Sama seperti namanya, Rindu Trihapsari gadis cantik yang merindukan kasih sayang dari keluarganya.
Rindu gadis cantik dan sangat pintar, namun semua yang dia miliki tidak pernah terlihat di mata keluarganya, gadis cantik itu tidak pernah mendapatkan kasih sayang seperti kembarannya, Rindu seolah ada dan tiada di dalam keluarganya
Bagaimanakah kisah Rindu? yukkk.... kepoin karya terbaru mamak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 09
"Sayang, kamu tidur kamar Karen aja, tidak lama lagi kamar itu juga bakal jadi kamar kamu." pinta nyonya Mayang mengusap lembut baju calon menantunya itu.
"Tapi, kak Karen gimana ma?" tanya Rindu tidak enak hati.
"Dia laki laki, tidak perlu kamu pikirkan, dia bisa tidur di mana aja." kekeh nyonya Mayang, Rindu pun ikut terkekeh mendengar penuturan calon ibu mertuanya itu.
"Berasa jadi anak tiri aku tuh." keluh Karen dengan wajah di buat se sedih mungkin.
"Lebay."cibir Kenzo.
" Ehhh... Si kunyuk, loe masih di sini, kirain udah balik sama adek loe." sinis Karen.
Kenzo hanya memutar mata malas, "Dasar abang lakanat, bukannya berterimakasih sama gue, malah kaya gini perlakuan loe, padahal gue udah susah susah ya nyingkirin cowok cowok yang mau ngedekatin kakak ipar dan udah jadi paparazi kakak ipar untuk memotretnya agar loe bisa mengobati rasa rindu loe sama kakak ipar." sewot Kenzo.
Mata Rindu lansung membola mendengar ucapan Kenzo itu, ternyata selama ini Karen tetap menjaganya melalui Kenzo, tapi Rindu tidak pernah sadar tentang itu.
"Ck, yang banyak membantu gue itu adek loe, bocah." cibir Karen.
"Ya, tetap aja kan gue ikut andil." sela Kenzo tidak mau kalah.
"Sudah sudah, kalian ini berantem mulu, sana ke apartemen, sudah mau larut malam ini." usir nyonya Mayang.
"Ya elah ma, besok aja nginapnya, malam ini izinin aku tidur di sini, lagian aku masih kangen sama Rindu." ucap Karena memelas.
"Nggak ada, tunggu seminggu lagi, kamu baru bisa kangen kangenan." tolak nyonya Mayang tegas.
"Astaga, sebentar aja ma, peluk aja bentar, udah rindu berat aku." keluh Karen dengan wajah memelas.
Nyonya Mayang tetap menggelengkan kepalanya.
"Yang, kamu nggak kangen sama Kakak, hampir empat tahun loh kita nggak ketemu." tanya Karen dengan wajah sendunya.
Wajah Rindu lansung merona merah, mendengar Karen memanggilnya dengan sebutan sayang.
Melihat wajah malu malu calon menantunya itu, membuat nyonya Mayang terkekeh geli.
"Ya sudah, mama kasih waktu setengah jam untuk kalian melepas Rindu." putus nyonya Mayang, yang tau gadis cantik itu pasti juga merindukan Karen selama ini, apa lagi hampir 4 tahun Karen hilang kabar.
"Yee.... Mama yang terbaik. " sorak Karen, lalu memarik tangan Rindu ke taman belakang rumahnya.
Nyonya Mayang geleng geleng kepala melihat tingkah anak semata wayangnya itu.
"Dasar bucin." cibir Kenzo.
"Ck, cari pacar sana, trus rasakan LDR an, baru kamu tau rasanya." cibir tuan Dinata.
"Nggak dulu. Makasih." tolak Kenzo.
"Wahhh.... Ma, mama nggak curiga ini sama ponakannya." tanya tuan Dinata.
"Curiga apa? " heran nyonya Mayang.
"Ponakan mama belok." Kekeh tuan Dinata.
"Yaaa...!!! " pekik Kenzo tidak terima.
Karen menatap hangat sang pujaan hati yang sangat dia rindukan itu.
Pukkk....
Rindu memukul dada Karen.
"Kenapa kakak jahat sekali, mana janji kakak." isak Rindu.
Hati Karen berdenyut nyeri melihat tangis sang pujaan hati.
"Maaf kan kakak sayang, kaka tidak memberi kabar sama kamu selama dari sana, melihat wajah dan suara mu, membuat kakak ingin pulang ke negeri ini, kakak jadi tidak fokus menyelesaikan kuliah, dan kerjaan kakak di sana, makanya kakak memilih memutus hubungan untuk sementara, percaya lah, kakak juga sangat tersiksa dengan semua ini." terang Karen memeluk Rindu menumpahkan kerinduan yang selama ini dia tahan.
"Kamu tau, sayang. Seberapa kerasnya kakak menyelesaikan kuliah dan pekerjaan kakak, bahkan kakak kekurangan waktu istirarahat, agar bisa secepat mungkin bertemu dengan kamu." bisik Karen lagi mengeratkan pelukannya, dan Rindu membalas pelukan Karen dia semakin terisak menumpahkan sesak di dada yang selama ini dia tahan.
"Jangan tinggalkan aku lagi kak, aku sudah nggak sanggup untuk kakak tinggalkan hiks." isak Rinda.
"Tidak akan sayang, kakak akan membawa kamu kemana pun kakak pergi." balas Karen menenangkan calon istrinya itu.
"Klau kakak di sini, bagaimana kuliah dan perusahaan kakak di sana? " tanya Rindu.
"Kuliah kakak tinggal wisuda, dan perusahaan ada orang kepercayaan papa di sana, nanti setelah menikah kita akan ke sana untuk berbulan madu, dan kakak akan ajak kamu ketempat tinggal kakak selama di sana, dan kakak akan me.perkenalkan kamu sama teman teman kakak di sana." ucap Karen.
"Terserah kakak aja, aku ikut kemana pun kakak bawa, asal ada kakak di sana." pasrah Rindu yang memang tidak ingin lagi di tinggal oleh Karen.
"Ahhh.... Baiknya istri ku." puji Karen semakin mengeratkan pelukannya.
"Baru calon." ralat Rindu.
"Ck, kurang dari seminggu lagi kita sudah jadi suami istri." sela Karen.
"Kan seminggu lagi, bukan sekarang." cibir Rindu.
"Ck, ya sudah, besok pagi aja kita nikahnya." putus Karen.
"Apaan sih, seminggu lagi aja." ucap Rindu dengan menahan debaran di dadanya.
"Emang kamu nggak mau buru buru jadi istri kakak? " tanya Karen dengan menatap lekat Rindu.
"M-mmmm... B-bukan nggak mau, cuma kan udah di putuskan seminggu lagi, apa lagi mengurus surat menyurat itu nggak mudah." gugup Rindu.
Karen terkekeh melihat wajah salah tingkah calon istrinya itu.
"Ahhh.... Iya, gara gara insiden tadi, kakak jadi lupa kan." ucap Karen merogoh saku celananya, lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam sana.
"Apa itu Kak? " heran Rindu menatap kotak kecil itu.
"Cincin tunangan kita sayang, kakak lupa menyematkannya di jari mu tadi." ucap Karen mengambil tangan Rindu dengan lembut, lalu menyematkan cinci berlian di jari manis Rindu.
"Cantiknya." gumam Rindu menatap cincin itu penuh binar.
"Karena dia di pakai oleh wanita cantik juga." jawab Karen mengecup sayang jari Rindu.
"Ini sudah melebihi waktu yang mama kasih ya, sekarang kamu ke apartemen Karen, itu sudah di tunggu sama Kenzo." titah sang mama yang tiba tiba sudah ada di dekat mereka.
"Ya ampun ma, nggak bisa melihat anaknya senang dikit, sudah di recokin aja." keluh Karen tidak terima.
"Haiii.... Anak tengik, sudah di kasih waktu malah ngelunjak." omel nyonya Mayang.
"Udah lah ma, besok aja nikahnya, nggak usah pakai nunggu minggu depan, besok pagi aja." pinta Karen penuh harap.
"Astaga, kamu pikir menikah nggak butuh persiapan." omel nyonya Mayang menjewer kuping sang anak.
"Awww.... Awww.... Sakit ma." pekik Rindu menahan sakit di telinganya.
"Pulang sana, nggak usah banyak mau, atau mama jodohkan aja Rindu sana Kenzo, kebetulan usianya nggak jauh beda." kekeh nyonya Mayang, Karen melotot tidak percaya mendengar ucapan sang mama.
"Nggak ya ma, Rindu hanya milik aku." pekik Karen tidak terima.
"Selagi janur kuning belum berdiri di rumah Rindu, nggak masalah kok, masih belum ada stempel ke pemilikan ." kekeh nyonya Mayang.
"Astaga, mama. Kenapa makin kesini makin zolim sama anak sih." keluh Karen.
Nyonya Mayang hanya mengedikan bahu tanpa dosa.
Bersambung.....
syukurlah bu fatimah sm ayah jajangnya ikut rindu biar rindu ada temannya