Lily harus bekerja menggantikan sang ibu menjadi pelayan yang bertugas merawat tanaman di kediaman orang kaya dan terpandang yaitu keluarga Thomson. Keluarga Thomson memiliki perusahaan besar dan sudah memiliki anak perusahaan di berbagai kota bahkan di luar negri.
Lily mengira awalnya dia akan bekerja dengan lancar di kediaman Thomson untuk mengakhiri kontrak sang ibu yang tersisa 1 tahun lagi. Namun siapa sangka, takdir membuatnya menjadi rumit saat Lily bertemu dengan putra kedua keluarga Thomson yang bernama Ethan. Keduanya terlibat takdir yang rumit. Ethan yang sudah memiliki tunangan merasa sesuatu yang berbeda pada Lily. Pria dingin itu mencoba mengelak dan mulai menyadarkan dirinya untuk kembali ke jalur yang seharusnya. Namun lagi-lagi sesuatu dalam dirinya menolak dan membuat dirinya menjadi egois.
Lalu bagaimana Lily menghadapi takdir yang rumit tersebut? Apakah dia bisa bertahan selama 1 tahun di kediaman Thomson?
Ikuti kisah mereka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Maria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Evelyn
Ethan telah berangkat ke kantor bersama sang ayah untuk menghadiri meeting hari ini. Evelyn terlihat bosan di dalam kamarnya sambil memeluk kucing putih kesayangannya yang bernama Felix. Wanita itu tengah membaca komentar di sosial media yang tengah memposting foto sang tunangan di sebuah majalah bisnis. Isi komentar disana tidaklah menyinggung soal bisnis dan kesuksesan Ethan, tetapi disana banyak sekali komentar dari para wanita yang memuji dan memuja Ethan dengan berlebihan. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa Ethan adalah kekasih mereka ataupun suami mereka. Evelyn terlihat cukup kesal dan mencibir pada komentar tersebut. Ia merasa cemburu tentu saja, tetapi hal itu sungguh tidak masuk akal karena mereka semua hanyalah wanita yang tengah berangan-angan, sedangkan dirinya adalah tunangan dan calon istri Ethan yang sesungguhnya.
Evelyn menghela nafasnya dan merasa membuang waktu membaca komentar-komentar tersebut. Ia pun menatap cincin indah di jari manisnya. Itu adalah cincin tunangannya dan Ethan. Senyuman Evelyn mengembang di bibirnya, ia merasa sangat beruntung karena ia akan menikah dengan Ethan beberapa bulan lagi. Pria itu akan menjadi suaminya sebentar lagi.
Tetapi, entah mengapa belakangan ini Evelyn selalu merasa was-was dan takut jika Ethan berpaling darinya, atau.. pria itu tiba-tiba selingkuh dan memiliki wanita idaman lain. Apalagi Ethan adalah pria yang tampan. Evelyn tidak memungkiri bahwa dirinya juga cantik dan sangat pantas bersanding dengan Ethan, namun tetap saja, kekhawatiran itu selalu muncul di dalam hatinya sejak dulu. Ia takut jika Ethan akan berpaling darinya. Tetapi, sejauh ini Ethan adalah pria yang cukup dingin dan cuek, ia tidak mudah menyukai seorang wanita. Jadi, setidaknya Evelyn harus bersyukur dengan hal itu, walaupun imbasnya Ethan masih memperlakukannya dengan kaku dan tidak romantis sampai saat ini.
Evelyn menghela nafasnya dan terlihat berpikir. Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya. Evelyn merasa dirinya butuh mengetes kesetiaan Ethan padanya, ia ingin melihat apakah Ethan mudah berpaling pada wanita lain atau tidak. Saat Evelyn tengah berpikir, seketika Lily masuk ke dalam kamar wanita itu sambil membawa segelas jus lemon yang ia minta,
"Ini jus nya Nona" ucap Lily pelan sambil meletakkan jus itu di atas meja samping tempat tidur.
Evelyn menegakkan tubuhnya dan menatap Lily yang tengah menyimpan jus di meja. Wanita itu memperhatikan wajah Lily yang bisa di katakan cantik. Lily memiliki tubuh yang terbilang mungil, tetapi tetap proposional dan menarik. Seketika sebuah ide muncul di kepala Evelyn,
"Lily, kemari lah" ucap Evelyn yang membuat Lily menatap kearahnya.
Gadis itu perlahan mendekati Evelyn dan menunduk,
"Ya, Nona" sahut Lily pelan.
Evelyn tersenyum dan menepuk tempat kosong di sampingnya,
"Duduklah" ucapnya pada Lily.
Lily terdiam sejenak dan perlahan duduk disamping Evelyn,
"Lily, aku sedang gelisah saat ini. Ada hal yang sangat mengganggu pikiranku, dan aku ingin kau membantuku menyelesaikannya" ucap Evelyn dengan wajah sedihnya.
Lily menatap Evelyn dengan tatapan polosnya
"Apa yang bisa saya bantu Nona?" tanyanya sopan.
Evelyn terdiam sejenak dan menghela nafasnya,
"Aku.. sedang ingin mengetes kesetiaan Ethan padaku" ucap Evelyn lagi.
Lily seketika terdiam dan sedikit membeku saat nama Ethan disebut. Tubuhnya bereaksi dan ia mulai terlihat gugup,
"Aku ingin meminta bantuanmu untuk mengetes kesetiaannya padaku" ucap Evelyn lagi yang membuat Lily terkejut.
"Apa.. apa maksud Nona?" tanyanya tidak mengerti.
Evelyn tersenyum pelan dan menyentuh tangan Lily,
"Bisakah kau merayu Ethan?" tanyanya lagi yang membuat Lily semakin terkejut.
"Apa?" tanya Lily tidak percaya.
Evelyn menghela nafasnya dan kembali terlihat sedih,
"Lily, bantu aku untuk menggoda Ethan, kau adalah gadis yang cantik dan pasti akan ada pria yang tertarik padamu. Bisakah kau menggoda Ethan? Aku ingin tau apakah dia akan tergoda olehmu atau tidak. Ethan adalah pria yang dingin dan sepertinya sulit untuk jatuh cinta. Aku hanya ingin melihat apakah dia akan tergoda olehmu atau tidak. Apakah dia setia padaku atau tidak? Hanya itu saja" ucap Evelyn memohon.
Lily menatap Evelyn tidak percaya. Apa yang dipikirkan wanita ini? Ide macam apa itu? pikir Lily marah.
"Nona, maaf, saya tidak bisa" tolak Lily tegas.
Evelyn terlihat menggenggam tangan Lily dengan tatapan memohon,
"Ayolah Lily, bantu aku" pintanya memaksa.
Lily menggeleng keras dan berdiri,
"Maaf Nona, saya tidak bisa menolong. Saya tidak mau melakukan hal itu. Jika Nona ingin menghukum saya karena menolak hal itu, maka saya tidak keberatan" ujar Lily tegas.
Evelyn pun menghela nafasnya dengan pasrah,
"Ya sudah, lupakan saja" ucapnya terlihat tidak puas.
Lily pun menghela nafasnya dan membungkuk pada Evelyn,
"Kalau begitu, saya permisi dulu, saya harus melanjutkan pekerjaan saya. Jika ada sesuatu yang Nona inginkan, maka Nona bisa memanggil saya" ujar Lily sambil menunduk dalam.
Setelah itu Lily pun keluar dari kamar Evelyn. Evelyn menghela nafasnya dengan tidak puas,
"Berani sekali dia menolak permintaanku" kesalnya.
Wanita itu pun menyandarkan tubuhnya di kepala tempat tidur,
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" pikirnya.
Evelyn pun terlihat berpikir dengan keras. Lalu seketika sebuah ide kembali muncul di kepalanya. Evelyn pun tersenyum dan merasa puas,
"Aku bisa melakukannya dengan cara itu" bisik nya pada diri sendiri dengan puas.
~
Hari sudah menjelang malam, Ethan terlihat baru tiba di rumah, pria itu terlihat lelah dan berjalan menuju ruangannya sambil melepaskan dasi dan jas hitamnya. Ethan masuk ke dalam ruang kerjanya yang gelap. Pria itu berjalan ke samping dan menyalakan lampu, ia mengernyit pelan karena tidak melihat Ben yang biasa membukakan pintu untuknya.
Ethan hendak berjalan kearah meja kerjanya. Namun seketika pria itu terkejut saat melihat Lily yang tengah tertidur di sofa. Pria itu merasa dirinya sedang bermimpi atau berkhayal karena melihat Lily yang tiba-tiba berada di dalam ruangannya. Ethan berjalan mendekati Lily yang terlihat mengernyitkan keningnya karena cahaya lampu yang membuat tidurnya terganggu. Gadis melenguh pelan sambil mengubah posisi tidurnya. Lalu, perlahan Lily membuka matanya dan melihat Ethan yang tengah menatap kearahnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Lily mengerjap beberapa kali dan seketika tersenyum,
"Mengapa ada pria menyebalkan itu disini?" bisik Lily tiba-tiba dengan setengah sadar.
Ethan mengernyitkan keningnya mendengar ucapan Lily. Ada apa dengan gadis ini? pikirnya. Lily pun duduk sambil memegang kepalanya yang terasa pening,
"Ah, kepalaku" desisnya pelan.
Ethan menghela nafasnya dan menatap Lily dengan mata yang menyipit,
"Apa yang kau lakukan di ruanganku? Mengapa kau bisa tertidur disini?" tanyanya.
Lily berdecak pelan dan mencoba untuk berdiri. Namun seketika tubuhnya terasa oleng dan Lily pun hampir terjatuh. Untungnya Ethan dengan cepat menahan tubuh gadis itu,
GREP!
Lily menyandarkan kepalanya yang pening di dada Ethan. Ethan memeluk tubuh Lily dan merasa ada yang tidak beres dengan gadis itu. Nafas Lily sedikit cepat, gadis itu mengangkat wajahnya dan menatap Ethan dengan tatapan yang sayu,
"Tuan Ethan.." sahut Lily dengan suara yang sedikit mendesah.
Ethan merasa tubuhnya mulai bereaksi saat mendengar Lily memanggil namanya. Namun pria itu seketika dapat mencium sedikit bau alkohol pada nafas Lily. Ethan menyipitkan matanya dan merasa ada yang tidak beres,
"Apa kau mabuk?" tanyanya.
Lily mengalungkan tangannya di leher Ethan dan mendekatkan wajahnya,
"Apa.. aku harus menggoda mu?" tanyanya melantur.
Tangan Lily menelisik menyusuri wajah Ethan dan berhenti di bibirnya. Ethan seketika merasa tubuhnya memanas saat jari lembut Lily untuk pertama kalinya menyentuh bibirnya,
"Lily" bisik Ethan dengan suara dalamnya.
Pria itu merasa kepalanya hampir meledak menahan hasrat di dalam dirinya. Namun, lagi-lagi instingnya merasa ada sesuatu hal yang tidak beres dengan Lily. Pria itu pun mengarahkan pandangannya ke sekitar. Dan, seketika mata tajam Ethan menatap sebuah kamera kecil yang tersembunyi di balik vas bunga mejanya. Ethan menyipitkan matanya dan seketika ia menggertakkan giginya dengan kuat.
Bersambung..
Halo, jangan lupa tinggalkan jejak nya ya ☺️