Novel ini menekankan pada janji yg dibuat sebagai dasar pengungkit,
bisa karna janji yg tidak ditepati atau karna ungkapan rasa yg tidak diterima karna janji tersebut
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Sarii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Aku melangkah menuju parkiran. Langkah ku terhenti melihat Fadli di parkiran. Aku mengambil motor lalu memasang helm. Dia melihat ke arah ku, aku berhenti di depannya. Ayok Fadli ajak ku. Kamu duluan aku ikutin dari belakang kita mampir tempat makan ya Nay. Oke Fadli jawab ku. Aku gak enak menolong ajakannya.
Kami berhenti di kafe. Kamu mau pesan apa Nay tanyanya. Ayam rica-rica dan es jeruk. Oke. Ayam rica-rica dan es jeruk dua kak katanya. Kami duduk berhadapan. Gimana kerjaan mu hari ini Nay lancar? Alhamdulillah lancar jawab ku. Kamu darimana tanya ku. Aku pulang kerja Nay. Pesanan kami datang, ayok Nay dimakan. Kami menghabiskan makanan. Kami berbagi cerita. Ayok kita pulang ajak ku. Karna kami harus mengajar sesudah maghrib. Aku menuju kasir tapi Fadli melarang ku biar aku aja. Aku mengalah dan menuju parkiran, Dia datang menghampiri ku. Ayok Nay, Berapa Fadli tanya ku. Apa nya Nay? Makan ku. Aku yg traktir kamu. Terimakasih Fadli. Kami pulang, Fadli menuju mesjid dan aku belok ke gang rumah ku.
Assalamu'alaikum.
Waalaikumsalam jawab mama dan adek-adek.
Kak, hari ini ngajar tanya Fikri.
Iya dek jawab ku.
Habis maghrib aku pergi ngajar ngaji.
Assalamu'alaikum.
Waalaikumsalam jawab adek ngaji ku.
Kakak kok gak sholat di sini tanya santri ku, kakak pulang kerjanya sebelom adzan maghrib dek jadi gak sempat jamaah besok kakak janji akan jamaah disini.
Aku mulai ngajar ngaji. Sehabis isya aku pulang bareng Fikri dia sholat di mesjid.
Kak kita beli sate yok, ayok dek.
Kami membeli sate lalu pulang.
Mama dan Silvi lagi bersantai di teras rumah, Assalamu'alaikum ucap kami berdua, waalaikumsalam jawab mama dan Silvi.
Bawa apa kak tanya Silvi.
Sate dek. Aku masuk ke dalam untuk ganti pakaian.
Kami makan sate dan ngobrol-ngobrol.
Mama : Nay kamu belom kefikiran untuk berumah tangga? Mama pengen melihat kamu membina rumah tangga dengan laki-laki pilihan hati mu. Biar kamu bisa menjaga adek-adek mu nantinya.
Aku : buat sekarang aku belom kefikiran ke sana ma, aku masih takut dan trauma. Buat jaga adek-adek dan mama aku bisa.
Mama : Beda nak kalau kamu menikah ada yg menjaga kamu juga.
Aku : Nay merasa laki-laki itu gak cukup dengan satu wanita ma. Buat apa buru-buru menikah ma jika setelah itu kita ditinggalin dan bergelar janda.
Silvi : betul ma izinkan kami bahagiakan mama dulu.
Mama : kamu gimana Fikri.
Fikri : aku pengen bahagiakan mama dan kakak. Aku gak ikhlas ada orang yg menyakiti kakak seperti papa menyakiti mama.
Mama : Nay apa ada laki-laki yg dekat dengan mu sekarang?
Aku : Gak ada ma.
Mama : Sepupu mu bulan depan menikah nak.
Kami : Siapa ma?
Mama : Ayu
Oh jawab kami bersama.
Setelah banyak mengobrol kami masuk kamar masing-masing.
Aku kefikiran kata-kata mama. Aku juga sengaja bohong sama mama perihal kedekatan ku dengan Fadli. Kami gak pacaran karna aku gak pernah mengasih jawaban kepada Fadli. Aku mengangumi dan menyukainya karna kebaikan dan kesabarannya tetapi aku belom bisa memutuskan untuk menerimanya. Biarkan rasa ini tumbuh seperti air yg mengalir. Jika kami memang berjodoh pasti ada jalannya.
Aku beraktifitas seperti biasa. Dan aku sudah pindah kerja karna pengen mencari pengalaman baru.
Aku juga gak ngajar lagi. Jarak rumah dan tempat kerja ku satu jam. Aku selesai kerja jam 17.00 macet di jalan sampai di rumah pukul 18.30.
