NovelToon NovelToon
Bukan Istri Bayangan

Bukan Istri Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Dokter
Popularitas:551.9k
Nilai: 5
Nama Author: Desy Puspita

Bertahun-tahun memendam cinta pada Bagaskara, Aliyah rela menolak puluhan lamaran pria yang meminangnya.

Tak disangka, tepat di hari ulang tahunnya, Aliyah mendapati lamaran dari Bagaskara lewat perantara adiknya, Rajendra.

Tanpa pikir panjang Aliyah iya-iya saja dan mengira bahwa lamaran itu memang benar datang dari Bagaskara.

Sedikitpun Aliyah tidak menduga, bahwa ternyata lamaran itu bukan kehendak Bagaskara, melainkan inisiatif adiknya semata.

Mengetahui hal itu, alih-alih sadar diri atau merasa dirinya akan menjadi bayang-bayang dari mantan calon istri Bagaskara sebelumnya, Aliyah justru bertekad untuk membuat Bagaskara benar-benar jatuh cinta padanya dengan segala cara, tidak peduli meski dipandang hina ataupun sedikit gila.

.

.

"Nggak perlu langsung cinta, Kak Bagas ... sayang aja dulu nggak apa-apa." - Aliyah Maheera.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10 - Jadi Abu ~

Selesai memberikan perintah yang sebenarnya tidak masuk akal untuk seorang anak Mama seperti Aliya, Bagaskara menikmati waktu sendiri yang memang sudah lama tidak dia rasakan jujur saja.

Guyuran air hangat yang dia rasakan benar-benar menenangkan, sungguh lega dan membuat pria itu merasa seperti kembali merasakan kemerdekaan sebagai manusia.

Sejak hari pernikahan, ini adalah hari pertama di mana dia merasakan bisa bernapas dengan tenang.

Beberapa hari dalam penjagaan Aliya membuat Bagaskara serasa dipenjara.

Walau ya memang ada kesenangan tersendiri karena sudah dirawat yang namanya istri, tapi tidak menutup kemungkinan Bagaskara merasa risih.

Dia sempat mencoba untuk bersikap biasa saja, bahkan dingin demi membuat Aliya menjauh tapi tetap saja, semua itu tidak mempan baginya.

Karena itulah, saat diberikan kesempatan untuk menikmati waktunya sendirian, Bagaskara memanfaatkan kesempatan itu dengan sebaik mungkin.

“Ah tenangnya ... tiga hari terakhir aku seperti ketempelan arwah penasaran, kenapa tidak dari kemarin saja aku memintanya memasak ya?” Bagaskara tertawa kecil, sedikit menyesali kenapa dirinya tidak memberikan perintah semacam ini sejak kemarin.

Jika saja dia meminta Aliya memasak, maka setidaknya tidak akan ada yang namanya drama panas dingin karena wanita itu selalu berada di dekatnya.

Dan, tidak pula ada drama Bagaskara susah payah mengendalikan diri tatkala sisi lain dari dalam dirinya justru merespon sentuhan Aliya sebagai pria normal.

Lama Bagaskara menghabiskan waktu di kamar mandi. Hingga ketika selesai, dia juga mengenakan pakaian untuk malam ini.

Setelah mendapati perawatan super intensif dari dokter pribadinya itu, tubuh Bagas memang pulih dengan cukup cepat.

“Perfect ... aku sudah lama merindukan kehidupan semacam ini.”

Pria itu menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. Tak lupa dia merentangkan tangan sembari menatap ke langit-langit kamar.

Helaan napas panjang adalah pertanda seberapa puas dirinya.

Bukan karena Bagaskara tidak puas menikmati masa bujangan. Akan tetapi, dia memang menikah di saat yang terdesak dan mungkin belum siap menerima Aliya, itu saja.

Tidak heran, terlalu sering bersama Aliya dan berada di dekat Aliya membuat Bagaskara kadang lelah dan tubuhnya ingin menyerah.

Cukup lama pria itu menikmati waktu sendirinya, hingga pria itu dikejutkan dengan dering ponselnya.

“Arga?” Bagaskara membaca ulang nama si penelpon tersebut,

Tanpa basa-basi, Bagaskara menerima panggilannya. “Kenapa?”

“Bagaimana keadaanmu? Sudah baik-baik saja?”

“Hem, tentu saja.”

“Aku tidak sempat menjenguk, kau tahu sendiri aku masih di luar kota sejak kemarin,” ucap pria yang tidak lain sahabat dekatnya itu.

“Hem yeah, aku mengerti.” Bagas menimpali, pria itu tampak tenang karena tidak berharap juga dijenguk oleh sahabatnya.

“Anyway istrimu itu bagaimana?”

“Ya begitu ... dia masih seperti biasa.”

“Adikmu kompak mengunggah foto kalian, kalau aku lihat-lihat cantik ... kenapa tidak suka?” Arga bertanya, jelas pria itu tampak penasaran.

“Yang bilang dia jelek siapa? Secara fisik dia memang cantik ... bahkan nyaris sempurna tapi-” Ucapan pria itu terhenti, dia beranjak duduk dan mulai menyadari ada yang aneh.

“Tapi apa? Tidak perawan lagi 'kah?”

Bagaskara yang tidak lagi fokus kepada Arga di seberang sana.

Sebaliknya, yang kini dia fokuskan adalah aroma khas yang cukup Bagaskara kenali.

“Bagas?”

“Nanti aku telepon lagi, sebentar, Ga.” Bagaskara mengakhiri panggilan itu dan bergegas keluar kamar.

Langkah kakinya mengikuti kata hati, dan saat pintu kamar dibuka aroma itu semakin nyata.

Disertai dengan kepulan asap yang membumbung tinggi hingga membuat Bagaskara terbatuk-batuk.

“Astaga? Apa yang terjadi?”

Dia berjalan mendekat, mencari sumber api yang dia yakini dari dapur itu.

Ya, tidak lain dan tidak bukan tentu saja hal ini adalah ulah Aliya Maheera, istrinya.

Dengan langkah cepat, Bagaskara turun dan dia menyaksikan Aliya yang terduduk lesu di dekat meja kompor.

Bagas tidak lagi menemukan keberadaan api di sana, yang ada hanya sisa asap dan bumbu yang sudah berubah menjadi warna hitam di wajan.

Sementara itu, di sisi lain terdapat kelapa yang masih diparut setengahnya.

Kemungkinan besar Aliya kebingungan dan saat beralih ke arah Aliya, Bagaskara dengan jelas melihat jemarinya terluka dan baru diperban.

Saat itulah, Bagaskara perlahan berlutut demi mendekati wanita itu.

“Maaf, Kak, tadi aku lupa ... kompornya dalam keadaan hidup, aku lupa kalau Kakak minta santannya harus dari kelapa parut dan karena itu, aku parut dulu tapi berakhir begini. Saat aku mengobati lukaku, ternyata bumbunya sudah jadi abu.”

Dengan wajahnya yang pucat, Aliya menjelaskan dan tampak jelas bahwa dirinya tengah gemetar kali ini.

Wanita itu menunduk dalam-dalam, tampak jelas bahwa dirinya tengah berusaha menenangkan diri kali ini.

Menyaksikan situasi ini, Bagaskara seketika merasa bersalah dan perlahan mengulurkan tangannya demi mengajak Aliya berdiri.

“Berdirilah, tidak perlu dilanjutkan.”

“Tapi masakannya belum jadi, dan itu bisa aku ulangi.”

Bagaskara melirik ke arah kompor sebelum kemudian kembali lanjut bicara. “Tidak usah, nanti dapurnya yang jadi abu kalau kamu ulangi,” jawab pria itu yang kemudian membuat Aliya benar-benar menurut dan bersedia beranjak dari tempat itu.

Dia mengekor di sebelah Bagaskara, genggaman tangan pria itu terasa hangat dan jujur saja cukup menenangkannya.

Demi Tuhan Aliya katakan bahwa yang terjadi bukan kehendaknya.

Sungguh dia ingin menyajikan makanan yang Bagas suka dan minta.

Akan tetapi, apa hendak dikata karena kini dia nyaris saja merusak dapur rumah baru Bagaskara.

“Duduklah,” titah Bagas begitu mendekati sofa dan Aliya lagi-lagi menurut.

Tubuhnya masih gemetar, asap yang tadi sudah begitu meninggi nyaris saja membuat jantungnya berpindah dari tempatnya.

Tidak bisa dia bayangkan jika perbuatannya berakhir membuat Bagaskara kehilangan rumahnya, sungguh gila tentu saja.

Selang beberapa saat, Bagaskara yang ternyata sempat menghilang sejenak kembali dengan membawa segelas air untuknya.

Tanpa mengatakan apa-apa, hanya dia berikan dan secepatnya Aliya terima.

Sesaat setelahnya, pria itu kembali dan bergegas membersihkan dapur akibat ulahnya.

Aliya merasa tidak enak hati, selesai minum segelas air tersebut Aliya kembali dengan maksud untuk membantu Bagaskara.

Namun, lagi dan lagi nasib sial tengah mengintai dirinya hingga Aliyah terjatuh tatkala kakinya tersandung karena lantai menuju dapur memang sedikit lebih tinggi.

Prang!!!

Bersamaan dengan itu, gelas yang masih di tangannya jatuh dan berakhir pecah.

Hal itu sontak berhasil meraih atensi Bagaskara. Tidak ingin membuat Bagaskara semakin marah, Aliya bergegas bangkit dan bermaksud membersihkan pecahan gelas yang berhamburan di lantai.

“Al jangan!!”

“Awwwh, Mama!!”

.

.

- To Be Continued -

1
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
aliya benar. 😁😁😁😁😁
jangan sampai ada lelaki lain yang menyayangi aliya melebihi kamu, bagas
վօօղíҽ̀z࿐༅ɯιƚԋ ʅσʋҽ࿐༅
Dasar piring, berisik aja elu 😆😆..
Kagak tauu ape, duo makhluk itu lagi kasmaran 😆..
Elu jadi saksi bisuuuu, gitu aja kagak paham, ngiri yaaa 😆...
վօօղíҽ̀z࿐༅ɯιƚԋ ʅσʋҽ࿐༅
Itu kan menurutmu Al, dahal kuping Bagas bisa menangkap suara infrasonik 🙊😅...
So selirih apapun suaramu selama tidak memakai bahasa kalbu Bagas bakalan dengar 😅..
Lain kali hati-hati ngomongnya apalagi kalau mau bully Bagas 😆✌...
🌸WD🌸
hati hati..keselek
🌸WD🌸
pisau: maaf nggak bisa bantu steaknya udah habis..mau mencari kegitan motong udah nggak ada yg dipotong..
🌸WD🌸
Aliya candaanmu selalu membuat dag dig dug derr..🤣🤣
mikashatensei
𝘏𝘢𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘪𝘭𝘪𝘴 𝘯𝘰𝘷𝘦𝘭 𝘣𝘢𝘳𝘶~~~
~Ni Inda~
Habis ni sendok lg yg ngedumel 🤣🤣
Desmeri epy Epy
lanjut Thor
~Ni Inda~
Nah loohhh..kena kamu Gas 🤣🤣
Hasanah Purwokerto
Biarin aja pir..pir...kamu ga usah ikutan kumat yaaa🤭🤭🤭
Sri Prihatinie
ya ampun alya🤭
MD...
Keselek bang???
MD...
haccciiiwwwww🤧🤧
MD...
😭😭gpp ..gak salah juga kan
MD...
kwkwkw.... salah paham nih
MD...
wkwkkkk... jgn maksain diri atuh Al
ρυтяσ✨
kejebak sama ucapan'y sendiri tuh Bagas🤣🤣🤣🤣
Sri Gunarti
hari ini up nya 1 kli thor
Layla 🌹
astaga aliyaahh ga bisa lagi berkata² dgn tingkah pola mu🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!