Sofia Ariadne seorang wanita cantik, mandiri dan kuat, terjebak dalam permainan taruhan yang dibuat oleh Alessandro Calvin Del Piero, seorang mafia playboy, tampan dan berkuasa.
Ketika Sofia mengetahui dirinya hamil benih dari Alessandro, dia harus menghadapi ancaman dari musuh Alessandro yang ingin menggunakan bayi itu sebagai alat untuk menghancurkan Alessandro.
Namun, Sofia yang tidak ingin terlibat lagi dengan Alessandro memilih untuk melarikan diri sejauh mungkin. Meskipun harus menjalani susahnya hidup dengan kehamilan tanpa adanya pasangan.
Bagaimana kelanjutan kisah percintaan antara Sofia dan Alessandro yang penuh dengan intrik serta konflik etika. Yuk, kepoin terus ceritanya hanya di Noveltoon. Update setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ungkapan Hati Sofia
Lenguhan panjang terdengar dari bibir wanita cantik itu. Tanda jika dirinya sangat puas dan merasakan kenikmatan yang luar biasa atas permainan dari Javer. Pria yang baru pertama kali menyentuh tubuhnya.
"Aahhh... Javerhhh..." Teriak Sofia lalu terkulai lemas di samping tubuh Javer. Sofia memeluk tubuh pria yang bukan kekasihnya dengan erat.
"Sofia... Maaf... Maafkan aku yang lancang mengambil kesempatan di saat kamu terlena. Aku akan pergi, anggap saja kita baru saja melakukan kesalahan." Ucap Javer panik, dia tidak ingin Sofia marah.
"Aku sudah memastikan yang ingin aku putuskan, dan aku memilihmu. Aku ingin hidup bersama denganmu dengan sebuah ikatan suci pernikahan."
"Maksud kamu apa Sofia, aku tidak mengerti." Ucap Javer bingung.
"Maukah kamu menunggu aku menyelesaikan semuanya, dan setelah itu kita pergi dari sini. Maukah kamu hidup berdua denganku?" Tanya Sofia.
"Sofia maafkan aku. Tapi kita tidak mungkin bersama, aku bukan kekasihmu, maafkan apa yang baru saja aku lakukan padamu." Sesalnya.
"Tidak perlu merasa bersalah seperti itu, aku menyukainya. Kamu berbeda Javer, aku sungguh tidak menyangka hanya sekali permainan dari pria awam sepertimu tapi bisa membuatku merasakan kenikmatan yang luar biasa." Mendengar pujian itu, membuat Javer malu. Dia yang seorang pria tapi melakukan hubungan intim perlu bimbingan dari pasangannya. Telinganya memerah.
"Bagaimana Javer? Kelihatannya kamu keberatan, kamu tidak mau menikah dengan wanita rusak seperti diriku bukan?"
"Bukan, tolong jangan salah paham Sofia. Aku bahagia seandainya bisa menikahi wanita yang sudah aku cintai dalam diam bertahun-tahun. Tapi status kamu masih seorang kekasih dari Alessandro, semua orang tahu itu bukan?" Ucap Javer.
"Lalu masalahnya di mana? Asal kamu mencintai aku dan mau memperjuangkanku, bukankah itu yang terpenting. Aku tidak menginginkan apa pun. Tapi aku butuh kenyamanan dan kedamaian hati. Dan aku bisa merasakannya darimu Javer." Ucap Sofia.
"Tapi bayimu butuh ayah kandungnya?"
"Lantas apa itu artinya kamu tidak bersedia menjadi ayah sambungnya?"
"Kamu tidak mengerti Sofia, akan banyak konflik yang timbul dengan keputusan sepihakmu. Dan aku akan menjadi pihak yang paling disalahkan karena merebut wanita milik cucu orang yang telah menyelamatkan hidupku."
"AKU MENGERTI JAVER, JUSTRU KAMU YANG TIDAK BERUSAHA MENGERTI AKU." Teriak Sofia meluapkan semua amarah.
"Kamu tidak ingin memperjuangkan cintamu."
"Kamu tahu, aku pernah merasa kotor saat Alessandro mengambil kesucianku. Aku pikir dia mencintaiku, tapi ternyata itu hanya bagian dari permainan. Taruhan terhadap dirimu yang saat itu menjadi pecundang di balik tembok kekuasaan Kakek Dario."
"Lalu aku juga harus menerima kenyataan jika aku hamil di luar nikah pun karena taruhan."
"Sebegitu tidak ada harganya kah diriku, hingga seluruhnya dijadikan bahan taruhan. Aku hanya seorang wanita yang butuh dicinta dengan tulus. Haruskah aku mengemis cinta dari seorang pria, katakan Javer." Ucap Sofia yang merasa harga dirinya sudah benar-benar tidak ada.
"Aku bahkan menjadi wanita hyper sex karena rasa trauma itu."
"Apa maksudmu Sofia, katakan lebih jelas. Kamu menjadi seorang hyper?"
"Benar, aku tidak pernah merasa puas ber cinta dengan Alessandro. Butuh setidaknya 10 ronde dalam setiap permainan. Itu karena ada dorongan dari dalam diriku yang tidak terima atas perlakuannya 5 tahun yang lalu. Setelah ber cinta pertama kalinya, aku ditinggalkan."
"Kamu tahu, saat itu umurku baru 20 tahun. Alessandro yang merupakan kekasihku meminta aku melakukan hubungan intim di sebuah hotel. Aku terperdaya, aku terlela akan sentuhannya yang ku pikir dia memang mendamba. Saat itu, aku serahkan satu-satunya kehormatan yang aku miliki. Dengan harapan, aku mendapatkan cinta yang lebih darinya."
"Tapi sehari setelah itu, justru aku melihat dia tidur satu ranjang bersama Bella. Waktu itu aku tidak tahu jika itu jebakan yang sengaja dibuat Bella. Aku terpuruk, aku terluka hampir 5 tahun lamanya luka itu menganga tak pernah benar sembuh. Hingga dia datang kembali, lalu dengan teganya membuat aku hamil."
"Sejak malam itu, aku marah pada diriku sendiri yang selalu lemah jika berhadapan dengan Alessandro. Hingga sesuatu dalam diriku memberontak, aku yang trauma akan luka mencoba membalas dengan cara yang berbeda. Seolah ingin meminta ganti waktu yang hilang percuma selama 5 tahun. Aku menjadi seorang wanita yang tidak pernah puas."
"Alessandro aku jadikan teman ranjangku, untuk memenuhi hasrat ber cintaku yang tiada pernah ada habisnya. Aku seolah menjadi wanita murahan. Aku tiba-tiba menjadi hyper. Kamu tahu Javer, saat denganmu meskipun hanya sekali rasanya sudah sangat puas. Aku menikmati setiap sentuhan darimu yang penuh cinta dan ketulusan. Berbeda dengan Alessandro."
"Dia menyentuhku penuh nafsu, cinta itu tidak pernah benar-benar aku rasakan. Meskipun berulang kali dia mengatakan mencintaiku dan menyesali perbuatannya yang telah melukai hatiku."
"Mungkin, di awal dia memang melakukannya karena tidak ingin aku yang pertama mendapatkan kehormatanmu. Karena tidak terima harus kalah dengan anak buangan sepertiku." Ucap Javer.
"Tapi bukankah hati manusia bisa berubah, dia yang hanya ingin terlihat lebih hebat nyatanya kalah denganmu Sofia. Dia jatuh cinta setelah meninggalkanmu malam itu. Alessandro baru sadar jika dirinya membutuhkanmu saat miliknya tidak berfungsi dengan wanita lain. Lalu timbul rasa sesal yang mendalam. Mungkin dia sudah berubah, Alessandro sungguh mencintaimu."
"Benar, hati manusia bisa berubah. Seperti hatimu yang tak lagi menginginkan aku karena aku sudah terlalu kotor sebagai seorang wanita. Perut buncit ini, sebagai bukti betapa aku tidak layak untuk mendapatkan cinta sejati darimu Javer."
"Baiklah, aku paham, aku tidak akan memaksamu lagi. Mungkin seumur hidup aku akan hidup sendiri."
"Tidak Sofia, kamu tidak kotor. Bayi itu tidak bersalah. Maaf jika kata-kataku menyinggung, aku memang mencintaimu Sofia. Tapi aku tidak ingin menjadi seorang pilihan. Pikirkan ulang tentang memintaku menikahimu karena apa? Karena tidak ingin terjerat lebih jauh dengan Alessandro. Atau karena kamu memang ingin bersamaku karena memiliki perasaan lebih."
"Tidak usah terlalu dijadikan beban pikiran, aku akan terus menunggumu. Karena aku mencintaimu tanpa syarat, aku akan menerima kamu apa adanya dirimu. Bahkan dengan bayi yang ada di dalam rahimmu itu. Kamu boleh bersamaku, asalkan aku memang tujuan hidupmu bukan pelarian. Aku seorang laki-laki Sofia, aku punya harga diri."
"Aku akan memberikan kamu waktu untuk berfikir selama kamu mau. Bahkan jika kamu ingin kembali bersama Alessandro setelah apa yang kita lewati pagi ini. Aku tidak masalah, aku menghargai keputusanmu bukan karena aku tidak mencintaimu. Tapi murni karena aku hanya ingin melihat kamu hidup bahagia." Keputusan mutlak Javer untuk Sofia.
Suasana menjadi hening, tidak... lebih tepatnya canggung. Javer yang merasa bersalah karena terbawa gairah hingga melakukan yang tidak seharusnya dilakukan. Sedangkan Sofia tertunduk malu, menatap dalam perutnya yang semakin membulat.
"Benar, ada bayi yang tidak berdosa sedang berjuang tumbuh di rahimku. Tapi tetap bersama Alessandro juga bukan pilihan yang tepat."
"Javer, bolehkah aku minta satu kali lagi kamu meng gaul iku. Setelah ini, aku akan menjauh dari semua. Aku ingin menenangkan diri, sambil berfikir keputusan apa yang akan aku ambil. Semoga kamu masih bersedia menunggu."
Percintaan panas kembali terjadi, kali ini Sofia benar-benar pasrah menikmati sentuhan lembut dari Javer.
ayo javeer, jangan menyerah, ini demi orang yg kamu cintai