Aku selalu tersakiti.
Tetapi, aku tidak membencinya.
Tidak. Seditikpun tidak.
Bahkan aku selalu berdoa untuknya.
"BANGSAT!!!, Ngapain kamu disitu? atau biar semua orang tahu kalau kamu adalah orang paling tersakiti? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juu_30, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5 Jangan Pergi
Aku memasuki alam mimpi yang panjang, 3 hari lamanya. Ya aku tidak sadarkan diri selama 3 hari setelah kejadian itu. Kubuka mataku pelan dan melihat sebuah kamar dengan nuansa putih, hijau dan bercampur dengan bau obat-obatan yang menyengat. Sepenuhnya aku sadar bahwa bahwa sekarang aku pasti berada dirumah sakit. Tetapi, siapa yang membawa kami? Bukannya waktu itu, jalanan sepi karena hujan?
"Hallo... ki sudah sadar? " Tanya seorang perawat masuk keruanganku untuk membawa obat yang akan diberikan untikku9.
"Iya sus.... oh ya Sus orang tua aku kemana ya? " Terlintas aku mengingat darah dan kondisi tubuh ayah dan bunda waktu itu.
Suster itu memandangiku dengan tatapan sedih, aku tidak tahu apa artinya... Entahlah... Sebenarnya apa yang terjadi....
"Kami tidak bisa memberitahumu, tunggu saja keluargamu datang". Kata suster dengan senyuman manisnya.
aku terdiam... apa artinya?
Tok... tok... tok.... " Vasca.... kamu udah sadar? lo tau gk kita nungguin lo... gila pingsan 3 hari" Ternyata sahabatku Lia dan Adele datang.
"Makasih ya udah mau nunggu aku... aku mau nanya kalian tau gk ayah ibu aku kemana? " tanyaku kepada mereka.
"Vasca sayang... gk apa-apa ya.... kamu harus kuat.... " Jawab Adele sambil memelukku.
"Apa maksudnya... pliss ngasih tau aku... plisss" Kataku dengan air mata yang sudah menghampiri pipiku.
"Bunda kamu meninggal Ca.... kemarin udah dikuburkan... ayah kamu masih koma diruangan ICU.... sabar ya Vasca"
Hancur.... perasaanku terlalu hancur aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.... duniaku seketika runtuh.... aku terlalu lemah sekarang, bahkan aku sudah tidak tau lagi caranya menangis..... Bunda yang paling aku sayangi udah pergi?
Aku berharap Somoga ini mimpi dan aku b8sa secepatnya bangun dari tidur yang begitu menyakitkan ini.
"Tuhan... Tuhan... Tuhan.... tolong jangan ambil Mereka, perjalanan aku masih panjang. masih ada yang harus aku selesaikan dan Bunda... masih banyak yang harus Ia lakukan... tolong, jangan ambil mereka" Batinku berdoa berharap Tuhan bisa mendengarkan doaku kali ini. Ya Tuhan memang selalu mendengarkan do'aku tetapi kali ini terasa mustahil.
"Vasca.... kuat sayang.... gk apa-apa... " Adele memelukku sambil menangis...
"Tolong bawa aku keruangan ayah" pintaku kepada mereka.
Akupun berasal disamping Ayah yang sedang terbaring lemah dengan berbagai alat medis yang membantunya bertahan hidup..... Ayah yang biasanya kuat, selalu menyapaku dengan senyuman hangat dan juga selalu menyayangiku sepenuh hati kini harus terbaring tidak sadarkan diri.
"Ayah... bangun yah... aku butuh pelukanmu... bangun ya" Aku menangis sejadi-jadinya.... aku sadar hari ini aku pertama kalinya menangis dengan kejadian yang begitu sakit.... Aku menangis ketika dijailin kakak... ya itu saja, karena ayah dan bunda tidak pernah membiarkan kau menangis dan sedih sedikitpun.
"Ngapain lo disini? " Seru seseorang dari pintu masuk... aku kaget dan sekaligus tidak percaya bahwa itu adalah kak Vaiser dengan tatapan dingin namun menusuk yang siap menerkam aku. Aku takut. Aku hanya tertunduk tampa bisa memandang Kak Vaiser yang sudah 100 persen merubah tatapan matanya dari yang dulu selalu memandangi aku dengan tatapan kasih tetapi sekarang? aku sudah seperti penjahat yang sudah merebut sesuatu darinya.
"Kak Vaiser".... Suaraku lemah.
" Cukup.... berhenti panggil gue kakak... dan mulai sekarang, lo bukan kakak gue... dan karena itu keluar dari ruangan ini "
Aku mengangkat wajahku tidak percaya dengan apa yang aku dengar saat ini. Kakakku mengusirku.... Duniaku benar-benar berubah sekarang berbalik dengan apa yang aku impikan dulu.
"Ngapain kesini? " Kak Vasco datang dan aku tau bahwa kalimat itu tertuju kepadaku. Aku tidak berani menatap mata yang 3 hari yang lalu menatapku dengan tatapan kasih dan sekarang?
" Waktu itu gue udah bilang... gk usah pergi karena hujan.... dan lo tau kalau hujan kemarin itu tidak seperti hujan biasanya... tapi lo tetap mau pergi ke pantai... terus merayu ayah sama bunda untuk ikutin kemauan lo... dan sekarang lo lihat apa akibatnya.... Bunda udah pergi ninggalin kita dan ayah masih terbaring koma disini.... lo lihat sekarang dan maaf ya sekarang gue mau bilang kalau perbuatan lo ini tidak berbeda jauh dari pembunuh". Kata-kata Kak Vasco sakit dan terlalu menusuk dan sukses membuat aku kembali jatuh dengan perasaan bersalah..... akulah penyebabnya, aku yang membuat bunda pergi dan ayah terbaring gini... andaikan waktu itu aku mendengarkan kata-kata kak Vasco, dan tidak memaksa Bunda sama ayah untuk pergi, pasti keadaan tidak serumit ini dan mungkin sekarang, aku sementara tertawa dengan mereka. Kebahagiaan runtuh, hilang entah kemana.... apa yang akan terjadi setelah ini nanti?
"Lo tau, yang seharusnya di kuburan sekarang itu lo bukan bunda, dan yang seharusnya di ruangan Ini itu lo bukan ayah.... gue benci banget sa lo... dan mulai sekarang gue gk akan menerima lo dalam hidup gue lagi dan silakan lo pergi".
untuk kedua kalinya dan dihari yang sama aku diusir dari sini.... Sekarang aku yakin bahwa pasti ayah juga akan membenciku dan juga mengusirku.... Aku takut sendiri, selama ini aku selalu mengharapkan keluargaku untuk berasal disisiku apapun situasinya. Tetapi sekarang aku tidak punya sandara. Benar kata kak Vasco aku adalah penyebab ini semua dan biang dari semua yang terjadi. Mereka mengusirku dari ruangan ini... tetapi tidak berlaku dengan rumah tinggal kami kan? Sekarang, harapanku hanya satu yaitu agar apa yang terjadi diruangan ini, tidak terjadi juga di rumah.
" Ayah aku pamit ya.... aku tunggu dirumah, Bunda Tolong jangan pergi tinggalin aku ". Batinku mencoba untuk kuat namun tidak bisa.
" Lo pergi sekarang, atau gue panggilin Penjaga disini" bentak kak Vasco membuatku takut dan kembali menangis. Pertama kalinya Kak Vasco marah dan membentakku sampai menangis. Kalau seandainya ada Bunda, pasti aku akan mengadu. Tetapi, aku sadar kalau keadaan ini sudah berubah. Aku melangkahkan kakiku keluar dari ruangan itu.
"Tunggu " Suara kak Vaiser menghentikan langkahku. aku berharap itu adalah pembelaan yang kak Vaiser berikan karena kasian melihatku dibentak adanya dimarahi oleh kak Vasco. Dan akhirnya....
Plakk..... satu tamparan mendarat bersih di pipi kananku... Iya, inilah yang aku terima dari kak Vaiser, bukan pembelaan tetapi lebih kepada kepahitan dan sakit yang tak berujung. Aku kembali menangis tampan bisa melawan karena aku terlalu mamah untuk membela diri dihadapan mereka yang kuat.
🙏