Kawin Sedarah

Rasa bahagia dan haru kini di rasakan oleh Farhan dan Aisyah,terlebih lagi Aisyah. Dia sangat bersyukur karena doa' doa nya di kabul kan oleh Allah.

" makasih bang,Abang telah mau menyelamatkan aku dan keluarga ku. Aku janji akan bekerja sebaik mungkin setelah ini untuk bisa bayar hutang ke Abang" ucap Aisyah.

Farhan terkejut mendengar ucapan Aisyah," kamu hutang apa sama Abang " tanya Farhan.

" hutang aku yang Abang bayar ke Herman tadi, berarti sekarang aku hutang nya sama Abang " jawab Aisyah

Farhan langsung tersenyum," kita sekarang sudah jadi suami istri. Uang Abang juga jadi uang mu. Tidak ada hutang hutangan sekarang di antara kita" ucap Farhan.

Aisyah langsung terkejut mendengar ucapan Farhan," jadi pernikahan ini serius. Bukan hanya untuk menyelamatkan aku saja. Bukan pernikahan sementara " tanya Aisyah.

Farhan menggeleng," kamu abang nikahi dengan menyebut nama Allah. Dengan di awali kata bismillah. Dan tidak ada yang nama nya pernikahan sementara . kamu sah jadi istri Abang. Dan insyaallah jadi satu satunya " ucap Farhan.

" mungkin dengan cara seperti inilah Allah membukakan jalan kita untuk bersatu,saling membimbing dalam ikatan pernikahan " ucap Farhan.

Aisyah menangis karena terharu mendengar ucapan Farhan.

Safira tiba tiba mendekat dan menyerahkan handphone nya pada Farhan. " bang, Bundo nelfon" ucap Safira.

" apa Bundo tau" tanya Farhan sambil berbisik pada adik nya. Safira langsung mengangguk.

Dengan perasaan deg degan,Farhan menyapa Bundo nya.

" Assalamualaikum Bundo" ucap Farhan.

" Waalaikumsalam nak" jawab buk Farida.

" Nak, ajak Aisyah pulang ke kampung. Bundo akan bikin pesta pernikahan untuk kalian dua Minggu lagi" ucap buk Farida yang membuat Farhan bahagia.

" Bundo tidak marah pada ku karena sudah mengambil keputusan cepat tanpa berunding dulu sama Bundo dan mamak mamak" tanya Farhan.

" Bundo tidak marah nak. tindakan mu sudah benar. Bundo akan urus semuanya di sini. Ingat,dua minggu lagi. Masalah undangan,biar om Ridwan yang mengurus nya" jawab buk Farida.

" terima kasih Bundo " ucap Farhan.

" Bundo sangat senang bisa berbesanan dengan Ana,ibu nya Aisyah. Bundo sudah kenal lama dengan dia. Katakan pada ibu mertua mu itu untuk cepat pulang,bantu Bundo mempersiapkan pesta kalian " ucap buk Farida.

" baik Bundo " ucap Farhan.

" udah dulu ya nak. Bundo mau mulai mengurus semua nya. Assalamualaikum " ucap buk Farida.

" bayar saja orang Bundo, Bundo jangan kelelahan" ucap Farhan.

" iya nak,Bundo hanya jadi penggerak. Yang bekerja bira orang lain" jawab buk Farida.

" makasih Bundo, waalaikumsalam " ucap Farhan yang kemudian mengakhiri panggilan itu.

Buk Ana kemudian mendekat," apa uni Farida marah,nak" tanya buk Ana cemas.

Farhan langsung menggeleng," tidak Bu. Bundo hanya bilang kalau akan bikin pesta buat kami di kampung dua Minggu lagi " jawab Farhan.

Buk Ana langsung bernafas lega," Alhamdulillah. Dari dulu uni Farida memang terkenal sangat baik dan bijak dalam berpikir " ucap buk Ana sambil menghapus air mata nya yang tidak sengaja menetes.

" Nak,ibu dan kakak mu mau pulang kampung dan akan menetap di kampung . Ibu akan kembali menggarap sawah kita" ucap buk Ana pada Aisyah.

" tapi ibu mana kuat untuk kerja di sawah Bu. Apalagi kakak yang tidak terbiasa bertanam" jawab Aisyah.

Safira langsung tersenyum," kamu jangan khawatir. Di kampung kita kan sekarang sudah banyak tempat pariwisata yang sering di kunjungi para wisatawan lokal dan mancanegara. Kebetulan daerah kampung kita sudah banyak berdiri homestay karena dekat dengan pemandian air terjun Harau. Kita bisa buat homestay baru di tanah ibu mu yang terletak tidak jauh dari pemandian itu" ucap Safira.

Buk ana langsung tersenyum," benar nak,kemaren Mak dang mu nelfon mengatakan kalau ada yang menawar sawah kita untuk di bangun jadi homestay. Tapi ibu bilang kalau sawah itu tidak akan dijual. ibu takut kalau sawah itu di jual,nanti kita tidak punya apa apa lagi di kampung " ucap buk Ana.

" tapi kita bangun homestay nya pakai apa Bu. Biaya nya pasti mahal" ucap Aisyah.

Farhan langsung tersenyum," kamu jangan khawatir. Biar aku bantu untuk membangun nya. Punya Bundo pun ada di sana" jawab Farhan.

" nanti akan kita bagi setelah homestay nya selesai . Bagian kamu,ibu dan kak Rima" ucap Farhan lagi.

Rima langsung tersenyum," setelah homestay itu selesai dan sudah beroperasi. Kakak akan ngumpulin sedikit demi sedikit uang pemasukan dari sana untuk mengganti uang Farhan yang di gunakan untuk membangun homestay bagian kakak " ucap Rima.

Safira langsung tersenyum," nah, itu baru solusi yang tepat" ucap Safira.

Aisyah memegang tangan Safira," apa kamu tidak marah uang bang Farhan di gunakan untuk membangun itu " tanya Aisyah cemas

Safira langsung tertawa mendengar pertanyaan Aisyah. " uni uni. Kenapa aku harus marah. Yang di gunakan itu uang bang Farhan yang sekarang sudah sah jadi suami uni. kita sekarang sudah jadi satu keluarga. Masalah uang,itu bukan masalah besar. Aku juga sudah dimanja bang Farhan dengan uang nya,jauh sebelum uni jadi istri nya. Sekarang fokus untuk menata masa depan,jangan berpikiran yang aneh aneh. karena keluarga suami uni bukan orang yang berpikiran picik yang takut Abang nya di kuasai oleh istri nya" jawab Safira sambil merangkul tubuh Aisyah.

" maaf" ucap Aisyah.

" udah,yuk buruan makan. Aku udah lapar" ucap Safira. Farhan langsung geleng geleng kepala mendengar ucapan adik nya itu.

***

Pak Sudirman dan Bima pergi mendatangi rumah kos nya Zaki. tapi sial,Zaki tidak berada di sana . Menurut teman satu kos nya,Zaki lagi pagi sekali sudah berangkat ke kampung nya.

" minta Sonia untuk menghubungi Zaki" ucap pak Sudirman pada Bima.

Bima mengangguk dan langsung menghubungi Sonia. " halo dek,tolong hubungi nomor Zaki. tanyakan di mana dia sekarang" ucap Bima.

" nomor handphone nya Zaki tidak bisa di hubungi dari semalam bang. Aku takut dia sengaja mengelak karena tersinggung dengan ucapan mama semalam" jawab Sonia.

Dengan kesal Bima langsung mematikan panggilan itu.

" bagaimana,apa kata Sonia" tanya pak Sudirman.

" nomor handphone nya Zaki mati dari semalam pa " jawab Bima.

Pak Sudirman langsung panik," kacau. Ini semua karena ulah mama mu. kemana kita harus mencari Zaki sekarang" ucap pak Sudirman.

" Bagaimana kalau kita cari ke kampung nya pa. Kita tanya Sonia di mana kampung nya Zaki. aku rasa,itu jalan satu satu nya " saran Bima.

Pak Sudirman mengangguk," baiklah, sekarang kita pulang dulu. Kita cari waktu yang tepat untuk pergi ke sana " ucap pak Sudirman.

bima mengangguk dan mereka pun kembali pulang dengan tangan kosong.