NovelToon NovelToon
Diagnosa Cinta Istriku

Diagnosa Cinta Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Identitas Tersembunyi / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cchocomoy

Anindya Selira, panggil saja Anin. Mahasiswa fakultas kedokteran yang sedang menempuh gelar dokter Sp.Dv, lebih mudahnya spesialis kulit.

Dengan kemurahan hatinya dia menolong seorang pria yang mengalami luka karena dikejar oleh penjahat. Dengan terpaksa membawa pria itu pulang ke rumahnya. Pria itu adalah Raksa Wirajaya, pengusaha sukses yang memiliki pengaruh besar.

Perbuatan baiknya justru membuat Anin terlibat pernikahan paksa dengan Raksa, karena mereka berdua kepergok oleh warga komplek sekitar rumah Anin.

Bagaimana hubungan pernikahan mereka berdua?

Akankah mereka memiliki perasaan cinta satu sama lain?

Atau mereka mengakhiri pernikahannya?

Yuk baca kisah mereka. Ada 2 couple lain yang akan menambah keseruan cerita mereka!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cchocomoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Surat Pindah

Anin hanya senyum canggung karena ucapan Bima. Bagaimanapun juga statusnya saat ini istri orang. 

“Bima!” tegur Larisa dengan lirikan tajamnya.

“Kenapa?” tanya Bima bingung.

“Maaf, tapi saya sudah menikah,” jelas Anin agar tidak terjadi perseteruan antara Larisa dan juga Bima. Apalagi berkaitan dengan dirinya. 

“Oh! Saya minta maaf dokter Anin. Saya benar-benar tidak tau. Jika dilihat dokter Anin masih lajang.”

“Bima! Stop!! Bisakah kau diam?!” tegur Larisa yang sudah sangat kesal karena suaminya tidak menggunakan akalnya saat bicara. 

Larisa merasa tidak enak hati karena pertanyaan Bima, apalagi ia tau benar bagaimana rumah tangga Anin.

“Baiklah. Dokter Anin, saya minta maaf,” sesal Bima setelah mendapat lirikan maut dari sang istri.

“Tidak masalah, lagipula kita tidak pernah bertemu sebelumnya. Jadi wajar saja jika dokter Bima tidak mengetahuinya.”

Suasana menjadi hening setelah beberapa saat terasa sangat canggung. Tidak ada yang mengeluarkan suara sama sekali, bahkan Larisa dan Bima berbicara melalui lirikan mata.

“Dokter Anin,” panggil Bima yang memecah keheningan di antara mereka semua.

“Ya?” Anin beralih melihat ke arah Bima yang duduk di sofa dengan menyilangkan kakinya.

Larisa menatap Anin dan Bima secara bergantian. Ia meraih tangan Anin, ia takut jika Bima akan mengatakan hal yang menyangkut hubungan Anin dan suaminya.

Anin melihat Larisa sembari memperlihatkan senyumannya. Seolah memberikan isyarat jika dirinya baik-baik saja, kalaupun Bima akan menanyakan hal yang sama.

“Apakah saya bisa minta bantuan dokter Anin?”

“Bantuan?”

“Iya dok. Salah satu teman saya mempunyai kelainan pada kulitnya dan itu terjadi sudah hampir lima tahun ini. Saya sudah menghubungi semua dokter spesialis kulit untuk mengatasinya. Sayangnya masih belum ada hasilnya.” Anin dan Larisa mendengarkan dengan seksama.

“Kita sebagai dokter pasti sangat sibuk dengan pasien, begitu juga dengan dokter yang saya minta untuk membantu teman saya. Mereka semua membutuhkan waktu yang lama untuk masalah teman saya. Karena itu teman saya tidak bisa melakukan konsultasi secara rutin,” jelasnya.

“Tunggu, maksudnya kamu minta Anin untuk merawatnya?” tebak Larisa.

“Bisa dikatakan seperti itu, teman ku sangat membutuhkan perawatan. Jika tidak hidupnya akan benar-benar hancur.”

“Hancur?” tanya Anin.

“Iya, karena penyakitnya ini teman saya harus menjauhi istrinya. Ia takut jika istrinya akan tertular dengan penyakitnya, apalagi istrinya sudah tidak bisa menahan dirinya, lalu memilih untuk berpisah.”

“Sampai segitunya?” tanya Larisa.

“Iya sayang. Aku tau ini juga salah temanku yang tidak bisa jujur pada istrinya karena penyakit yang dideritanya. Dia takut jika istrinya justru akan meninggalnya setelah tau penyakitnya. Tapi sekarang, hal paling dia takuti akan terjadi. Istrinya minta cerai padanya,” jelas Bima panjang lebar.

Mendengar cerita Bima, entah kenapa membuat hatinya merasa sakit dan gelisah. Lima tahun? Apa ini kebetulan? Tidak-tidak! Apa yang aku pikiran ini belum tentu benar. Lagipula, Raksa baik-baik aja, batin Anin yang menyangkal jika orang yang dimaksud Bima adalah Raksa.

Orang yang memiliki penyakit kulit sangat banyak, dan itu belum tentu Raksa. Dan setiap hubungan orang lain pasti juga memiliki masalah yang hampir sama dengannya. Itulah kenapa Anin membuang hal yang akan menambah beban pikirannya.

“Jika istrinya setia, dia pasti akan menerima dan merawat suaminya. Bukan memilih untuk meninggalkannya,” kata Anin.

“Aku setuju dengan Anin,” imbuh Larisa.

“Saya bisa bantu teman dokter Bima, hanya saja saya tidak bisa melakukannya dalam waktu dekat. Karena saya baru saja mendapatkan surat pindah tugas. Jadi, jika teman dokter ingin berkonsultasi, bisa dilakukan di tempat kerja saya yang baru.”

“Lo?! Anin? Kamu juga mendapat surat pindah tugas?” tanya Larisa.

“Iya, saat perjalanan kemari aku baru menerima email.”

“Dimana?!”

“Apanya?”

“Kamu dapat pindah tugas dimana?” tanya Larisa yang lebih jelas.

“Oh… aku pindah ke WJ Hospital,” jawab Anin.

“Seriously?!” Anin mengangguk. Larisa sangat antusias setelah tau jika tempat tugas Anin yang baru sama dengannya.

“Kenapa? Kamu terlihat sangat senang, apa kamu juga mendapat surat pindah?”

Larisa mengangguk antusias, “Iya! Dan kita berada di rumah sakit yang sama!”

“Sungguh?” Larisa mengangguk dan memegang tangan Anin erat.

WJ Hospital? Itu tempatku bekerja, dan kebetulan itu milik Raksa. Sepertinya kali ini takdir berpihak padanya, batin Bima sedikit merasa lega karena mendapat sedikit harapan untuk hubungan Raksa.

“Kebetulan sekali! Sayang, kamu ingat jika aku juga bertugas di sana.”

“Eh? Benarkah?” Bima mengangguk. “Aku lupa jika kamu juga disana. Maaf, karena aku terlalu kesal karena kamu sendiri yang membuatku kesal!!” ketus Larisa.

“Sayang, aku minta maaf. Aku ada operasi dadakan, jadi aku tidak bisa menemuimu,” sesal Bima yang merasa bersalah.

“Lar, dokter Bima benar. Mau bagaimanapun, kita harus mengutamakan pasien diatas urusan pribadi kita.”

“Ya ya, aku hanya kesal aja. Setidaknya kamu bisa memberitahuku jika memang tidak bisa datang Itu yang buat aku kesal, terkadang aku berpikir jika aku tidak begitu penting bagimu,” ungkap Larisa.

Bima tau jika ia memang salah karena tidak memberi kabar pada Larisa. Operasinya begitu mendadak, hingga membuatnya lupa untuk mengabari Larisa jika ia tidak bisa pulang.

“Sayang, aku benar-benar minta maaf. Aku tau jika aku salah, tapi kejadiannya begitu tiba-tiba, jadi aku lupa.”

“Sudahlah, Lar. Suamimu sudah menyadari kesalahannya. Ini juga bukan sepenuhnya kesalahannya.” Anin turut membujuk Larisa agar memaafkan Bima.

“Baiklah, aku juga minta maaf.” Bima tersenyum, ingin sekali ia berlari menghampiri Larisa dan memeluknya. Tapi ia tidak bisa melakukannya karena keberadaan Anin diantara mereka.

“Ini sudah malam, akan lebih baik aku pulang sekarang. Aku akan datang lagi besok setelah memeriksa pasien.”

“Baiklah, kamu hati-hati di jalan. Dan pikirkan baik-baik apa yang sudah aku katakan. Ini demi masa depanmu sendiri.” Anin mengangguk paham.

“Kalau begitu aku pamit. Dokter Bima, saya pamit pulang lebih dulu.”

“Tunggu!” Satu kata yang kembali menghentikan langkah Anin. Ingin rasanya Anin mengumpati Bima dengan suara yang keras.

“Iya dok? Apa ada sesuatu yang ingin anda katakan.”

“Iya, sangat kebetulan kita berada ditempat tugas yang sama. Semua ini juga seperti takdir yang baik, karena rumah sakit tempat kita bekerja nanti, adalah milik teman saya yang nantinya akan menjadi pasien dokter.”

“Benarkah? Seharusnya itu tidak akan sulit untuk teman dokter Bima menemukan dokter yang lebih senior dari saya,” ucap Anin yang merasa sedikit aneh.

“Saya sudah jelaskan sebelumnya, teman saya menginginkan pemantauan yang ketat agar dia bisa segera sembuh. Jika dokter Anin berkenan, saya yang akan buatkan jadwal pertemuannya, tentunya setelah dokter Anin bergabung di WR Hospital.”

“Baiklah, lakukan saja. Karena itu sudah menjadi tugas saya, dan lagi dia juga pemilik dari rumah sakit yang nantinya akan menjadi titik awal karir saya.”

1
partini
dihhh laki laki ko ngiri nanyakn perempuan dihhhh anehhh
partini
wkwkkwk lima tahun di tahan ya meledak,,aihhh ga boleh lama" yah dosa loh nolak 😂😂
partini
lah malah di suruh menjauh kemarin minta cerai gara" ga di sentuh
partini
hayo 5 tahun loh dr cuekin
partini
dah di persilahkan Kokop mengkokop 😂
partini
👍👍👍👍👍 lanjut thor
partini
bagaimana Rekasi mereka berdua biak bertemu dokter dan pasien pasti seru
partini
penyakit kulit Ampe segitunya penyakit kulit apa Thor
suamiku jg ada tapi ga nular tapi juga ga sembun sampe sekarang aneh segala obat udah hasil ya sama ,
partini
ruwet sekali
partini
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!