Di tengah hamparan alam semesta yang tak terbatas, jutaan dunia dan alam berputar dalam siklus abadi. Dari yang paling terang hingga yang paling gelap, dari yang paling ramai hingga yang paling sepi. Namun, di balik semua keindahan dan misteri itu, satu pertanyaan selalu berbisik di benak setiap makhluk: siapa sebenarnya yang berkuasa? Apakah manusia yang fana? Dewa yang dihormati? Atau entitas yang jauh lebih tinggi, yang bahkan para dewa pun tak mampu melihatnya?
Pertanyaan itu memicu hasrat tak terpadamkan. Banyak manusia, di berbagai dunia, memilih jalan kultivasi. Mereka mengorbankan waktu berharga, sumber daya, dan bahkan nyawa untuk satu tujuan: keabadian. Mereka menghabiskan usia demi usia, mengumpulkan energi langit dan bumi, hanya untuk menjadi lebih kuat, untuk hidup selamanya. Jalan menuju keabadian bukanlah jalan yang mudah. Keserakahan, ambisi, dan iri hati menjadi bayangan yang selalu mengikuti, mengubah sahabat menjadi musuh dan mengubah kedamaian menjadi kehancuran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32: Memasuki Hutan Bunga Beracun
Tiba-tiba, dari kegelapan hutan, seekor hewan buas menyerang Xue Wei. Hewan buas itu memiliki bulu cokelat, taring panjang, dan memancarkan aura beracun yang kuat. Ia melompat dan menyerang Xue Wei. Namun, sebelum hewan buas itu bisa mengenainya, Xue Wei melompat dan mengayunkan pedangnya. Pedang itu memancarkan aura putih dan memotong hewan buas itu menjadi dua.
Yun Fei, yang melihat pertarungan itu, terkejut. "Paman, kau hebat sekali!" serunya.
"Ini berkat bimbingan Tuan Zhong Li," jawab Xue Wei sambil mengayunkan pedangnya.
Setelah pertempuran, mereka melanjutkan perjalanan. Mereka berjalan selama beberapa jam, dan tiba-tiba mereka mendengar suara minta tolong. Mereka mengikuti suara itu dan menemukan sekelompok kultivator yang dikelilingi oleh sekumpulan hewan buas.
"Tolong, tolong kami!" teriak seorang wanita, wajahnya penuh ketakutan.
Xue Wei, dengan pedangnya, maju untuk membantu. Ia bertarung melawan hewan buas, tetapi ia sedikit kesulitan. Hewan-hewan buas itu terlalu banyak dan aura beracunnya terlalu kuat. Yun Fei mencoba membantu, tetapi ia terlalu lemah.
"Tuan, bantu kami!" teriak Xue Wei.
Zhong Li, yang hanya berdiri di belakang, maju selangkah. Ia tidak mengayunkan pedangnya, tetapi ia hanya menggunakan jari-jarinya. Dengan setiap jentikan jari, ia membunuh seekor hewan buas. Hanya dalam beberapa detik, semua hewan buas itu terbunuh.
Kelompok kultivator itu terkejut. Mereka tidak bisa percaya bahwa Zhong Li bisa mengalahkan semua hewan buas itu dengan mudah.
"Terima kasih, Tuan," kata wanita yang memohon tadi. "Kami sangat berterima kasih atas bantuanmu."
Zhong Li hanya mengangguk, lalu melanjutkan perjalanan. Kelompok kultivator itu berlutut, menatap punggung Zhong Li yang menjauh. "Siapa sebenarnya pria itu?" gumam mereka.
°°°
Setelah berjalan seharian penuh, tanah di bawah kaki mereka bergetar dengan kuat. Zhong Li, Xue Wei, dan Yun Fei serentak berhenti. Xue Wei menoleh ke segala arah, mencoba merasakan dari mana getaran itu berasal.
Tiba-tiba, di hadapan mereka, muncul sosok manusia batu raksasa setinggi gunung. Tubuhnya dililit oleh tumbuhan spiritual yang besar, dan sebuah bunga tumbuh di atas kepalanya. Xue Wei melihatnya dengan saksama. "Itu adalah parasit tanaman spiritual," jelasnya. "Parasit yang dapat mengambil alih makhluk hidup. Manusia batu ini seharusnya adalah penjaga gunung, tetapi jiwanya telah hilang dan dikuasai oleh parasit itu."
Xue Wei berbalik ke arah Zhong Li, wajahnya penuh tekad. "Tuan, izinkan saya menguji kekuatan baru saya," pintanya.
Zhong Li hanya mengangguk. "Lakukanlah."
Mendengar itu, Xue Wei berjalan pelan dan menarik pedang besar di punggungnya. Yun Fei, melihatnya, bertepuk tangan dengan gembira. Xue Wei melepaskan energi spiritualnya yang berwarna putih. Api surgawi putih melapisinya pedangnya. Ia melompat, terbang ke hadapan manusia batu itu. "Aku akan melepaskan penderitaanmu, penjaga gunung!" serunya.
Manusia batu itu mengerang dan melayangkan pukulan besar. Xue Wei menghindar, mundur, dan terbang lebih tinggi. "Cobalah terima api surgawi pertumbuhan!" Ia melepaskan beberapa tebasan ke arah manusia batu. Tebasan itu begitu kuat, memotong tubuh manusia batu menjadi berkeping-keping. Uniknya, di balik kehancuran itu, tumbuhan-tumbuhan baru tumbuh subur di sekitarnya.
Namun, manusia batu itu bangkit kembali. Xue Wei menyadari, "Sepertinya aku harus menghancurkan inti parasitnya." Ia menyimpan pedangnya dan mengeluarkan bola api putih kecil dari telapak tangannya. Bola itu dilemparkan ke arah manusia batu, dan dalam sekejap, membesar menjadi pusaran api putih sebesar gunung, menyelimuti manusia batu hingga parasit itu lenyap. Setelah Xue Wei menarik kembali api surgawi putihnya, bunga dan tumbuhan di sekitar lokasi pertempuran itu tumbuh dengan subur.
Mata Yun Fei berbinar-binar, dipenuhi kegembiraan dan kekaguman. Xue Wei bergegas kembali ke hadapan Zhong Li. "Api surgawi putih adalah api pertumbuhan," gumam Zhong Li. "Di balik kerusakan yang ditimbulkannya, akan tercipta pertumbuhan kembali."
Xue Wei bangga dengan kekuatannya. Mereka melanjutkan perjalanan hingga keluar dari Hutan Bunga Beracun.
Tidak lama kemudian, Zhong Li, Xue Wei, dan Yun Fei tiba di puncak tebing tinggi yang menghadap ke Lautan Kematian. Air lautnya berwarna biru pekat, seolah menyembunyikan kedalaman yang tak terhingga, dengan ombak yang begitu besar.
Xue Wei menunjuk ke arah lautan. "Tuan, Lautan Kematian adalah lautan yang ganas. Semua kapal di pelabuhan bawah tebing ini adalah kapal yang sangat besar, karena di lautan ini banyak sekali monster spiritual air."
Kemudian, ia menunjuk ke seberang tebing. "Itu adalah Pelabuhan Bawah Tebing Lautan Kematian. Pelabuhan itu cukup ramai, dan kapalnya sangat besar."
Mereka bergegas menuju pelabuhan. Setibanya di sana, Yun Fei menjadi pusat perhatian karena dikelilingi oleh lima bayi hewan spiritual ilahi. Menyadari hal itu, Xue Wei membeli sebuah tas selempang kecil untuk Yun Fei agar kelima bayi hewan spiritual itu bisa bersembunyi di dalamnya.
"Nona, pakailah tas ini," ucap Xue Wei sambil memberikan tas itu. "Membawa hewan spiritual ilahi bisa mendatangkan kekacauan yang tak terduga."
Mendengar itu, Yun Fei segera memasukkan satu per satu bayi hewan spiritual itu ke dalam tas. "Tuan," kata Xue Wei kepada Zhong Li, "sepertinya Nona Yun Fei memiliki afinitas yang tinggi untuk hewan spiritual, karena sejak awal Tuan mengeluarkannya, mereka langsung akrab dengannya."
Zhong Li tidak menjawab, ia terus berjalan menuju kapal besar yang siap berlayar, diikuti oleh Xue Wei dan Yun Fei. Melihat kapal yang begitu besar, mata Yun Fei terbelalak. "Wah, kapal ini sangat besar!" serunya, lalu ia berjalan masuk.
Kapal mulai berlayar ke arah Lautan Kematian menuju Benua Selatan, diikuti oleh tiga kapal besar lainnya. Di setiap kapal, banyak kultivator kuat berjaga-jaga. Tidak lama setelah kapal berlayar, kelima bayi hewan spiritual mulai mengerang, memberi isyarat lapar kepada Yun Fei. Yun Fei bingung. Ia memberikan berbagai macam makanan, namun tak ada yang mereka sentuh.
Yun Fei kemudian mendekati Zhong Li yang sedang menatap lautan. "Tuan," katanya, "sepertinya kelima bayi hewan spiritual ini kelaparan. Aku sudah memberi banyak makanan, tapi tidak ada yang mereka sukai."
Mendengar itu, Zhong Li mengambil bayi ular naga dan membawanya ke ruang penyimpanan uniknya. Di dalam sana, ular naga itu langsung melayang mendekati sebuah bongkahan batu langit ungu dan berdiam di atasnya. Terlihat ia begitu senang, menyerap energi spiritual dari batu tersebut.
Zhong Li mengambil satu bongkahan batu langit ungu, membawanya keluar dari penyimpanan uniknya, dan memberikannya kepada Yun Fei. "Masukkan ke dalam tas," ucapnya. "Mereka suka menyerap energi spiritual dari batu langit ungu ini."
Yun Fei segera memasukkan batu itu ke dalam tasnya, dan kelima bayi hewan spiritual ilahi langsung berdiam diri, menyerap energi spiritual dari batu langit ungu tersebut.
dan mampu membangun resto dan penginapan
terimakasih tuan zao li atas kebijakanmu
,semoga xue Wei bisa membantu masalah kecil tadi
tpi memang kamu orang baik shui, tak pandang bulu saat menolong rang lain,
semoga ttep. jadj orang baik