NovelToon NovelToon
MY BELOVED PIAN

MY BELOVED PIAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: fchrvlr0zak

sesekali kamu harus sadar kalau cowok cool, ganteng dan keren itu membosankan. lupakan kriteria "sempurnah" karena mereka tidak nyata.

hal - hal yang harus diketahui dari sosok pian :
1. mungkin, sedikit, agak, nggak akan pernah ganteng, cool, apalagi keren. bukan berarti dia jelek
2. nggak pintar bukan berarti dia bodoh
3. aneh dan gila itu setara
4. mengaku sebagai cucu, cucu, cucunya kahlil gibran
5. mengaku sebagai supir neil armstrong
6. mengaku sebagai muridnya imam hanafi
7. menyukai teh dengan 1/2 sendok gula. takut kemanisan, karena manisnya sudah ada di pika
8. menyukai cuaca panas, tidak suka kedinginan, karena takut khilaf akan memeluk pika
9. menyukai dunia teater dan panggung sandiwara. tapi serius dengan perasaannya terhadap pika
10. menyukai pika

ada 4 hal yang pika benci didunia ini :
1. tinggal di kota tertua
2. bertemu pian
3. mengenal sosok pian, dan....
4. kehilangan pian

kata orang cinta itu buta, dan aku udah jadi orang yang buta karena nggak pernah menghargai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fchrvlr0zak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PIAN KEMBALI

Kemarin ketika bel pulang sekolah sudah berbunyi dan Pika menunggu jemputan dari abangnya yang tak kunjung datang, bahkan sampai sekolah tampak sepi. Pika melihat Henrik keluar dari pintu gerbang dengan pakaian yang tak pernah rapi seperti biasa, wajah kusut masai dan sebatang rokok di sela-sela giginya.

Henrik melototi Pika tajam, hendak berjalan menghampiri cewek itu seolah ingin menyampaikan sesuatu. Tapi untunglah suara klakson mobil berhasil menghentikan langkah Henrik.

Tristan.

"Belum dijemput ya?" tanya dia ramah.

"Be-belum," jawab Pika gugup. Pasalnya Henrik kembali melanjutkan langkahnya menghampiri Pika dan berhenti tepat di samping cewek itu.

"Hoi Bro, aku pikir kau udah pulang." Kalimat pertama yang terlontar dari mulut Henrik kepada Tristan.

"Belum, tadi masih urus anak-anak yang mau ikut ekskul sepak bola. Kau sendiri?"

"Aku masih kena kasus sama Pak Wandi. Parah, dimarahin habis-habisan." Sudut mata Henrik melirik Pika tajam. "Antar aku pulang sekalian,

lah," lanjut Henrik.

Tristan tidak menjawab dulu, dia melirik Pika lima

detik. "Mau sekalian aku antar pulang, Pik?" Pika tersentak kaget, masih digelayuti perasaan takut. "E-enggak perlu, Tris. Gue dijemput kok. Paling bentar lagi abang gue dateng."

"Nggak enak kalau kamu kenapa-napa ditinggal

sendirian di sini, ntar Piannya marah lagi."

Pika mengerutkan dahi bingung. Tristan langsung menimpali. "Hehe.. aku Cuma kenal kamu dari orang-orang, karena kabarnya kamu pacaran sama Pian."

"Oh." Hanya itu respons Pika saat Henrik masuk ke dalam mobil Tristan, duduk di kursi penumpang depan.

"Udahlah, Tris. Ngapain juga peduli sama cewek ini. Pian itu dekat sama dia Cuma iseng aja."

kemudian Henrik membuang puntung rokoknya keluar dari jendela mobil, matanya masih melototi Pika tajam. "Cuma mau bilang, jadi cewek jangan sok cantik."

Sungguh kasar kalimat yang diucapkan oleh Henrik, berhasil menghujam jantung Pika. Tepat sasaran hingga rasanya begitu sakit.

"Jangan didengarin ya, Pik. Henrik memang kayak begitu orangnya." Tristan berusaha menengahi. Pika hanya bisa tersenyum, berusaha menyembunyikan perasaan cemas dan takutnya.

Tapi dia tidak bisa, ternyata tidak semudah itu. Tepat di hari ini, pagi ini, kejadian itu kembali terulang.

Pika berjalan memasuki gerbang sekolah dengan perasaan kalang-kabut, jantungnya terus berdetak tak seirama. Takut itu muncul lagi saat ia melihat Henrik berdiri di sudut gerbang sedang memelototinya dengan tajam, bibirnya menyulut sebatang rokok.

Pika berdoa di dalam hati agar Henrik tidak menghampirinya, atau menarilknya pergi, atau menculiknya, atau hal buruk lainnya yang akan dilakukan oleh Henrik.

"Ooooh burung...uuunggg.. Nyanyikanlah. Katakan padanya aku rindu."

Akhirnya Pika bisa bernapas lega. Pian kembali Ya, cowok itu berhasil mengikis ketakutan Pika perlahan demi perlahan. Apalagi saat Pian berjalan menghampirinya, memutari tubuhnya sambil bernyanyi dengan suara pales.

"Halo Agen Pika, agen Pian sudah kembali. Rindukah? Jembatan Ampera telah memisahkan kita."

Sungguh, rasanya Pika ingin sekali berteriak. "Piaaaaaannn, Lo kemana aja sih! Gue kangen syair Kahlil Gibran lo! Gue kangen kekonyolan lo yang selalu bikin gue jengkel. Sebenarnya, gue Cuma mau bilang kalau gue ketakutan..."

Tapi kalimat itu hanya teredam di bibir saja. Pika tetap bersikap seperti biasa. Jutek dan tidak tersenyum.

"Ah, iyaa.." Pian kembali melanjutkan. Saat ini mereka berjalan beriringan melewati koridor kelas.

"Akhirnya Agen Pian sudah menemukan sebuah filosofih singkat tentang kata kerja benci. Bahwa, tanpa kita sadari ada sebuah garis tipis yang membatasi kebencian. Garis tipis yang bisa digali, dicangkul, dihancurkan, dibuang, lalu ditanam kembali dengan bibit cinta. Kau membenci Kota ini Nona, aku tau. Kau membenciku, aku pun lebih tau. Tapi dengan caraku sendiri, aku akan membuktikan dan memperlihatkan sebuah keindahan yang nggak akan pernah kau temui di mana pun terkecuali di kota ini dan di hatiku. Ini bukan pengumbaran kata-kata, tapi janji tersirat yang sedang menunggumu."

Pika nyaris kehilangan napas mendengar kalimat Pian.

"Apa ada yang gangguin kamu di selkolah selama aku nggak ada?" Pian bertanya tepat di telinga kanan Pika.

"Memangnya kalau ada yang gangguin gue, lo bisa apa?" berhenti sejenak, Pika berhadapan dengan Pian. Bertanya dengan gaya menantang.

Pian pura-pura berpikir keras. Benar-benar memasang wajah kas menyebalkan.

"Gampang. Aku punya kenalan dukun handal yang bisa bikin orang yang gangguin kamu itu panuan.

Pian bercanda! Pika menghela napas jengkel.

"Serah lo deh!" Sebelum Pika memasuki kelas, Pika kembali berbicara kepada Pian. "Sorry, gue nggak pernah tuh kepikiran buat kangen sama lo. Dan Gue pikir lo nggak tuli, bisa mendengar apa yang gue bilang sama lo kemarin. Kenapa kita nggak bikin masalah ini jadi sederhana aja.

I hate you, dan lo menghilang dari hadapan gue.

Gampang kan?" Pika Cuma bisa berdoa dalam hati; Tuhan, semoga Pian nggak menganggap hal ini benar-benar serius.

gue end. Tapi No." Pian bercanda. Wajahnya sok serius. "Nggak semudah itu Agen Pika. Kamu benci aku, itu hak kamu. Aku suka kamu, itu panggilan alam," lanjutnya lagi.

Pika hanya mengerutkan dahi. Muncul lagi deh tingkal laku berlebihan ala Pian.

"Hei agen Pika yang terhormat. Sebenarnya Tuhan sudah punya rencana lain untuk kita berdua. Ternyata, kita memang ditakdirkan untuk berjodoh."

Alis Pika saling bertautan. "Nggak usah sok tau deh!"

Pian mencondongkan badan ke depan, berbisik.

"Karena kamu muncul di salat istikarahku." Pika terbatuk, nyaris tersedak. Sangat tidak masuk akal seorang Pian yang tidak pandai mengaji, apalagi salat lima waktu, tiba-tiba saja bisa salat istikarah? Nggak mungkin.

"Yang bener?"

"Enggak, jangan percaya. Tapi suatu hari nanti kamu harus percaya, karena aku mau privat sama Pak Sahdan."

Pika mendesis kesal. Pian benar-benar menyebalkan! Lalu dengan santainya cowok itu berjalan menjauhi Pika.

"Dasar sableng!" Saat Pika benar-benar ingin memasuki kelasnya.

Lagi-lagi...

"Agen Pika..."

"Apa lagi sih?" Pika membalikan tubuhnya. Pian mendekati Pika lagi. Berbicara dengan nada kecil, mungkin hanya mereka berdua yang bisa mendengar. Dan juga Tuhan yang Maha mengetahui segalanya.

"Jadi orang brengsek itu menyenangkan. Tapi aku enggak seperti itu, karena risikonya tinggi. Kalau ada orang brengsek yang gangguin kamu, mungkin dia nggak kenal siapa aku. Kalau ada orang brengsek yang bikin kamu takut, aku yang akan lindungi kamu semampuku. Janji teater!"

* * *

1
Esti Purwanti Sajidin
taraaaa langsung nge vote ka syemangaddd
Hitagi Senjougahara
Gak nyangka endingnya bakal begini keren!! 👍
Dennis Rodriguez
OMG! Gemes banget!
Alison Noemi Zetina Sepulveda
Aku jadi terbawa suasana dengan ceritanya, bagus sekali! ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!