Terobsesi dengan seseorang yang sudah mempunyai pasangan membuat Violet Kalalova rela menjadi yang ke 2. Gadis cantik itu sedikit gila, tengil, dan nekat. Apapun akan dia lakukan untuk membuat keinginan nya terpenuhi, salah satunya menarik perhatian Jeriko Mahendra agar membuatnya menjadikan seorang istri, namun ada alasan dibalik itu semua. Ia menyimpan rahasia besar yang selama ini membuatnya merasakan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terjebak Hujan
Selesai makan malam. Lova dan Kenzo tidak langsung pulang, mereka berkumpul di ruang tengah sembari mengobrol. Lova yang tadinya sedikit masa bodoh kini berubah, gadis itu dengan sengaja memijat pundak eyang Sema ketika beliau mengeluh sedikit pegal tadi.
Itu hanya trik Lova saja, supaya ia semakin disukai oleh eyang Kenzo, entah nanti menjadi istri Kenzo atau malah menjadi istri dari anak bungsunya eyang Sema sendiri. Ah, Lova benar-benar sudah memikirkan itu. Namun caranya yang masih Lova pikirkan, secara Jeriko ini terlihat sangat susah untuk didekati. Seperti membentengi diri, Lova paham akan hal itu, mengingat Jeriko yang sudah mempunyai seorang istri, tapi jika istri Jeriko itu ialah Serina. Iuh, sangat tidak cocok sekali, Jeriko itu pantasnya bersanding dengan nya, bukan wanita sok polos itu.
"Kamu pintar juga ya mijitnya?" puji eyang Sema membuat Lova terkekeh.
"Ah, tidak juga eyang, Lova terkadang menjadikan tante Lova di rumah untuk praktek mijit," jelasnya membuat eyang Sema terkekeh.
Begitu juga dengan Kenzo yang ikut mendongak, menatap Lova dengan senyum jahilnya.
"Lova itu pintar dalam segala hal eyang, bikin Ken enak Lova juga sangat pintar," niat Kenzo bercanda, tetapi Lova sudah mendelik kesal, begitu juga dengan eyang Sema yang langsung memarahinya.
"Kamu ini. Jangan apa-apakan Lova sebelum kalian halal, awas saja masih bandel eyang sunat lagi kamu," ancam beliau membuat Lova terkekeh. Begitu juga dengan Kenzo yang langsung memohon ampun, agar eyang nya senang.
Tanpa diduga, seorang laki-laki yang tadinya akan lewat terhenti mendengar obrolan mereka. Entah apa yang ia rasakan, namun yang jelas ia mengurungkan niatnya, berbalik badan dan kembali ke ruangan kerjanya di rumah itu.
Serina datang dan melihat mereka sedang mengobrol dengan sesekali tertawa. Ia tidak suka melihat Lova di rumah itu, entah kenapa ia seperti merasa terancam meski nyatanya Lova tidak melakukan apa-apa, bahkan orang yang menjadi rasa ketakutan nya pun kini berada di ruang kerjanya.
"Kenzo, sudah malam kamu nggak ajak Lova pulang? Nanti orang tuanya marah lho anak gadisnya dibawa sampai malam."
Lova langsung menoleh, menatap Serina dengan mata nyalang, namun jelas terlihat akan kesedihan yang mendalam, bahkan hanya dengan mendengar kalimat itu dari mulut Serina berhasil membuat hati Lova berdenyut, tidak bisa dipungkiri Lova merasa sakit yang masih ia pendam.
"Tante tenang aja, udah ijin kok tadi," balas Kenzo diangguki Serina. "Oke kalau gitu," ujarnya berlalu pergi.
"Kenapa nggak nginep aja di sini? Biar rame?"
"Nggak bisa dong eyang, besok Ken ada kuliah pagi, lagian takut nanti Ken ngapa-ngapain Lova."
"Sembarangan kamu ini, memangnya eyang akan biarin kalian tidur berdua? Tidak akan, eyang sangat tahu persis sifat iblis kamu."
Seketika Lova tertawa mendengar eyang Sema memperolok Kenzo, bahkan cucunya sendiri sampai dibilang sifat iblis, entah seburuk apa Kenzo di masa SMA dulu.
"Nggak seru eyang," balasnya yang langsung dihadiahi bantal sofa melayang di atas kepalanya.
Lova semakin tertawa melihat pertengkaran Kenzo dan eyangnya. Ternyata sifat mama Yesi itu temurun dari eyang Sema.
Serina yang mendengar tawa bahagia Lova semakin mengepalkan tangan nya tidak suka.
"Gue nggak akan biarin lo masuk ke rumah ini lagi Lova," ujarnya berlalu pergi.
Serina harus melakukan sesuatu untuk melampiaskan kekesalan nya, namun mengingat Jeriko yang sedang sibuk di ruang kerjanya, sudah pasti akan sangat susah meminta Jeriko untuk menemani malam panasnya. Tapi Serina benar-benar membutuhkan suami tampan nya itu sekarang.
Seketika ia masuk ke dalam kamarnya, mengambil barang yang sangat dibutuhkan sekarang, sekali pun Jeriko sibuk dan tidak bisa diganggu, ia sangat yakin jika cara ini berhasil dan akan membuat malan yang panjang dan panas untuk mereka malam ini.
"Sorry Jer, gue harus pakai cara ini," ujarnya menatap barang yang kini berada di tangan nya.
Lova dan Kenzo baru saja akan pamit untuk pulang, namun siapa sangka hujan deras beserta petir tiba-tiba datang, keduanya saling menatap seakan kesal dengan situasi saat ini.
"Sudah eyang bilang, tidurlah di sini," ujar eyang Sema yang baru saja datang menemui mereka.
"Mungkin cuma sebentar eyang, kita akan menunggu," balas Lova diangguki eyang Sema.
"Baiklah kalau begitu, tapi kalau kemalaman dan masih hujan, jangan pulang, tidur di sini biar nanti eyang yang bilang sama orang tua kamu," ujar beliau hanya diangguki oleh Lova.
Lova dan Kenzo menunggu sampai hujan reda, mereka kembali masuk ke rumah, dan duduk di ruang tengah. Tidak mungkin juga untuk Kenzo untuk membantah wanita tua itu, sementara Lova hanya menurut saja, ia sendiri canggung jika harus meminta untuk tetap pulang sementara eyang Sema sudah memintanya untuk menginap karena derasnya hujan saat ini.
"Ken, kita pulang pakai mobil kan?" tanya Lova diangguki oleh Kenzo.
Kenzo memainkan rambut Lova dengn sesekali mencium pucuk kepala gadis itu. Seperti orang yang sedang pacaran memang posisi mereka saat ini.
"Eyang nggak akan membiarkan kita pulang disaat hujan deras seperti ini Lov."
"Kenapa? Bukan nya kita pakai mobil?"
Kenzo mengangguk, lalu menyandarkan kepala Lova agar bersandar pada dada bidangnya. Menciumnya sekilas lalu mengelusnya dengan lembut.
"Ada alasan nya, tapi gue nggak bisa ceritain ke lo sekarang, eyang nggak mungkin memperbolehkan kita pulang sampai hujan dan petir itu benar-benar berhenti."
Lova tidak menjawab lagi, kalau sudah begini akan susah, mana sudah hampir jam 10 sekarang, tantenya pasti sudah menunggu kepulangan nya.
"Kalian tidur di sini saja, ini sudah malam dan sepertinya hujan memang tidak akan cepat reda, biar eyang yang minta ijin dengan orang tua Lova."
Keduanya menoleh dan langsung memisahkan diri. Lova meringis kepergok sedang bermesraan dengan Kenzo, di rumah eyang Sema lagi, benar-benar tidak sopan.
"Gimana Lov? Mau ya? Janji nggak ngapa-ngapain."
"Kamu ini." Eyang Sema langsung memukul Kenzo sampai membuat cowok itu mengadu sakit.
"Ya udah deh, mau gimana lagi," pasrah Lova pada akhirnya.
Eyang Sema ikut tersenyum mendengarnya. Beliau berniat meminta ijin dengan orang tua Lova secara langsung.
"Itu biar Ken aja eyang."
"Nggak bisa, nanti orang tua Lova akan khawatir, eyang sendiri yang meminta ijin dengan mereka," ujar beliau kekeh.
Mendengar itu rasanya Lova ingin menangis, antara terharu dan sedih. Namun ia tidak bisa mengekspresikan nya.
"Lova tinggal sama tante kok eyang," ujarnya sempat membuat eyang Sema terkejut, sebelum akhirnya mengangguk.
"Kalau begitu, biar eyang ijin sama tante kamu Lova."
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
senang baca setiap karya2nya kak Riri👍🏻