wisopati adalah seorang pendekar hebat yang tewas melawan musuh terkuatnya, siapa sangka setelah tewas jiwanya berpindah ke tubuh seorang lelaki pecundang yang bekerja sebagai penyapu jalanan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pesona pecundang
***
Waktu berjalan dengan sangat cepat, pada saat ini menujukan pukul dua dini hari.
Suasana di perbatasan bumiayu dan kedungkandang terlihat sangat sepi. Hanya terlihat Aji yang tengah mendorong gerobak sampah di pinggir jalan.
Tidak lama kemudian sebuah mobil mewah langsung menepi dan mencegat gerobak sampah itu.
Kemudian keluarlah beberapa orang dari mobil itu, dan semuanya berpakain rapih.
Ketika mereka tiba di depan Aji mereka langsung membungkuk dengan hormat.
Pemimpin dari kelompok kecil itu adalah albert manajer restoran mewah itu.
"Ada apa kalian menggangguku?" Tanya wisopati dingin dan tanpa ekspresi.
"Tuan saya butuh bantuan anda.." jawab albert to the point.
"Bantuan?" Ulang wisopati.
"Benar tuan, tolong dampingi saya dalam sebuah acara pertemuan khusus untuk melihat sebuah benda pusaka yang cukup kuat dan mahal.."
Wisopati menggelengkan kepalanya dengan perlahan, "maaf aku sama sekali tidak tertarik dengan hal semacam itu."
"Tu..tunggu! Jangan menolak tuan, saya akan menawarkan beberapa benda yang mungkin bisa membuat anda tertarik."
"Misalnya?"
"Kitab panduan meditasi, jurus mistis, dan pan--" sebelum albert menyelesaikan kalimatnya wisopati menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak tertarik.." ucap wisopati dengan tenang. Wisopati sendiri memiliki banyak sekali hal bagus, dari pada benda-benda di dunia ini.
Bahkan jurus dasarnya saja sudah di anggap mistis dan sakral.
Bagaimana mungkin wisopati akan tertarik dengan hal semacam itu?
Albert tampak gugup, kemudian dia berucap, "kalau begitu saya memiliki tanaman yang memancarkan aura yang cukup mengesankan, mungkin anda tertarik..."
Wisopati termenung, dia mulai berfikir apakah di bumi juga ada tumbuhan mistis.
Wisopati tertarik, "baiklah, akan aku lihat terlebih dahulu, besok pagi aku akan ke tempatmu.." ucapnya.
Mendengar hal ini albert tersenyum, sekali lagi dia membungkukan badannya dan berucap, "terimakasih tuan.."
***
Waktu kembali berjalan cepat, siapa sangka pagi hari telah tiba.
Sebuah ruangan kecil yang berada di safe house, terlihat dua penjaga pribadi vivi duduk bersama.
Di depan meja mereka terdapat tumpukan berkas, bahkan ada salinan kartu identitas wisopati.
"Namanya adalah dipa sena aji.." ucap penjaga pria yang bernama anton.
"Sepertinya dia benar-benar seorang pecundang.." sahut lily penjaga wanita vivi.
"Identitasnya sama sekali tidak bohong.. dia hanya seorang petugas sampah, suka mabuk-mabukan berjudi, dan hmm beberapa kali tertangkap karena ketahuan mencuri... benar-benar pecundang.." ucap anton.
"Sial, bagaimana mungkin nona vivi mengenal pecundang seperti dia ini!" Ucap lily.
Baik anton maupun lily sama-sama memijat kepala mereka dengan ekspresi pusing.
"Benar, aku benar-benar penasaran bagaimana bisa nona vivi kenal dengan pecundang ini.. aku takut apabila hal ini mengganggu acara pertungan nona vivi."
"Mari kita amati lebih lanjut, yang terpenting kita harus selalu menjaga nona vivi dan mengarahkannya ke dalam pertunangan. Jangan sampai kecolongan seperti kemarin, dimana nona vivi ingin mengakhiri hidupnya..."
"Apapun yang terjadi kita harus menjauhkan pecundang itu dari nona vivi!"
***
Sementara itu wisopati akhirnya tiba juga di halaman restoran yang selalu buka namun terlihat sepi.
Langkah wisopati berjalan dengan tenang menuju pintu. Apabila sebelum ini para penjaga meremehkan wisopati, namun kali ini tidak! Mereka berdiri drngan sopan bahkan ada yang bergetar ketakutan.
Yang bergetar ketakutan adalah penjaga-penjaga yang melihat langsung tapak tangan mengerikan milik wisopati.
Setelah beberapa saat akhirnya wisopati tiba juga di ruangan tempat di mana albert berada.
Sesampainya di ruangan itu wisopati langsung duduk dan menyilangkan kakinya seolah dia adalah pemilik tempat ini.
"Jadi jelaskan dengan detail, acara apa yang ingin kamu datangi itu?" Tanya wisopati tenang.
Albertnmenganggukan kepalanya dengan cepat, dia kemudian menjelaskan bahwa dirinya di tugaskan untuk pergi ke kepanjen tempat kediman kakek ji berada.
"Kakek ji?" Ulang wisopati.
"Nama aslinya adalah jimanto, namun semua orang memanggilnya dengan kakek ji."
Wisopati menganggukan kepalanya.
"Pada saat ini kakek ji ingin menjual artefaknya secara tertutup, namun bukan hanya kami saja yang datang ke tempat itu.."
Wisopati hanya menganggukan kepalanya secara perlahan mendengar cerita itu.
"Jadi kamu ingin membawaku agar bisa menjamin keselamatanmu? Dan menujukan bahwa kamu dan organisasimu bukanlah organisasi yang bisa di gertak? Sekaligus membuat mereka menyerahkan artefak itu kepadamu?"
Albert hanya bisa tersenyum canggung pada saat ini, semua rencanya dengan sangat mudah di bongkar oleh tuan wisopati.
Albert ingin membawa wisopati sebab apabila dia membawa sosok kuat maka peluang mendapatkan artefak itu semakin besar!
"Mari kita lihat dulu seperti apa penawaranmu?" Tanya wisopati.
Kemudian albert datang membawa sebuah kotak kayu, dan wisopati langsung membukanya secara perlahan, "hmm..." wisopati bergumam dengan eskpresi sedikit terkejut.
Kemudian wisopati mengambil buah kecil dengan warna merah itu.
Dalam hati wisopati berucap, "aku benar-benar tidak menyangka, di sini akan ada buah mistis seperti ini!"
Wisopati memegang buah kecil itu dan mencoba merasakan aliran prana di dalamnya yang cukup stabil.
"Hmm, buah yang begitu padat. Namun apabila ada orang yang mengonsumsinya secara tergesa-gesa, bukannya mendapat khasiat malah akan mendapatkan racun.."
wisopati kembali menutup kotak kayu itu.
Kemudian wisopati berucap, "buah ini hanya bisa membuatku menjamin nyawamu saja, selain itu tidak bisa..
Terserah kamu akan menerimanya atau tidak.."
albert tampak tersenyum kecut, "artinya anda tidak akan bergerak, dan hanya akan bergerak apabila nyawa saya terancam?"
Wisopati menganggukan kepalanya.
"Baik tuan wisopati, saya setuju dengan hal itu."
"Dua malam lagi bukan? Aku akan datang lagi ke tempat ini.." ucap wisopati kemudian berdiri.
Sontak albert ikut berdiri, "benar tuan, dua malam lagi."
***
Waktu berjalan dengan sangat cepat, dua malam berikutnya akhirnya tiba.
Kini wisopati sudah berada di ruang ganti yang ada di restoran milik albert. Wisopati mengenakan pakaian rapi, jas hitam dan rambut yang di sisir kebelakang, terlihat sangat mempesona.
Semua orang yang dulu pernah melihat Aji pasti akan terkejut, dengan penampilan Aji saat ini, tidak akan pernah ada yang menyangka bahwa pemuda tampan ini adalah seorang penyapu jalanan dan tukang sampah.
Wisopati keluar dari ruangan ini, kebetulan sekali di luar terlihat beberapa pelayan wanita.
Semua pelayan wanita melirik ke arah wisopati, tidak ada yang tahan dengan pesona yang di keluarkan oleh wisopati.
Penampilan Aji berubah saat ini bukan tanpa alasan. Namun karena aslinya Aji memang tampan, namun tidak merawat diri saja dan teknik meditasi yang di lakukan oleh wisopati berperan aktif ke tubuh Aji membuat tubuh Aji tidak kurus lagi dan memancarkan aura yang mengesankan.
sangat layak untuk di nanti setiap apdetnya