'Ketika dunia menolak keberadaannya, Bumi sendiri memilih dia sebagai kaki tangannya'
---
Raka Adiputra hanyalah remaja yatim piatu yang lahir di tengah kerasnya jalanan Jakarta. Dihantam kemiskinan, ditelan ketidakadilan, dan diludahi oleh sistem yang rusak-hidupnya adalah potret kegagalan manusia.
Hingga suatu hari, petir menyambar tubuhnya dan suara purba dari inti bumi berbicara:
"Manusia telah menjadi parasit. Bersihkan mereka."
Dari anak jalanan yang tak dianggap, Raka berubah menjadi senjata kehancuran yang tak bisa dihentikan-algojo yang ditunjuk oleh planet itu sendiri untuk mengakhiri umat manusia.
Kini, kota demi kota menjadi medan perang. Tapi ini bukan tentang balas dendam semata. Ini tentang keadilan bagi planet yang telah mereka rusak.
Apakah Raka benar-benar pahlawan... atau awal dari akhir dunia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aziraa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BONUS CHAPTER: Ngopi Santai Bareng Penulis – Q&A Babak 1
Halo, kawan-kawan pembaca semua! Gimana, udah selesai baca Babak 1: Titik Nol & Pilihan Kelam? Udah pusing belum ngikutin perjalanan Raka dan kekacauan yang dia ciptakan di seluruh dunia? Pasti banyak pertanyaan yang nongol di kepala, kan? Nah, biar kita nggak cuma tegang terus, di chapter bonus ini, yuk kita ngopi santai sambil gue coba jawab beberapa pertanyaan yang mungkin relate dengan pikiran kalian. Anggap aja ini sesi curhat kalian sama gue, si penulis. Ingat ya, no spoiler buat Babak 2 dan seterusnya! Kita jaga sama-sama misterinya, guys!
Q&A: Mengupas Babak Awal Kehancuran
Q1: "Gila banget, Bro! Kok Raka segitunya benci manusia? Apa sih yang dia alami sampe sekejam itu? Kayak nggak ada kebaikan sama sekali di hidupnya?"
Penulis: Nah, ini pertanyaan pertama yang paling sering muncul, Bro! Wajar banget kalian ngerasa gitu. Bayangin aja, sejak kecil Raka ini udah ditakdirkan buat menderita dua kali lipat lebih parah dari orang biasa. Kita udah lihat di Chapter 1 dan kilasan baliknya di Chapter 9 (walaupun Chapter 9 masuk Babak 2, tapi itu kan flashback penderitaan awalnya). Ayahnya yang baik, ibunya yang sakit, adiknya yang meninggal... semua itu bukan takdir buruk biasa, tapi ada campur tangan sistem korup yang bikin keluarganya hancur. Pejabat yang acuh, penipuan kontraktor, penolakan bantuan. Dia nggak pernah ketemu 'kebaikan' dalam bentuk yang tulus dan berdampak positif. Jadi, ketika Bumi nawarin kekuatan dan tujuan yang selaras sama amarahnya, itu kayak pembenaran mutlak buat semua penderitaan yang dia pikul. Kebenciannya itu bukan personal, tapi ke sistem dan peradaban yang dia rasa udah 'membunuh' keluarganya dan juga planet ini. Makanya, dia nggak ragu jadi algojo.
Q2: "Ini Eva siapa sih? Kok misterius banget? Dia manusia beneran atau jangan-jangan... ada hubungannya sama Bumi juga kayak Raka?"
Penulis: Hahaha, clue-nya udah banyak banget, kan? Jujur, gue nggak bisa jawab gamblang karena itu nanti masuk Babak 3. Tapi coba kalian inget-inget lagi dari Chapter 3 dan seterusnya. Eva itu kayaknya nggak cuma 'sekadar' manusia biasa. Dia bisa muncul tiba-tiba, punya akses ke informasi dan logistik tak terbatas (inget ATM dan smartphone canggihnya yang nggak terdeteksi di Chapter 4?), dan omongannya selalu penuh makna ganda. Kalian juga udah lihat gimana dia bisa memanipulasi frekuensi sampai sistem negara adidaya kayak Tingkok (Chapter 5). Pokoknya, kehadiran Eva itu bukan kebetulan. Dia adalah bagian dari something bigger. Terus pantengin aja, nanti ada kejutan yang lebih gila lagi, guys!
Q3: "Kenapa sih penghancurannya unik banget, nggak main gebuk langsung kayak monster film? Kenapa harus pakai strategi 'penghancuran dari dalam' dulu?"
Penulis: Nah, ini salah satu inti filosofi di Babak 1. Kalau Raka langsung ngamuk kayak Godzilla atau Eren Yeager di awal, ya ceritanya cepet selesai, dong! Hahaha. Alasan utamanya adalah: membuat peradaban manusia saling menghancurkan diri sendiri. Eva (dan Bumi) paham, kalau cuma dihancurkan fisiknya, manusia itu akan bersatu dan membangun lagi. Tapi kalau kepercayaan mereka runtuh, kalau mereka saling curiga, kalau sistem yang mereka banggakan terbukti busuk dari dalam, maka kehancuran psikologis dan sosialnya akan jauh lebih mematikan. Kita lihat Richard Sterling hancur karena skandal, Thorne jatuh karena kemunafikan, Lin Wei paranoid karena sistemnya dikacaukan, dan Nexus Innovations gila karena teknologinya berkhianat. Ini adalah cara paling kejam dan efisien untuk melumpuhkan mereka sebelum palu godam sesungguhnya datang di Babak 2. Fun fact: Ide ini terinspirasi dari beberapa teori konspirasi dan bagaimana information warfare bekerja di dunia nyata, lho!
Q4: "Setelah pilar-pilar kekuatan runtuh di Babak 1, dunia gimana? Udah kayak mau kiamat aja setelah semuanya porak-poranda?"
Penulis: Di akhir Babak 1 (Chapter 8), dunia memang sudah di ambang kehancuran total, Bro. Ekonomi global anjlok, politik kacau, militer paranoid, dan teknologi pun sudah nggak bisa dipercaya. Masyarakat mulai panik, penjarahan terjadi, dan tatanan sosial mulai runtuh. Tapi, itu baru awal. Ibaratnya, di Babak 1 ini Raka itu kayak virus yang menginfeksi sistem dan bikin badannya demam tinggi. Belum sampai fase organ vitalnya benar-benar kolaps. Kalau kalian penasaran seberapa parah, coba deh siapin mental buat Babak 2. Di sana, Raka akan melepaskan kekuatan penuhnya dan langsung menghantam titik-titik vital secara fisik. Jakarta (di Chapter 9 yang masuk Babak 2) itu baru pemanasan, guys.
Q5: "Ada yang nggak gue ngerti, deh. Raka itu kan kayaknya kuat banget kayak dewa, tapi kok Eva kayak bisa ngatur dia? Siapa yang lebih kuat, sih, sebenarnya?"
Penulis: Nah, ini pertanyaan yang bagus banget! Raka memang punya kekuatan fisik dan kognitif yang dewa banget, setara Superman, bahkan bisa memanipulasi alam dan data. Tapi ingat, di Chapter 3 Eva muncul dan bilang dia adalah 'pemandu' Raka, 'pilihan Bumi' juga. Eva punya akses informasi yang lebih gila dan bisa ngasih logistik yang nggak mungkin (ingat dia nyediain jet pribadi tanpa jejak?). Siapa yang lebih kuat? Mungkin bukan soal kekuatan fisik siapa yang lebih dominan, tapi soal siapa yang memegang kendali atas tujuan dan narasi. Eva selalu ada untuk 'mengarahkan' Raka, 'membenarkan' setiap tindakannya, bahkan menanamkan bisikan Bumi yang membuat Raka patuh. Ini adalah perang kendali psikologis yang sangat halus, dan sampai akhir Babak 1, Raka masih menjadi instrumen yang patuh. Tapi apakah ini akan selamanya? Kalian harus terus membaca sampai akhir, ya!
Gimana, kawan-kawan? Sudah sedikit tercerahkan atau malah makin penasaran dan pusing? Hahaha! Semoga Q&A ini bisa sedikit 'menyejukkan' pikiran kalian sebelum kita masuk ke Babak 2: Pemurnian Besar & Realisasi Pahit.
Siapin mental kalian, Bro, karena di Babak 2, kehancuran sesungguhnya baru saja dimulai. Jakarta itu baru permulaan, lho.
Sampai jumpa di Chapter berikutnya! Salam dari Penulis!
Gambar 1.1 wajah asli raka
Gambar 1.2 Sampul pertama yang kubuat