NovelToon NovelToon
Bunga Dan Trauma

Bunga Dan Trauma

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Duda / Selingkuh / Trauma masa lalu / Mantan
Popularitas:32.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mumu.ai

Bunga yang pernah dikecewakan oleh seorang pria, akhirnya mulai membuka kembali hatinya untuk Malik yang selama setahun terus mengejar cintanya. Ia terima cinta Malik walau sebenarnya rasa itu belum ada. Namun Bunga memutuskan untuk benar-benar mencintai Malik setelah mereka berpacaran selama dua tahun, dan pria itu melamarnya. Cinta itu akhirnya hadir.

Tetapi, kecewa dan sakit hati kembali harus dirasakan oleh Bunga. Pria itu memutuskan hubungan dengannya, bahkan langsung menikahi wanita lain walaupun mereka baru putus selama sepuluh hari. Alasannyapun membuat Bunga semakin sakit dan akhirnya memikirkan, tidak ada pria yang tulus dan bertanggungjawab di dunia ini. Trauma itu menjalar di hatinya.

Apakah Bunga memang tidak diizinkan untuk bahagia? Apakah trauma ini akan selalu menghantuinya?


follow IG author : @tulisanmumu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mumu.ai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Not a peace yet

Suara klakson bersahutan, bercampur gemuruh roda kendaraan yang berlalu lalang. Langit yang semula gelap perlahan berubah, menampakkan kembali sinarnya setelah mencurahkan begitu banyak butiran hujan.

Hari libur kembali datang, membuat Bunga bisa bersantai sejenak, melepas penat setelah enam hari sebelumnya berkutat dengan pekerjaannya.

Ia baru saja membawa dirinya keluar dari rumah pada sore hari, setelah sebelumnya hanya berbaring sambil nonton di kamarnya. Sekian lama akhirnya kata bosan juga keluar dari bibirnya, makanya ia memutuskan untuk keluar rumah.

Ketika berpamitan tadi, Bunga tidak melihat kedua orang tuanya. Bi Asih bilang keduanya pergi bertemu dengan rekanan mereka di luar. Bunga tak terlalu memikirkannya, dia langsung menuju garasi, mengeluarkan mobil berwarna hitam miliknya.

Sisa-sisa hujan masih menggantung di udara. Tetesan air perlahan jatuh, membasahi kaca mobil Bunga. Di jalan, para pengendara motor mulai melanjutkan perjalanan mereka setelah sebelumnya berteduh di manapun mereka bisa. Bunga akhirnya mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang karena banyak juga genangan air di jalanan. Kali ini Bunga membawa mobilnya menuju sebuah Mall yang berada di pusat kota.

Setelah memarkirkan kendaraannya dengan baik, kini Bunga mulai melangkah masuk ke dalam Mall. Ia yang terbiasa pergi kemana-mana sendiri, sehingga tidak terlalu pusing meski tak ada teman. Teman dekatnya hanya Rani, dan kini sahabatnya itu telah kembali ke kota tempat suaminya bertugas.

Tempat pertama yang ia kunjungi adalah restoran. Kali ini ia memilih untuk makan siangnya adalah masakan nusantara.

Kebiasaan Bunga kembali memilih tempat paling pojok. Ia memesan iga bakar madu dan es jeruk sebagai menunya siang itu.

"Mohon tunggu sebentar, Mbak," ucap pelayan yang mencatat pesanan Bunga.

Saat tengah memainkan ponsel pintarnya, menggulir ke bawah layar ponsel, suara seseorang menghentikan aktifitasnya itu.

"Tante Bunga..."

Jelita berlari menuju meja Bunga.

"Jangan lari-lari, sayang," tegur Bunga. Wanita ini bahkan langsung berdiri dari duduknya, menyambut gadis kecil itu. Jelita langsung memeluk erat Bunga.

"Kata Papa, Tante hari ini sibuk, jadi nggak bisa main sama Jelita di playground," kata Jelita dengan nada merajuknya.

Bunga yang bingung menatap ke arah Fadi, meminta penjelasan pada pria itu. Seingatnya Fadi tidak ada menghubunginya seharian ini.

"Kata Ane kemarin kamu kerja sampai malam. Aku pikir hari ini kamu istirahat di rumah," ucap Fadi.

"Oh iya, kemarin memang aku sampai malam di rumah sakit. Ada pasien pendarahan pasca lahiran, rujukan dari puskesmas," jelas Bunga.

Fadi mengangguk. Ia melihat Bunga yang sendirian lantas meminta izin untuk ikut bergabung.

"Ya, tidak apa," jawab Bunga yang kemudian membantu Jelita untuk duduk di bangku yang ada di sebelahnya.

Bunga kembali memanggil pelayan, memesan makanan untuk Fadi dan juga Jelita.

"Siap makan kita main ke playground ya, Tante," ajak Jelita.

"Iya boleh. Tapi janji dulu makannya harus habis," ucap Bunga yang tentu saja disetujui oleh Jelita.

Pesanan mereka datang. Bunga kembali membantu Jelita untuk memakan makanannya seperti biasa.

Usai makan, mereka langsung menuju playground yang ada di lantai empat Mall itu.

"Jangan main lari-lari dulu. Duduk disini aja, kita main balok," ucap Bunga.

Mereka duduk bertiga, menyusun balok sesuai yang dianjurkan oleh Bunga.

Tawa riang mengisi permainan mereka. Kadang mereka berteriak jika balok yang sudah mereka susun tinggi harus terjatuh karena tidak seimbang. Suara mereka tentu saja menjadi perhatian dari pengunjung lain.

"Suara kita juga terlalu keras," ucap Fadi yang kemudian hanya ditanggapi tawaan Bunga.

"Jelita udah bosan. Jelita kesana dulu." Jelita yang sudah bosan akhirnya meninggalkan keduanya, bermain dan menyusuri setiap permainan yang ada di playground itu. Sedang Fadi dan Bunga hanya duduk di tempat semula, namun mata mereka tetap mengawasi tiap langkah gadis kecil itu.

"Aku boleh nanya sesuatu?" tanya Fadi tiba-tiba.

"Mau tanya apa?"

"Kalau kamu nggak mau jawab juga ngga apa-apa," ucap Fadi sebelum menanyakan sesuatu yang sudah mengganjal pikirannya sejak beberapa waktu lalu.

"Oke. Apa itu?"

"Kenapa kamu kemarin sampai bilang tidak mau menikah?"

Bunga langsung menoleh ke arah Fadi. Ia bisa lihat dengan jelas wajah Fadi yang menantikan jawabannya.

Bunga menarik pelan nafasnya. "Banyak hal yang terjadi," jawab Bunga.

"Apa—salah satunya dari—aku." Fadi berucap terbata-bata, penuh ketakutan.

Bunga diam, menatap dalam ke mata Fadi. Fadi yang ditatap merasa sakit di hatinya. Ia bisa melihat kesakitan di mata Bunga.

"Maaf," katanya.

"Aku ngerasa memang tidak ditakdirkan untuk menikah, Fad," kata Bunga.

Pandangannya kini ke depan, melihat pada Jelita yang ternyata sudah cukup jauh bermainnya.

"Beberapa bulan lalu aku juga kembali di tinggal nikah oleh pria yang selalu berjanji akan membahagiakan aku." Bunga menoleh ke arah Fadi, menatap ke dalam mata yang tak lepas menatapnya. "Dia juga berjanji, tidak akan seperti kamu, yang meninggalkan aku," sambungnya lirih.

"Tapi... ternyata dia menikahi wanita lain. Bahkan... wanita itu—hamil duluan."

Fadi membeku. Ia tidak menyangka wanita yang ia kenal kuat sejak dulu, ternyata menyimpan kesakitan yang begitu kuat. Dan dirinya menjadi salah satu penyebab kesakitan itu.

"Maaf." Hanya itu yang bisa Fadi ucapkan.

Seandainya dulu dia tidak insecure dengan dirinya. Andai dulu dia langsung menikahi Bunga, pasti kisah mereka tidak akan sesakit ini.

"Aku dulu begitu membencimu, Fadi. Sangat," ucap Bunga dengan penekanan.

"Setelah kamu menceritakan semua, alasan kamu meninggalkan aku, hingga kamu harus menikahi mama nya Jelita, aku jadi semakin membencimu," sambungnya.

Mata Bunga kini telah basah. Ia yakin, jika berkedip air itu akan tumpah, dan membasahi pipinya.

"Kamu menyelamatkan hidup wanita lain, tapi kamu mengorbankan hidup aku. Kamu menjadi pahlawan untuk perempuan lain, tapi kamu menjadi pria brengsek untuk hidupku. Aku ingin terus membencimu, Fadi Pratama!"

Bunga berdiri, meninggalkan Fadi. Ia merasa tidak perlu repot untuk pamit pada gadis kecil itu. Ia terus melangkah ke depan tanpa menoleh ke belakang sama sekali.

Fadi tidak mengejar. Ia cukup tahu diri, dan dia memahami perasaan Bunga yang pasti membencinya. Ia tidak bisa mengelak segala ucapan Bunga tadi.

Mungkin memang benar, dia menjadi pahlawan untuk hidup Nita walau sebentar, tapi dia menjadi pria brengsek untuk Bunga.

Sedang di sisi Bunga, ia berpikir kembali dengan ucapan Rani dan Lia mengenai keikhlasan. Ternyata 'ikhlas' memang tidak segampang pengucapannya. Ia masih belum ikhlas.

*****

Bab tentang keikhlasannya kebanyakan, ya. Maaf ya. Soalnya ikhlas menerima itu menurut author memang sesusah itu. Malah terkadang kepala sama hati kita bisa berbeda mengenai ‘ikhlas’ itu bukan.

Semoga saja Bunga bisa secepatnya ikhlas ya

1
Esther Lestari
Semoga selalu berbahagia....tidak ada orang ketiga yg ingin menganggu rumah tangga kalian
mumu: aamiin 🤲
total 1 replies
Supryatin 123
bntar lge jelita kado adk bayinya launching 🤣🤣 lnjut thor 💪💪
Esther Lestari
selamat ulang tahun Jelita.
kado adek bayi nya menyusul ya🤭
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
nahkan... masih sama sama ting ting...🤣🤣🤣🤣
Esther Lestari
malam pertama yg sukses tanpa drama diganggu Jelita.
Supryatin 123
duda rasa perjaka nich.pengalaman tk terlupakan 🤣🤣 Lnjut thor 💪💪💪
Supryatin 123
samawa y bang fad n mbk bunga gas poll bang lnjut thor 💪💪
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
ok... aku siap nonton live streaming dipojokan,,, aku udah siapin es teh jumbo 3 sama nasi padang plus krupuk kulit sapi... okeeeeee gassss....😄😄😄😄😄
Esther Lestari
selamat Bunga dan Fadi...sah sudah.
nanti malam jangan lupa Jelita diungsikan dulu, takutnya minta tidur sama mama papa nya😅
Yanti Gunawan
ayok donk thor gas sampe belah duren di mlm minggu jgn d skip 🤣
Yanti Gunawan: boleh donk please kan seru
total 2 replies
partini
otw pecah perawan and lepas perjaka atau cuma pecah perawan aja
Supryatin 123
otw kondangan nich.lnjut Thor 💪💪💪
Esther Lestari
lega rasanya Bunga dan Malik sudah saling memaafkan, semoga kedepannya kehidupan keluarga kalian berdua dipenuhi kebahagiaan.

Siap2 mau ikut kondangan ah🤭
Supryatin 123
Malik tuuuu.lnjut thorr 💪💪💪
partini
Maliki Yo midin
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
eh... siapa sih... malik ya... sama siapose....
Esther Lestari
siapa itu.
mantan pacar Bunga mungkin
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪.
Hary Nengsih
lanjut
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
berarti rejeki nya jelita... semoga aja nanti kalo nikah sama bunga rejekinya jadi direktur...🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!