Bermimpi menjadi pencuri terhebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bersikap Normal
Dengan apa Waru aka menyibukkan diri setidaknya satu tahun ke depan?
Uang memiliki nomor seri. Waru juga sudah mengingatkan kepada yang lain.
Jika uang kertas itu baru maka dalam menggunakannya perlu pilih-pilih. Jangan dulu bertransaksi dengan uang baru yang nomor serinya bisa dilacak dalam jumlah yang besar.
Pergunakan uang hasil curian itu untuk transaksi kecil. Masukkan uang itu ke tabungan terlebih dahulu lewat mesin lebih dari satu. Sedikit demi sedikit.
Jika uang itu adalah uang lama. Maka mereka bebas untuk memakainya.
Tapi Waru dan komplotannya tidak perlu terlalu khawatir tentang itu. Karena mereka mengambil uang bukan dari pabrik bank dengan uangnya yang masih segar karena belum lama keluar dari cetakan.
Berita ini memang menghebohkan. Tapi dalam hitungan hari juga akan hilang. Tertutup dan diganti dengan topik pemberitaan yang lebih panas yang lain.
Para petugas tidak akan mati-matian mencari siapa dalang di balik pencurian uang bank yang tidak seberapa jumlahnya ini. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus mereka perbaiki. Banyak kasus-kasus yang masih jauh lebih kakap tentang uang.
Seperti skandal orang-orang yang begitu dikagumi oleh Waru. Yaitu mereka para koruptor.
Seandainya Waru adalah seorang pintar yang bekerja di balik meja dan setiap hari memakai kemeja. Maka mimpi Waru akan lain.
Waru tidak akan bermimpi menjadi seorang pencuri yang terhebat. Tapi lebih tinggi lagi. Yakni menjadi seorang koruptor yang terbaik.
Di mata para pencuri para koruptor adalah dewa yang sejati. Mereka bisa mengambil uang sampai triliunan dengan balasan yang tidak seberapa.
Korupsi itu adalah bisnis dengan keuntungan yang sangat berlimpah melebihi pesugihan setan iblis manapun. End of era dunia seperti sekarang ini siapa yang tidak mau menjadi seorang koruptor?
Bisa menikmati hidup dengan enak di saat yang lain kesusahan sampai mati. Penjara para koruptor masih jauh lebih manis daripada kehidupan pahit rakyat miskin.
Waru sangat memuja kepintaran mereka. Mereka adalah bintang kejahatan.
Mungkin suatu hari nanti akan terbuka jalan bagi Waru untuk melakukan tindak korupsi. Begitulah doa dan harapan Waru di masa yang akan datang.
*
Setidaknya dua belas bulan ke depan Waru harus diam. Menjauh dari hiruk pikuk dunia pencurian.
Waru membeli lahan yang dekat dengan jalan raya yang sepi. Yang di sekitarnya hanya ada sawah dan ladang.
Di tanah itu Waru memutuskan untuk menanam pohon. Sama seperti namanya sendiri yang terinspirasi dari nama sebuah tanaman pohon.
Pohon-pohon yang Waru tanam kelak ketika sudah besar akan dijual. Ini juga butuh dilakukan untuk semacam pencucian uang. Penting bagi para pencuri untuk melakukan money laundry. Mereka harus tahu jalan yang pas. Supaya bisa terlihat di mata orang-orang tampak Waru punya kesibukan dan pekerjaan yang menghasilkan.
Namun alasan yang sebenarnya Waru memilih tempat itu bukan untuk itu. Ada alasan lain di belakangnya. Yang akan mengejutkan.
Belum juga beranjak dari kesuksesannya melakukan pencurian uang di bank tanpa ketahuan. Waru sudah memiliki pemikiran untuk rencana yang lain.
Ide gila ini muncul ketika beberapa waktu yang lalu Waru kerap pergi ke bank untuk melakukan observasi. Bahkan Waru cukup percaya diri untuk melakukannya sendiri dalam proyek berikutnya ini.
Syaratnya Waru harus benar-benar siap dan terampil.
Kenapa Waru tidak mengambil uang di mesin ATM? Itu juga menjadi pertanyaan dari komplotan pencuri yang dipimpin oleh Waru kemarin.
Alasannya membobol mesin uang ATM sama saja hanya tinggal menunggu waktu untuk ketahuan dan ditangkap. Waru belum menemukan formula yang tepat dan cepat untuk mencuri uang dari dalam kotak ATM. Mungkin lebih baik jika orang yang melakukannya adalah seorang ahli mekanik.
Sejauh ini belum ada yang benar-benar bisa mencuri uang dari mesin ATM. Mereka yang berhasil membobol mesin besi itu pasti tertangkap beberapa hari kemudian. Karena permainan mereka terlalu kasar.
Target Waru selanjutnya adalah mobil pengiriman uang.
Tanpa disengaja sebelumnya Waru sudah mengamati mereka.