Tidak pernah menyangka pernikahan ketiga Naya Aurelia (32th) mendapatkan ujian yang penuh dramatis.
Ia dihadapkan dengan pilihan yang sulit antara memilih suami atau anak kandungnya.
Berawal dari suaminya Juan Bagaskara (27th) yang tidak mau menerima Shaka sebagai anak sambungnya sehingga Naya dengan terpaksa harus berpisah dengan putri kesayangannya. Ia menitipkan Shaka pada bi Irah asisten rumah tangganya yang diberhentikan dari rumah tersebut.
Bertahun-tahun Naya tersiksa batinnya karena ulah suami yang usianya lebih muda darinya. Apalagi suaminya pun memiliki pekerjaan di luar dugaannya yang membuatnya sangat terpukul. Pekerjaan apa kira-kira?
Disisi lain ia sangat ingin kembali hidup bersama anaknya. "Nak, izinkan mama kembali meraih cintamu..." ucap Naya lirih.
Akankah kebahagiaan berpihak pada hidup Naya selanjutnya?
Ikuti kisahnya!💕
Follow author ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FR Nursy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 Demi Mama
"Tunggu sebentar ya Mas! Aku mau panggil ibunya Shaka. Pasti dia ada di dapur," tebak Arisa.
Arisa menyuruh Arya untuk menunggu di ruang tamu. Di sampingnya ada Shaka yang hanya terdiam, terlihat sangat tidak menginginkan pulang ke rumah ini.
"Rumahnya mewah. Shaka bahagia berada di rumah ini?" tanya Arya hati-hati.
Arya mengusap punggung Shaka dengan pelan, seraya memindai ruang tamu dengan aksesoris yang mempercantik ruangan tersebut.
"Seharusnya Shaka bahagia berada di rumah ini tapi mengapa sampai pergi dari rumah tanpa izin? Aku merasa penasaran, sebenarnya Shaka ini siapa ya, mengapa aku merasa tidak asing dengan wajahnya?" gumamnya dalam hati.
Shaka hanya terdiam. Ia menunduk lesu. Sebuah drama akan dimulai kembali di rumah ini. Shaka sudah merasa gerah dengan semua ini.
Bi Irah yang diminta berperan dalam drama ini sungguh membuatnya sedih. Ia meluapkan rasa tidak teganya dengan memeluk Shaka dengan erat.
"Maafkan Ibu, Nak. Sehingga kamu harus pergi sendiri. Kalau kamu ingin bertemu papamu, ajak Ibu saja. Agar Ibu tidak merasa khawatir sayang."
Bi Irah menciumi wajah dan telapak tangan Shaka dengan rasa bahagia bisa bertemu kembali dengan putri majikannya.
Arya yang melihat kejadian itu menghindar. Ia memilih keluar agar tidak merusak momen keluarga. Dia duduk di kursi teras. Tangan kanannya menopang kepalanya yang memikirkan dua orang, ibu dan anak tersebut yang tidak asing baginya. Ia berusaha mengingat di mana mereka pernah bertemu. Telinganya mendengar jelas ucapan Shaka yang meminta maaf pada Ibunya.
"Ibu maafkan Shaka. Sebenarnya Shaka ingin mengajak Ibu tapi..." ucapnya sendu namun ucapan tersebut langsung dipotong bi Irah.
"Ibu akan ikut kemana pun Shaka pergi," ujar bi Irah tersenyum bahagia.
"Hadeuh lebay amat sih kalian. Sudah kayak drama sinetron aja. Bi Irah anakmu sudah aku temukan, jaga dengan baik jangan sampai kabur lagi. Dasar anak nakal, pergi kok ga bilang-bilang!"
Bi Irah yang mendengarnya mengepalkan kedua tangannya namun ia menahan kemarahannya. Ia menduga kejadian kemarin karena keluarga majikannya bersikap tidak baik pada Shaka.
"Mbak tolong jangan pernah menghakimi Shaka. Shaka melakukan perbuatan itu pasti ada sebabnya. Shaka anak yang baik. Sebelumnya dia tidak pernah melakukan sesuatu di luar batas sampai membuat kita khawatir..."
"Oooh berarti Ibunya yang memang ga becus ngurus anak. Makanya yang bener kalau mendidik anak. Anak satu aja ga becus apalagi punya anak banyak!" ujar Arisa menusuk jiwa.
Deg
Deg
Ucapan Arisa sampai terdengar di telinga Naya. Ia menatap geram pada adik iparnya itu. Kalau saja di sampingnya tidak ada Juan, bisa dipastikan mulut Arisa sudah dicabik-cabik olehnya.
Ingin rasanya Naya memeluk Shaka saat itu juga namun baru saja hendak beranjak, Juan menahan lengannya kemudian menggeleng.
Naya terlihat tertekan karena keputusannya untuk tetap pada perintah Juan. Mereka masih menyembunyikan kebenaran tentang anak semata wayang Naya pada keluarga Juan. Hal ini sungguh menyakitkan bagi Naya.
"Kau temukan Shaka di mana, Sa?" tanya Juan dengan suara baritonnya memecah keheningan.
"Di pinggir jalan kak. Tadi dia jalan sama seorang nenek. Laganya kayak jagoan. Sok-sokan nolongin orang yang kena jambret. Untung aja ada pacar Arisa jadi selamet deh nih bocah,"
Naya terhenyak dengan cerita Arisa. Seraya menutup bibirnya dengan telapak tangan kirinya.
"Ya Allah Shaka, kamu tidak apa-apa kan?" tanya Naya khawatir.
Naya mendekati Shaka yang masih duduk di sofa didampingi bi Irah. Ia tidak peduli Juan telah melarangnya. Gerakannya reflek karena nalurinya sebagai seorang ibu.
Shaka menggeleng. Ia menatap lekat Mamanya. Ingin rasanya ia merasakan pelukan hangat Mamanya, si saat seperti ini. Ingin rasanya ia menangis sejadi-jadinya karena ucapan Arisa yang dingin. Namun ia memilih bungkam. Ia menekan sabar demi kebahagiaan Mamanya hidup bersama Juan.
"Terus pacarmu mana?" tanya Juan memindai ruang tamu.
"Eh iya, dia ada di luar kak. Sebentar Risa panggil,"
Arisa beranjak dari tempatnya berdiri menuju luar. Seraya membawa masuk Arya.
Juan terhenyak begitu pun Naya. Tidak menyangka orang yang sangat ia kenal kini menjadi pacar adik kesayangannya.
"Dia pacar kamu?" tanya Juan menatap Arya dengan tajam.
"Iya Kak. Memang kenapa, ada yang salah?" Tanya Arisa bingung dengan sikap kakaknya yang sepertinya tidak suka dengan kehadiran Arya di rumahnya.
Juan masih menatap Arya dengan tajam. Seorang yang menjadi saingannya dalam mendapatkan Naya, kini menjadi teman khusus adiknya sendiri. Juan tertawa sumbang.
Juan bertepuk tangan, "Hebat...hebat dunia ini sempit sekali. Kita bisa bertemu di sini. Memang engga ada lagi wanita yang mau sama kamu ya, Ar? Sampai-sampai adikku saja kamu embat!"
Arya tersenyum tipis. Ia tak kalah kagetnya dengan mereka. Semakin nyata ingatannya di masa lalu. Ternyata Shaka adalah anak kandung Naya. Pantas saja wajahnya tidak asing lagi.
"Lalu mengapa tetiba jadi bi Irah sebagai ibu kandungnya? Ada drama apa ini?" monolognya dalam hati.
Arya masih mengikuti alur drama yang dibuat dua orang yang ada di hadapannya.
"Ooh jadi Arisa ini adikmu? Ck pantas saja karakternya persis seperti Masnya. Sombong, arogan!" Arya menatap nyalang Juan.
Arisa merasa bingung dengan perseteruan antara kakak dengan kekasihnya. Ia tidak pernah menyangka kalau mereka sudah saling kenal sebelumnya.
"Sudah...sudah kenapa sih kalian jadi berantem di sini? Ingat di sini ada Shaka yang masih kecil. Tidak enak didengar. Kalian seperti anak kecil saja. Bi tolong bawa Shaka ke kamarnya. Suruh dia istirahat, ajak dia makan yang enak!"
"Baik Nyonya,"
"Mas Juan ada apa ini? Mas sudah kenal dengan mas Arya?" tanya Arisa ingin tahu.
Hati Arisa berdegup kencang, ia mencium aroma yang tidak menyenangkan pada pertemuan ini . Kekhawatirannya menari-nari dalam pikirannya. Khawatir Arya tidak mau menerimanya lantaran mereka saling berseteru.
Akankah hubungan mereka baik-baik saja setelah Arya mengetahui keluarga Arisa? Lantas bagaimana nasib Shaka?
eh tpi sy jga jualan mie ayam grobakan dahh/Grin//Facepalm//Joyful//Curse//Curse//Curse/