NovelToon NovelToon
SURGA Yang Kuabaikan & Rindukan

SURGA Yang Kuabaikan & Rindukan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Penyesalan Suami
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: rozh

Takdir yang tak bisa dielakkan, Khanza dengan ikhlas menikah dengan pria yang menodai dirinya. Dia berharap, pria itu akan berubah, terus bertahan karena ada wanita tua yang begitu dia kasihani.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rozh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maafkan Aku Ibu

Waktu terus berputar. Hari telah berganti menjadi bulan. Khadijah masih belum terbiasa hidup tanpa putranya.

Dua bulan sudah berlalu semenjak Tanan ditangkap polisi dan dijebloskan ke penjara. Meski kehadiran Tanan di rumah itu tidak banyak membantunya, tapi nyatanya saat dia tidak ada, Ijah merasa kesepian. Dia sering berada di kamar putranya, kamar yang biasanya berantakan kini selalu rapi karena tidak ada yang menempati. Ijah sangat rindu dengan kamar yang berantakan, Ijah juga rindu saat membangunkan putranya meski terkadang dia mendapati cercaan dan kata kasar dari Tanan.

Hari ini Ijah berencana untuk menjenguk Tanan di dalam tahanan. Dia sudah memasak untuk Tanan, makanan terbaik yang bisa dia buatkan untuk sang putra tercinta. Bukan tempe atau tahu, tapi kali ini, dia memasak daging ayam yang dia masak opor.

Ijah tersenyum senang karena dia akan menjenguk putranya, setelah sedari kemarin dia tidak bisa melakukannya karena belum mendapat izin dari pihak yang berwajib, maka Ijah lebih memilih untuk menyibukkan dirinya dengan pekerjaan yang lain.

“Alhamdulillah,” ucap Ijah saat setelah semua yang dia siapkan telah selesai. Ijah hanya perlu membawa makanan tersebut ke kantor polisi. Sengaja Ijah melebihkan makanan itu untuk teman-teman Tanan yang lain di dalam sana. Setidaknya dia bisa menitipkan putranya agar mereka juga bisa berbuat baik kepada Tanan.

Dengan menggunakan angkutan umum, Ijah pergi. Senyumnya semringah saat dia telah menginjakkan kakinya di depan kantor polisi. Segera Ijah bertemu dengan seseorang untuk meminta izin menjenguk anaknya.

Setelah melakukan prosedur yang diharuskan, Ijah harus memperlihatkan identitasnya, juga harus menyimpan fotokopi data diri guna mempermudah Ijah jika di kemudian hari dia ingin bertemu dengan Tanan lagi.

“Apa itu?” tanya salah seorang petugas menunjuk ke arah rantang yang Ijah bawa.

“Makanan, Pak. Saya sudah lama nggak masakin anak saya,” ucap Ijah dengan hati yang was-was.

“Buka!” perintah laki-laki berseragam coklat tersebut.

Ijah menyimpan rantang itu di atas meja dan membukanya, memperlihatkan kepada petugas tersebut nasi dan opor ayam yang dia bawa. Petugas itu mengambil sendok yang ada di sebelah rantang dan melakukan sesuatu pada nasi tersebut, mengintip apa yang ada di dalamnya, juga dengan opor yang dibawa Ijah, memeriksa bila mana Ijah membawa sesuatu yang mencurigakan. Bukan tidak sopan, tapi itu adalah SOP yang harus dilakukan untuk mencegah barang asing masuk ke dalam area penjara.

“Tas!” ujar laki-laki itu lagi.

Ijah kembali menutup rantangnya dan membuka tas. Juga, laki-laki tadi meminta seorang wanita untuk menggeledah tubuh Ijah. Wanita itu mengangguk kepada temannya.

“Aman. Mari ikut saya,” ujar laki-laki itu mempersilakan.

Ijah dengan dada yang berdebar mengikuti langkah kaki laki-laki tadi untuk bertemu dengan putranya. Ijah yang sedari kemarin tidak enak badan, mendadak bersemangat sekali dan ingin menjumpai putranya.

Di sebuah ruangan Ijah menunggu beberapa menit lamanya, sampai pintu ruangan itu terbuka dan Tanan masuk ke dalam.

Ijah berdiri, tak kuasa menahan tangis melihat putranya yang kini kurus dan menyedihkan.

“Tanan! Anakku!” seru Ijah sambil memeluk sang putra dengan erat, tak lupa banyak ciuman yang dia berikan di pipi dan kening Tanan.

“Kamu baik-baik aja kan? Kamu makan dengan baik? Tidur dengan baik?” Ijah memberondongnya dengan banyak pertanyaan.

Tanan masih diam, kemudian balas memeluk ibunya hingga dia ambruk di lantai memohon pengampunan sang ibu. Tanan berlutut, memeluk erat kaki Ijah dan menangis tersedu. Derai air mata dan ucapan maaf yang hampir tidak pernah keluar dari dalam dirinya kini menggema di ruangan itu.

Petugas meninggalkan ibu dan anak tersebut, membiarkan keduanya bertemu untuk meluapkan segala rasa rindunya.

“Maafkan Tanan, Bu. Maafkan Tanan!” seru Tanan menangis bak anak kecil. Dia tidak ingin melepas kaki Ijah, bahkan lebih rendah lagi untuk mencium kaki sang ibu.

Ijah terkejut, terharu dengan apa yang dilakukan oleh sang putra. Dua bulan tidak bertemu dengan Tanan membuat Ijah merasakan jika putranya itu sedikit banyaknya telah berubah kearah yang baik.

“Ibu sudah maafin kamu, Nak. Ibu maafkan,” ucap Ijah.

Ijah menarik tangan Tanan dan menyuruhnya untuk bangun dan duduk bersama di kursi. Banyak yang sudah Ijah tanyakan, dia juga menyuruh Tanan untuk makan sebelum jam besuk selesai. Singkat waktunya, Ijah tidak mau banyak kehilangan momen bersama dengan Tanan.

Ijah tersenyum saat Tanan makan dengan sangat lahap, air mata keluar dari mata Tanan saat merasakan makanan yang sangat lezat ini. Dia tahu, sang ibu pasti memaksakan diri untuk memasak hidangan mewah ini, mengingat sehari-hari saat dia di rumah mereka makan hanya seadanya.

“Makan hati-hati, Nak.” Peringat Ijah, tapi Tanan terlalu rindu masakan sang ibu sehingga dia tidak peduli dengan peringatan tersebut.

Selesai menunggu putranya makan, tiba-tiba saja Ijah meraba sanggulnya, mengeluarkan benda yang telah dia sembunyikan di balik selendangnya yang hanya dililitkan tanpa menggunakan jarum pentul, ujung selendang itu dia sampirkan ke belakang melewati kedua bahunya.

“Ini,” ucap Ijah sambil melirik ke kanan dan ke kiri, sebuah plastik dengan isi rokok yang telah dia keluarkan dari bungkusnya dan dia selipkan di balik ikat rambut, juga beberapa uang yang bernilai cukup besar bagi wanita dengan penghasilan pas-pasan.

“Ini ... untuk apa, Bu? Ibu—”

“Shhttt!” Ijah menempelkan telunjuknya di depan bibir. “Ini buat kamu, jaga-jaga kalau di sini kamu butuh. Maaf, Ibu nggak bisa kasih yang banyak. Bagi lah rokok dengan teman satu sel-mu, Nak.”

Tanan masih menatap ibunya dengan tidak percaya. Akan tetapi, saat dia akan berbicara lagi, Ijah segera menurunkan tangan anaknya. Tepat saat itu seorang petugas masuk dan mengatakan jika waktu besuk sudah selesai.

Ya, Ijah pernah mendengar dari orang, jika berbagi rokok pada teman sel atau uang, setidaknya, anaknya tidak mendapatkan pukulan.

“Iya, Pak. Saya akan pulang. Bisa kan saya kasih makanan ini juga untuk teman Tanan yang lain di sel?” tanya Ijah sambil menyodorkan rantang yang masih tersisa dua wadah. Petugas itu mengangguk dan mengambil rantang tersebut.

“Silakan Ibu pulang. Jam besuk sudah selesai.”

Ijah kembali mendekati Tanan dan memeluk sang putra dengan erat. Merasa sedih karena dia akan berpisah lagi dengan putranya. Sementara itu petugas lapas menunggu Ijah di ambang pintu.

“Simpan yang baik uang itu, Nak. Jangan sampai ketahuan sama petugas dan diambil,” ucap Ijah.

Tanan segera memasukkan rokok itu ke sebalik celananya dengan baik.

“Ibu dapat dari mana uang ini?” tanya Tanan dengan suara yang bergetar.

“Jangan pikirkan itu. Kamu hati-hati ya di sini. Ibu pasti akan baik-baik saja di rumah,” ucap Ijah sambil mencium pipi dan kening Tanan.

Tanan juga melakukan hal yang sama, mencium kening sang ibu dan kembali menangis.

“Jangan nangis, Nak. Kamu ini anak laki-laki.” Ijah mengusap pipi Tanan yang basah.

Petugas menunggu ibu dan anak itu yang tak kunjung juga selesai. Dia berdehem untuk memberikan peringatan kedua.

“Aku anak ibu yang nggak berguna. Maafin Tanan, Bu.” Wajah Tanan tampak bersedih.

“Iya, Ibu sudah maafkan. Asal kamu janji nggak akan lakuin kesalahan itu lagi, asal kamu janji bertaubat setelah ini, Nak,” ucap Ijah.

Tanan mengangguk dan dia harus rela meninggalkan ibunya lagi untuk masuk ke dalam sel tahanannya.

1
Heny
Hadir
Rozh: terimakasih 🙏🏻🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!