NovelToon NovelToon
Bukan Istri Bayangan

Bukan Istri Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Dokter
Popularitas:550.6k
Nilai: 5
Nama Author: Desy Puspita

Bertahun-tahun memendam cinta pada Bagaskara, Aliyah rela menolak puluhan lamaran pria yang meminangnya.

Tak disangka, tepat di hari ulang tahunnya, Aliyah mendapati lamaran dari Bagaskara lewat perantara adiknya, Rajendra.

Tanpa pikir panjang Aliyah iya-iya saja dan mengira bahwa lamaran itu memang benar datang dari Bagaskara.

Sedikitpun Aliyah tidak menduga, bahwa ternyata lamaran itu bukan kehendak Bagaskara, melainkan inisiatif adiknya semata.

Mengetahui hal itu, alih-alih sadar diri atau merasa dirinya akan menjadi bayang-bayang dari mantan calon istri Bagaskara sebelumnya, Aliyah justru bertekad untuk membuat Bagaskara benar-benar jatuh cinta padanya dengan segala cara, tidak peduli meski dipandang hina ataupun sedikit gila.

.

.

"Nggak perlu langsung cinta, Kak Bagas ... sayang aja dulu nggak apa-apa." - Aliyah Maheera.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33 - Cinta Sendirian ~

Niat hati hanya ingin mencuri kesempatan, mengecup bibir Bagaskara sekilas sebelum sempat berpikir panjang, Aliya justru mendapatkan serangan balasan yang sama sekali tidak ia perhitungkan.

Tanpa aba-aba, pria itu membalas ciumannya dengan versi yang jauh lebih mengguncang– panas, dalam, dan membuat tubuhnya seolah melayang tanpa arah.

Dan anehnya, meski peristiwa itu sudah berlalu lebih dari lima jam, sensasi anehnya belum juga hilang.

Setiap kali ia menarik napas, seolah masih bisa merasakan aroma tubuh suaminya yang menempel di ujung pikirannya. Setiap kali berkedip, bayangan wajah Bagaskara masih jelas terpatri di pelupuk mata.

Aliya bersandar di kursinya, pipinya memanas lagi entah karena malu, senang, atau campuran keduanya. Ia mencoba fokus pada berkas pasien di tangannya, tapi huruf-huruf di atas kertas seakan menari-nari tak beraturan.

Stetoskop di lehernya pun terasa berat, seperti menertawakan dirinya yang kini justru lebih mirip pasien dibanding seorang dokter.

“Al, are you okay?” Suara Dea memecah lamunannya. Sahabatnya itu menatap curiga, matanya menyipit penuh tanda tanya.

Sejak tadi pagi, Dea sudah menangkap sesuatu yang tidak biasa dari tingkah Aliya. Bagaimana tidak? Sejak mereka bertemu tadi, Aliya hanya tersenyum-senyum sendiri, tanpa alasan jelas.

“Hmm?” Aliya tersentak kecil.

Dia mencoba menyembunyikan senyum yang masih tersisa di wajahnya, tapi gagal total. Bibirnya terus terangkat tanpa bisa dikendalikan.

Dea menatapnya tak percaya. “Astaga, makin aneh. Aliya!” serunya sampai-sampai menepuk meja kerja Aliya dengan cukup keras.

Aliya hampir menjatuhkan pulpen dari tangannya. “Ke-kenapa?” tanyanya gugup, mata indah wanita itu berkedip cepat.

“Pakai tanya kenapa segala! Kamu dari tadi senyum-senyum sendiri. Abis diapain sama Kak Bagas? Jangan-jangan dia terlalu galak sampai kamu shock gini?” nada Dea terdengar separuh menggoda, separuh khawatir.

“Ih, bukan! Bukan karena tertekan, Dea.” Aliya langsung menatap Dea dengan ekspresi protes.

“Terus kenapa?” Dea menyandarkan tubuhnya ke kursi, melipat tangan di dada. “Aku perhatiin kamu dari pagi, Al. Tatapanmu kosong, senyummu aneh, dan kamu bahkan salah nulis nama pasien tadi. Kamu yakin masih waras?”

Aliya menunduk, pipinya merona. Ia menatap kertas di hadapannya tanpa benar-benar membaca. “Ehm … sebenarnya sih ....” Namun, sebelum sempat melanjutkan, tawa kecil lolos begitu saja dari bibirnya. “Ah, malu! Sudah deh, lupain. Ini rahasia.”

Dea langsung melotot. “Rahasia apaan? Jangan bilang Kak Bagas bikin sesuatu yang bikin kamu begini?”

Sejenak, Aliya menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan senyum. “Nggak boleh cerita. Kata Kak Bagas … itu privasi.”

Mendengar itu, sontak Dea mendengkus pelan, tapi matanya masih memperhatikan sahabatnya itu dengan tajam. “Ya ampun, kalau kamu merah gitu, aku nggak perlu jadi detektif buat tahu apa yang terjadi. Tapi setidaknya kasih tahu aku satu hal ... dia nggak bikin kamu tertekan, kan?”

Aliya menggeleng cepat. “Enggak kok, sebaliknya. Kak Bagas malah perhatian banget … kemarin dia benar-benar lembut sama aku.”

“Serius?” tanya Dea sambil mengangkat sebelah alis.

“Iya. Aku juga nggak nyangka, tapi dia bisa begitu hangat.”

Seketika, Dea menghela napas panjang. Senyum tipis tersungging di wajahnya, tapi masih ada nada waspada di matanya. “Ya, syukurlah kalau begitu. Tapi, tolong ya, Dokter Aliya … kalau lagi kerja, fokus dikit. Jangan sampai kamu salah kasih resep, pasien bisa celaka.”

Aliya terkekeh pelan, mencoba menetralkan suasana. “Iya, tahu kok. Tenang aja, aku masih bisa bedain stetoskop sama pulpen.”

“Jangan cuma iya-iya doang. Kalau sampai terjadi, kamu juga yang repot.”

Aliya menyandarkan dagunya di telapak tangan. “Tenang aja, jangan khawatirkan aku.”

“Siapa juga yang khawatir sama kamu? Yang aku khawatirkan itu pasien-pasien kamu, tahu?”

Begitu ucap Dea dan kali ini, Aliya tertawa terbahak. “Galak banget, Dea. Jangan-jangan kamu hamil ya?”

“Kalau iya kenapa?” jawab Dea santai tapi matanya melotot kecil.

“Duh, pantesan galaknya dua kali lipat. Cuti aja deh kayak Aruni, biar nggak gampang marah.”

“Kamu yang bikin aku marah!”

Aliya kembali tergelak. “Ih, Dea kok gitu sih? Aku aduin sama Kak Bagas loh nanti.”

“Silakan.” Dea menyilangkan tangan, ekspresinya setengah menantang. “Aku jadi penasaran, dia peduli atau nggak sebenarnya.”

Sekilas, tawa Aliya langsung terhenti. Dia menatap Dea dengan pandangan yang sempat ragu, tapi kemudian tersenyum tipis. “Mau kita buktikan?”

Dea mengangkat dagu. “Boleh, ayo buktikan.”

Tanpa pikir panjang, Aliya mengambil ponselnya dari meja. Ia menatap layar beberapa detik, mencari nama suaminya, lalu menekan tombol panggil.

Nada sambung terdengar, satu kali, dua kali, tetapi tak juga diangkat.

Aliya mencoba lagi. Kedua kalinya, tetap nihil.

Ketiga, keempat, sampai kali kelima, hasilnya sama. Layar hanya menampilkan tulisan

“Tidak dijawab.”

Senyumnya perlahan memudar. Suara debar di dadanya berubah tempo, dari hangat menjadi getir.

Dea hanya diam, menatapnya dengan pandangan sayu. Ia menarik napas sebelum akhirnya berkata lirih namun mantap, “Lihat kan? Aku bukan mau menjatuhkan, Al. Tapi sepertinya Anjani benar, kamu cinta sendirian.”

Jemari Aliya seketika menggenggam erat ponsel di tangan, seolah dengan begitu ia bisa menahan perasaan yang tiba-tiba terasa sesak di dada.

Dea melanjutkan dengan suara lembut tapi tegas. “Aku tahu kamu berusaha keras. Akan tetapi, jangan paksa sesuatu yang belum tentu seimbang. Karena kalau kamu terus begini, nanti sakitnya bisa terlalu dalam, Aliya.”

.

.

- To Be Continued -

Hallo ... Maaf terlambat, aku akan up tiga eps lagi hari ini, tunggu ya 🫶🏻 Sebagaimana aku yang berusaha untuk tidak lelah menulis kisah mereka, maka aku meminta kalian untuk jangan lelah mengikuti kisah mereka, Babay ~

1
~Ni Inda~
Habis ni sendok lg yg ngedumel 🤣🤣
Desmeri epy Epy
lanjut Thor
~Ni Inda~
Nah loohhh..kena kamu Gas 🤣🤣
Hasanah Purwokerto
Biarin aja pir..pir...kamu ga usah ikutan kumat yaaa🤭🤭🤭
Sri Prihatinie
ya ampun alya🤭
MD...
Keselek bang???
MD...
haccciiiwwwww🤧🤧
MD...
😭😭gpp ..gak salah juga kan
MD...
kwkwkw.... salah paham nih
MD...
wkwkkkk... jgn maksain diri atuh Al
ρυтяσ✨
kejebak sama ucapan'y sendiri tuh Bagas🤣🤣🤣🤣
Sri Gunarti
hari ini up nya 1 kli thor
Layla 🌹
astaga aliyaahh ga bisa lagi berkata² dgn tingkah pola mu🤣🤣
Layla 🌹
is pasti modus tuh kak bagas mana ada nyari restoran yg dekat t4 kerja aliyah kalo ga da mau nyaa🤭🤭🤣🤣
Layla 🌹
astaga aliyaa lama2 kejang deh kamu🤣🤣🤣
Sugiharti Rusli
padahal sayang di sini memiliki maksud yang berbeda sama yang dia pikirkan, tapi dia pede aja lha toh sama suaminya sendiri juga😁😁😁
Sugiharti Rusli
dasar yah si Aliya bisa banget menggiring opininya terhadap sang suami yah😅😅
Layla 🌹
na dengerin tuh dokter aliyah...jangan sampe gara² kamu yg lagi kesemsem pasien jadi celaka krn salah obt🤭🤭🤣
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
wkwkwk sayang ..eh iya makanan yang sayang bukan kamu nya Alya 🤣🤣
Hasanah Purwokerto
Nah looooo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!