NovelToon NovelToon
Menanti Cinta Sang Letnan

Menanti Cinta Sang Letnan

Status: tamat
Genre:Menikahi tentara / Konflik etika / Tamat
Popularitas:270.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

FB Tupar Nasir, ikuti FB nya ya.

Diam-diam mencintai kakak angkat. Namun, cintanya tidak berbalas. Davira, nekad melakukan hal yang membuat seluruh keluarga angkatnya murka.

Letnan Satu Arkaffa Belanegara, kecewa dengan kekasihnya yang masih sesama anggota. Sertu Marini belum siap menikah, karena lebih memilih jenjang karir yang lebih tinggi.

Di tengah penolakan sang kekasih, Letnan Arkaffa justru mendapat sebuah insiden yang memaksa dia harus menikahi adik angkatnya. Apa yang terjadi?

Yuk kepoin.

Semoga banyak yang suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Sudah Tiga Bulan

     Tiga bulan sudah kepergian Kaffa satgas. Tiga bulan juga usia pernikahan Kaffa dan Davira.

     Bu Daisy merasa penasaran dengan keadaan Davira yang tidak menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Saat ini, Bu Daisy terlibat obrolan bersama Pak Daka suaminya di ruang tamu.

     "Sudah tiga bulan, tapi tidak ada tanda-tanda Davira mengandung. Tahu begini, kita tidak perlu cepat-cepat nikahkan mereka. Kasihan juga Marini kekasih Kaffa kalau sampai dia tahu pernikahan ini," ujar Bu Daisy pada suaminya. Wajahnya diliputi penyesalan.

     Pak Daka menghirup napas dalam-dalam, sesekali menyesap rokok yang terselip diantara jemarinya.

     "Tapi, bagaimana kalau mereka sudah melakukan perbuatan itu? Terlepas semua jebakan dia. Kalau tidak dinikahkan kasihan Davira."

     "Biarkan saja, itu semua, kan kesalahan dia yang menjebak anak kita." Bu Daisy mengarahkan wajah ke depan, melihat ke taman bunga di depan rumahnya. Tatapannya jauh, entah ke mana.

     "Belum tentu Davira yang jebak atau Kaffa yang terjebak. Bisa jadi mereka sama-sama terpengaruh sesuatu obat misalnya, sehingga mereka sampai melakukan itu." Pak Daka mencoba netral tanpa berpihak.

     "Sudah jelas Davira yang menjebak Kaffa. Kaffa sudah bilang, sebelum dia masuk kamar, Davira membawakannya minum. Minuman itu, pastinya sudah dimasukkan obat yang bisa membuat Kaffa tidak sadarkan diri," sanggah Bu Daisy yakin, matanya terlihat galak dan marah.

     "Lalu mau bagaimana lagi? Semua sudah terlanjur terjadi. Toh Kaffa dan Davira kini sudah menikah resmi."

     "Ini semua gara-gara Davira. Sudah diangkat anak, tapi akhirnya malah menusuk dari belakang. Kalau dari awal kita tahu tujuan dia seperti ini, mama menyesal telah memungut dia saat di rumah sakit."

     "Yang sudah terjadi jangan disesali. Sudah, sekarang lebih baik Mama tenangkan pikiran Mama," peringat Pak Daka.

     Bu Daisy menarik napasnya dalam, wajahnya berat dan frustasi. Menyesali keputusannya yang telah memungut Davira dahulu.

     Di balik tembok ruang tamu, Davira terhenyak. Dadanya sesak dan tubuhnya lemas sesaat setelah mendengar ucapan ibu mertuanya itu. Diam-diam Davira meneteskan air mata. Andai waktu bisa diputar, dia lebih memilih tidak dilahirkan ke dunia, dan dipungut anak oleh keluarga ini, kalau pada akhirnya harus seperti ini.

     "Andai waktu bisa diputar, aku lebih baik memilih tidak dilahirkan ke dunia," lirihnya dalam. Perlahan kakinya melangkah meninggalkan tempat itu.

     Davira memang sudah tahu kalau dirinya adalah anak pungut, jauh sejak dirinya kecil. Dia memiliki akte kelahiran yang jelas siapa ayah dan ibunya. Kematian ayah ibunya pun sudah diceritakan oleh Bu Daisy dan Pak Daka. Jadi, dia sudah tidak terkejut lagi mengenai siapa dirinya.

     Davira menangis di dalam kamar, walau pada kenyataannya dia memang hanya dipungut dan dibesarkan keluarga ini, akan tetapi rasa cintanya pada keluarga ini teramat besar.

     "Harusnya aku tidak jatuh cinta pada Kak Kaffa. Benar kata mama, aku memang tidak tahu diri. Harusnya aku berterimakasih sudah dibesarkan keluarga ini, tapi kenapa aku harus jatuh cinta pada Kak Kaffa?"

     Davira menyalahkan dirinya di kamar dan menangis. Mata gadis muda itu sudah bengkak, tidak mampu lagi disembunyikan.

     Mau tidak mau, Davira tetap harus menghadapi pertanyaan Bu Daisy suatu hari mengenai perutnya yang tidak buncit-buncit. Davira takut, kalau dia tidak hamil, Bu Daisy akan memintanya melupakan Kaffa. Dan Kaffa tentu akan menalaknya saat itu juga.

     Beberapa hari kemudian, pagi ini Davira sudah bersiap pergi kuliah. Setelah tadi selesai membantu Bi Dioh seperti biasanya.

    Tidak ada kalimat larangan dari bibir Bu Daisy, dia membiarkan Davira melakukan hal yang dia suka. Bu Daisy sudah tidak mau banyak bicara di depan Davira. Apa yang diucapkannya hanya yang penting-penting saja.

     "Sepertinya perut kamu masih rata dan tidak hamil. Siap-siap saja nanti jika Kaffa kembali, dia akan menalakmu," tegas Bu Daisy sebelum Davira melangkahkan kakinya keluar.

     Mulut Davira menganga, ia ingin mengatakan jangan, tapi tidak bisa. Mata gadis itu mulai buram karena kaca-kaca di dalam matanya mulai penuh.

     "Kenapa kamu menangis? Pasti kamu senang karena telah membuat Kaffa menjadi terikat denganmu. Tapi, jangan senang dulu. Aku akan membuat Kaffa menalakmu setelah dia pulang nanti. Lihat saja nanti," ujar Bu Daisy mengancam.

     Davira sedih, setelah mendengar kalimat pedas yang mengancamnya, ia pun pergi dan berpamitan untuk pergi kuliah.

***

     Di kelas, Davira tidak bisa konsentrasi belajar. Dosen yang memberikan materi los begitu saja. Satupun tidak ada yang masuk ke dalam kepala Davira.

     Hal ini diketahui Cinta sahabat dekatnya.

     "Vir, sejak tadi kamu asik murung, Dosen di depan tidak kamu perhatikan. Ada apa sih? Cerita dong!" Cinta mencoba menyelidik, karena sejak tadi Davira tidak memperhatikan Dosen di depan.

     Davira tersentak, lalu dia mendongak perlahan. Dia menatap Cinta lalu tersenyum berusaha menyembunyikan perasaan sedihnya.

     "Tidak ada apa-apa, aku ini ngantuk Cin." Davira beralasan.

     "Ngantuk? Emangnya semalam kamu ngapain? Pasti lagi mikirin ketua BEM kampus kita," tebak Cinta jauh dari apa yang Davira rasakan.

     "Apaan sih Cin, aku tidak pernah memikirkan Kak Dewa. Buat kamu saja deh kalau kamu suka."

     "Serius?"

     "Serius." Davira membalas.

     "Sayangnya, aku justru menyukai wakil ketua BEM. Kak Niko orangnya leih humble dan mudah akrab," ujar Cinta, wajahnya berseri-seri menceritakan Niko wakil ketua BEM di kampusnya.

     Siang semakin merambat, Davira sudah bersiap untuk pulang. Dia keluar dari kelas. Di depan kelas, Dewa yang dikatakan Cinta tadi sudah datang menjemputnya.

     Cinta memberikan kode pada Davira dengan kedipan mata, lalu dia pergi cepat-cepat meninggalkan Davira tanpa berkata.

     Davira kecewa karena Cinta meninggalkannya.

     "Kamu mau pulang, kan? Aku antar, ya?" Dewa tiba-tiba menawarkan Davira untuk mengantarnya pulang. Sejenak Davira diam, dia harus menolak.

     "Maaf, Kak. Aku tidak akan langsung pulang. Aku ada urusan sebentar ke rumah saudara aku," ujar Davira memberikan alasan bohong.

     "Ya sudah, nggak apa-apa. Biar aku antar sampai depan rumah saudaranya," desak Dewa membuat Davira kebingungan.

     "Nggak usah, aku mau naik angkot saja." Davira tetap menolak.

     "Kenapa kamu selalu menolak sih, Dav?" Dewa terlihat kecewa. Baru kali ini mengejar cewek, tapi menolaknya mentah-mentah. Padahal hampir seluruh mahasiswi kampus ini menyukai dan mengagumi Dewa. Sayangnya, Dewa menyukai gadis biasa seperti Davira.

     "Tidak apa-apa. Maaf, aku duluan, ya." Davira berlalu dari hadapan Dewa yang kecewa.

     Dewa menatap kepergian Davira yang berlalu tanpa menoleh lagi.

     "Kenapa sih kamu selalu menolak ajakan aku, Dav? Apa sih kurangnya aku? Padahal aku menyukai gadis sepertimu. Sudah banyak cewek di kampus ini aku tolak cintanya, tapi kini justru kamu yang menolak aku." Dewa akhirnya bergegas menuju parkiran menghampiri mobilnya.

      Bagi Davira meskipun Dewa menyukainya, tapi yang dia cinta dan suka hanyalah Kaffa yang kini sudah menjadi suami sirinya.

1
Eneng Kustiah
susah amat kalian suami istri yg sah apalagi sah secara agama,buktikan dengan hubungan yg halal dong
Eneng Kustiah
Vira cepatkembali ke kamarmu, kaffa kaffa gengsimu tinggi
Eneng Kustiah
author sungguh pintar memainkan perasaan,lanjutttttt👍🙏
Eneng Kustiah
😭😭😭😭😭😭 Aku terharu thor,lanjut ya 😭
Eneng Kustiah
kaffa belum puas kamu menyakiti davira? apa kamu mau davira kabur lagi bahkan sampai tidak dapat kamu temukan? mulutmu itu pedas kaffa jahat
Eneng Kustiah
semoga yg menyapa vira adalah kaffa
Eneng Kustiah
Vira jangan terima arda, mamanya tidak akan setuju,jangan sampai kamu sakit 2X
Eneng Kustiah
tidak setuju author karena masih ada yg di sandang Davira sebagai istri syah Kaffa walauoun nikah siri tp tetap sah di mata agama
Eneng Kustiah
Bu Daisy,kamu gak usah sedih, jhan kamu sendirilah yg tanpa sadar telah membuat vira pergi, sakit bukan?
Eneng Kustiah
Davira terus saja melangkah kedepan raih kesuksesan untuk bekal hidupmu agar kau tak mendapat hinaan lagi
Eneng Kustiah
mungkin ini jalan menuju kami untuk sukses Vira,ambil saja perbaiki hidupmu kamu padti berhasil vira👍
Eneng Kustiah
harusnya kaffa ada di kafe itu biar dia tahu Vira ada bersama arda, cemburiuuu pastinya kaffa ya🙂
Eneng Kustiah
ahhhhhhh kaffa davirakuuuuu gak salah tuh?
Eneng Kustiah
Vira,kamu harus sukses dulu lalu bertemu kaffa dan ortu angkatmu sehingga kepalamu bisa berdiri tegak saat menatap mereka semangat viraaaa 💪💪💪💪💪
Eneng Kustiah
Kamu menyesal Kaffa? apakah kamu akan meminta maaf sama Vira? lanjut author 🙏
Eneng Kustiah
Kaffa kaffa setelah semuanya jelas tentang penghianatan Marini, Kamu akan berbuat apa? cari Vira kaffa
Eneng Kustiah
Kaffa jangan membohpngi firimu sendiri ya, kamu itu sebenarnya khawatir pada Vira,cari dong Viranya Kaffa
Eneng Kustiah
Kamu hebat Davira,keputusanmu sudah benar, kamu kuat pasti di luar sana ada yg menyayangi dan mencintaimu dengan tulus💪👍🙂
Eneng Kustiah
Vira lama2 aku kesel juga sama kamu,udah minta cerai aja sama kaffa,toh ada Dewa yang mencintaimu 🤭
Eneng Kustiah
segala sesuatu yang di mulai dengan kebohongan pasti hasilnya buruk,tp Davira kamu sebenarnya anak baik yg bisa menjaga kehormatan maka bertobatlah dan memohon pertolongan ke pada Allah swt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!