencairkan suasana, kalau tidak bisa malu dia gara-gara sikap Evan yang kurang ajar.
Sampai acara makan malam selesai Muhammad Evan tidak lagi turun. Mayang telah meminta pelayan untuk memanggil Evan supaya turun. Tapi ia tidak kunjung datang. Mayang sangat kesal sekali dibuatnya. sampai acara makan malam selesai.. Angelina dan keluarganya sudah pulang Muhammad Evan masih mengurung diri di kamar.
Ting Ting Ting.
Satu pesan masuk dari nomor yang tidak ia kenal, Evan mengernyit membaca pesan itu. Tidak lama wajahnya berubah menjadi berseri-seri senyum manis terukir disebut bibir gelap itu.
"Assalamualaikum, Mas misterius. Ini aku Alina yang kemarin pinjam uang mas misterius, Saya mau transfer untuk membayar hutang Mas. Bisa dikirim nomor rekening dan berapa nominal yang harus saya transfer.."ternyata Alena yang mengirimkan pesan untuk Evan? Duda tampan dan rupawan itu tersenyum merekah membaca pesan dari Alina..
"Kita bertemu saja, kapan kamu ada waktu? besok juga boleh. Dan kamu yang menentukan tempatnya bebas mau di mana saja."Evan membalas pesan Alina. Alina mengerutkan alisnya gadis itu tampak bingung...
"kenapa harus bertemu? Jika transaksi bisa. dilakukan by online."gumam Alina..
"Saya harus bayar berapa ke Mas misterius? Mau bertemu dimana ?Saya bekerja setiap hari pulangnya pun habis maghrib. Saya bingung menentukan di mana tempat bertemunya. Saya transfer aja deh tinggal sebutkan berapa nominal hutang saya."bales Alina lagi dengan kesal..
"Merepotkan sekali, tinggal sebutkan saja nominalnya aku transfer kelar kan urusannya Kenapa harus bertemu segala."gerutu Alina. Evan mood-nya lagi tidak baik-baik saja. membaca pesan Alina terkesan enggan untuk bertemu dengannya.. Membuat dia meradang. Akhir-akhir ini Alina selalu menghantui Muhammad Evan. Ia Seolah-olah Merasa telah memiliki Alina, Evan kesal dengan penolakan gadis berparas cantik itu. Entah mengapa Evan merasa sudah memiliki Alina.
"Ya, sudah! kalau kamu keberatan bertemu dengan saya tidak apa-apa. dan tidak usah dibayar uang yang kamu pinjam ambil saja." bales Muhammad Evan ketus. Alena bingung membaca pesan Muhammad Evan yang terkesan Marah sekali..
"Aku itu kerja dari pagi hingga malam, pulang kerja aku harus mengambil jualan dulu pesanan teman-teman di pabrik. Nah mas mau bertemu di mana? Mas saja yang menentukan tempatnya, saya ikut saja yang terpenting saya bisa bayar hutang.. saya tidak mau mati membawa hutang."jawab Alina lagi, gadis cantik pemilik bola mata indah itu. Menyimpan ponselnya didalam tas kerjanya.Lalu menstarter motornya dan meluncur kejalan raya..meninggalkan pabrik menuju kostanya Ia sudah tidak perduli dengan balasan dari Muhammad Evan.
Hatinya sangat dongkol, kenapa suka sekali mempersulit urusan orang lain!.
Evan yang membaca pesan Alina, mendadak hatinya gundah gulana. Ia bingung mengartikan perasaannya saat ini.. kenapa tiba-tiba ada perasaan gelisah tak menentu memikirkan gadis itu.Hatinya mendadak berdebar-debar mau bertemu Lina.
"Apa dia marah? Kenapa bales chatnya seperti itu? Sepertinya gadis itu hanya ingin bertemu denganku.Ia ingin mengembalikan uang saja.. kok hatiku jadi sakit ya? perasaan yang aneh"gumam Evan dalam hati.. berulang kali dia mengetik teks pesan, lalu dihapus lagi. Diketik lagi dan hapus lagi..
"Arghhh! Kenapa kaum-kaum hawa selalu bikin pusing!! Apa susahnya sih tinggal tentukan di mana tempatnya, di mana saja tidak masalah bagi ku."gumam Evan, tidak lama pintunya diketuk
Krek!! Pintu terbuka !
dan muncullah wajah cantik sang Mama di balik pintu kamarnya.
"Van. Tega sekali kamu bikin malu Mama? Hargai sedikit kek teman Mama.Kamu mau cari seperti apa lag? Angelina, gadis yang baik. Anak teman baik Mama..Yang bibit dan bobotnya sudah jelas."ujar Mayang..
"Apa Mama, tidak trauma mempunyai menantu yang memperlihatkan kemolekan tubuhnya Kesemua laki-laki hidung belang seperti menantu Mama dulu."ujar Evan, Mayang tertegun mendengar ucapan Putranya..
"Evan, sudah punya calon istri Ma.Gadis sederhana dan cantik,anggun dan yang pasti bisa menjaga ke hormatan jangan dibuang hatiku sebagai perempuan.."sahut Evan, entahlah gadis mana yang ia maksud..Saat ia mengatakan itu kepada Mamanya karena hati dan pikirannya diisi oleh gadis berkerudung..
Mata Mayang terbelalak dan berbinar indah.Tampak sekali rona kebahagiaan diwajah wanita paruh baya itu..
"Serius Van? kenapa kamu tidak cerita sama Mama sih.Ihhhh jahat sekali lho,main rahasia-rahasia sama Mama. Apakah anak pengusaha?"
"Bukan, anak seorang pengusaha Ma.Buat apa cari istri dari kalangan pengusaha.Ribet nikahnya,pakai bikin perjanjian pranikah..Memang harus anak pengusaha menantu Mama??"jawab Evan menatap Mamanya..
"Gak mesti pengusaha sih.Yang penting ia perempuan baik-baik, mencintai kamu dan kamu juga mencintainya."sahut Mayang,Evan menjentikkan jari telunjuk dan jempolnya..Tanda ia sepakat dengan ucapan sang Mama..
"Nah, begitu kan cakep.Ini baru Mama Muhammad Evan firdaus Terimakasih ya, Ma.Mulai sekarang Mama jangan menjodohkan Evan lagi oke."Ucap Evan, lalu.ia memeluk sang Mama.
"Tapi bener ya, sudah punya calon istri kamu?Mama itu hanya khawatir saja kamu dan Rio saling mencintai gitu!maka dari itu, Mama sangat gencar mencarikan kamu jodoh.."ucap Mayang jujur dan peruh khawatir..Evan
terbelalak ia tergelak tertawa ngakak mendengar kejujuran Mamanya. Dan kekhawatirannya.