"semua orang memiliki hak untuk memiliki cita-cita,semua orang berhak memiliki mimpi, dan semua orang berhak untuk berusaha menggapainnya."
Arina, memiliki cita-cita dan mimpi tapi tidak untuk usaha menggapainya.
Tidak ada dukungan,tidak ada kepedulian,terlebih tidak ada kepercayaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan_nic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Berlian yang berharga
Dita duduk di sebelah Evan
"Van,tugas kelompok nanti kita kerjakan di rumahku saja ya"
"Tidak bisa,Arina tidak bisa pergi.Karna dia harus membantu orang tuanya berjualan Mie"
"Loh,kenapa Arina? Kan kita tidak satu kelompok dengannya?"
"Aku ingin bantu Arina, karna di kelompoknya tidak ada yang kompeten"
"oh ...begitu"
Dita diam,sedikit menunduk. Matanya menatap lantai
Tak lama Vivian dan Arina datang bersamaan.
"Huh...capeknya aku hari ini" Arina menaruh tasnya di meja lalu duduk menelungkupkan wajah dengan tangannya
"Rumahmu jauh sekali kalau harus berjalan kaki Arina"
Vivian duduk di sebelahnya,menatap kasihan pada sahabatnya
"Mau gimana lagi,aku tidak punya uang untuk sekedar naik angkot atau ojek"
"Tapi kamu jadi kelelahan terus sampai di sekolah"
"hufttt....sudah resiko"
Evan mendengar percakapan mereka,dalam hatinya
"Kasian Arina..harus jalan kaki ke sekolah. Kalau aku minta Mama untuk sekalian jemput dia,Mama mau nggak ya?"
Dita berdiri menghampiri mereka,
"Guys,kalian tahu gosip terbaru?"
"apa?" Jawab Arina dan Vivian serempak
"Mis Aida,akan mengadakan seleksi pidato bahasa inggris buat lomba bulan depan"
"Hah ...serius?!!!"Jawab Arina
"Iya..serius lah,liat aja nanti. Kalian pasti ikut kan?"tnya Dita
"Aku ngga deh..ogah males,kalo menang juga mau di tunjukin ke siapa"Vivian menoleh dengan ekspresi malas
"yah...ngga semangat banget sih,kalau kamu Rin?"
"ikut,aku pasti akan ikut.Aku sudah lama banget nungguin kesempatan ini"
"Nah gitu dong semangat"kata Dita sambil mengacungkan jempol.Dalam hatinya...
"Arina dan Evan memang cocok, sama-sama pintar...
ngga seperti aku"
***
"Morning students,how are you today?"
"Morning Miss,Fine Miss!!"
Kelas yang riuh kembali tenang.Miss Aida dengan penuh percaya diri berdiri di depan kelas.Suaranya lembut penuh kasih sayang.
"Sebelumnya Miss akan kasih pengumuman,di bulan depan sekolah akan mengadakan Lomba pidato bahasa inggris dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda.Nah untuk menyambut acara itu Miss ingin mengadakan seleksi untuk memilih siapa yang akan mewakili kelas kita dalam lomba itu. Silahkan kalian siapkan naskah pidatonya,dan nanti kalian tunjukkan di depan kelas,bagaimana? Are you ready?"
"Ready Miss" jawab siswa serempak
"good job, students "
"silahkan kalian buat naskahnya dengan tema Sumpah Pemuda"
Miss Aida berjalan lalu menuliskan 'Sumpah Pemuda' di papan tulis.
Para siswa sibuk membolak balik kamus. Hanya Vivian yang sejak tadi menyender di kursi,tidak melakukan apa-apa. Tatapannya kosong,tangannya sesekali memutar- mutar pena.
"Vivian kamu tidak membuat naskah pidatonya?" Miss Aida menghampiri Vivian sambil mengusap pelan bahunya.
"Tidak Miss,saya tidak berminat ikut lomba"
jawabnya dingin
"Kenapa? kamu tidak suka bahasa inggris?"
"bukan,saya tidak mau saja"
Miss Aida menghela nafas
"Vivian,nanti di jam istirahat temui Miss di ruangan ya"
"kenapa Miss?"
"tidak apa-apa,Miss hanya ingin mengobrol dengan mu"
"tapi aku mau bersama teman-teman ku"
"sebentar saja,tidak akan lama"
"baik Miss"
Miss Aida kembali duduk di bangku depan. Vivian masih saja menyenderkan badan di kursi,menatap lantai dengan tatapan kosong
***
"Aku harus ikut lomba ini,kalo aku menang aku bisa dapatkan hadiah itu. Beasiswa dua bulan,jadi Mamak sama Bapak ngga harus keluar uang buat bayar sekolah.Tapi,sainganku berat.Evan pasti lebih unggul,dia yang lingkungan orang borjuis pasti akan mudah berbahasa Inggris.Hem...seandainya Evan itu tidak ada. Eh ...mikir apa aku,Evan kan sudah baik padaku mana boleh aku bilang begitu"
Arina menepuk pelan pipinya,
"sudah Arina,kerjakan saja"
Diam-diam Evan melirik Arina,ada senyum tipis di bibirnya melihat Arina yang menepuk-nepuk pelan pipinya,dalam hatinya
"Arina imut banget kalo begitu"
***
Bell istirahat berbunyi,kelas Miss Aida sudah selesai.
seperti kata Miss Aida tadi,Vivian masuk ke ruangannya
"Duduklah Vivian"
"Iya Miss"
Miss Aida mengeluarkan kertas,dengan tulisan 'Muak'
kertas itu milik Vivian kemarin saat di minta menuliskan perasaannya saat liburan
"Vivian,Miss merasa ada beban yang kamu tanggung sendirian. Apa benar?"
Vivian mengangguk,Matanya tidak berani menatap Miss Aida
Melihat itu,Miss Aida menghela nafas...melanjutkan ucapannya
"Vivian,kamu itu cantik..pintar..dan menarik.Kamu berharga nak"
"di rumah kamu merasa tidak ada yang menganggap mu ada?"
Vivian mengangguk lagi,ada air menggenang di sudut matanya
"Di sini,di sekolah ini...semua orang menganggap kamu ada kamu tidak perlu khawatir.Miss akan selalu menganggap kamu berlian,kamu ada dan berharga"
"kamu tahu Vivian?, Hidup memang selalu ngga adil dalam mengakui.Kadang kita sudah berusaha sekuat tenaga tapi tetap saja tidak terlihat,terlebih orang-orang itu adalah orang yang kita harapkan untuk melihat usaha kita"
Vivian tersenyum samar,sambil menyusut sudut mata yang mulai basah.Tatapannya masih kosong ke arah lantai
Miss Aida melanjutkan,suaranya lembut menenangkan
"Berusaha itu bukan tentang mereka yang tidak melihat,bukan untuk mendapat pengakuan dan pujian"
"Berusaha dan belajar menjadi lebih baik itu buat kamu sendiri,agar kamu punya pilihan untuk bisa berdiri sendiri tanpa harus di lihat dan di puji"
"Berusahalah menjadi lebih baik,untuk dirimu sendiri bukan untuk orang lain...karna kamu memiliki jalan mu sendiri. Sama dengan orang-orang itu,mereka berjalan dengan keinginan mereka sendiri.Maka,kamu juga berhak mencari jalan mu sendiri tanpa harus menunggu di lihat atau di puji mereka"
"Vivian...kalau orang lain belum bisa menghargai mu,ngga apa-apa...tapi jangan pernah berhenti menghargai dirimu sendiri ya..."
"Ingat satu hal ini,Kamu itu berharga,kamu itu berlian...walaupun tanpa di lihat dan di puji orang lain"
Vivian menunduk semakin dalam,Air mata yang tadi menggenang akhirnya lolos juga.Jatuh satu persatu
Miss Aida bangkit,memeluk Vivian.Vivian semakin tersedu di pelukan Miss.
"Miss,gimana aku bisa percaya kalau ada orang yang menganggap aku berharga,sedang orang tuaku saja tidak pernah melihat aku ada"
Miss Aida melepas pelan pelukannya, menggengam tangan Vivian
"Orang tuamu sedang menghadapi masalahnya,mereka juga bingung harus bersikap bagaimana. Mereka sedang berjuang melewati hari-hari berat. Kasihlah mereka ruang untuk menyelesaikan masalahnya."
"Vivian,orang tuamu adalah orang tua baru..yang juga sedang belajar menjadi orang tua.Dalam proses belajar orang akan menghadapi kesalahan sama dengan kamu. Saat belajar kamu juga pernah salah kan?"
Vivian mengangguk,matanya mulai menatap Miss Aida sayu
"Maafkanlah kesalahan orang tua mu,Do'akan mereka agar mereka di beri kemudahan dalam proses belajarnya"
"Vivian...,kesalahan orang tuamu bukan alasan untuk kamu berhenti berusaha dan belajar menjadi lebih baik.
karna masa depanmu adalah milik mu,kamu yang harus menentukan ke arah mana kamu melangkah..tetaplah semangat belajar,semangat menjadi lebih baik..tataplah masa depanmu karna kesuksesan sudah menantimu"
Vivian mengangguk,wajahnya tak lagi sayu.seperti mendapat energi baru.
"Miss,aku akan berusaha"
"Iya Vivian,kamu pasti bisa karna kamu adalah berlian yang berharga"
***
~Buat kalian yang merasa tidak di anggap,ingat kata Miss Aida
"Kalian adalah berlian,dan kalian sangat berharga"
Jangan lupa like dan Subscribe ,koment lanjut
biar aku makin semangat buat Update
**setangkai mawar aku juga mau😍
~Salam hangat dari penulis🤍
Ig: FahZa
Tikt*k : Catatan FahZa