👍 Like
⭐️ Rate
🔔 Subscribe
👑 Vote
Bagaimana jika seorang putri calon ratu masa depan dari era moderen, berpindah keraga bayi merah yang baru lahir dizaman kuno...?
Apakah ia akan bisa menyesuailan diri..? karena keluarga barunya dizaman kuno ini hanya orangtua yang sederhana...?
Apakah ia bisa memenuhi tanggung jawab dalam membawa perubahan untuk zaman ini...?
Akankah kehidupannya akan jauh lebih menyenangkan atau malah sebaliknya...?
Jadilah orang yang menjadi skasi kisah perjalanan calon ratu masa depan yang kembali kemasa lalu, dalam novel ini....!!!
TERIMA KASIH.....!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memulai bisnis
Pagi ini, sesi latihan fisik tak lagi hanya dilakukan bertiga saja. Karena ada Duan Holi diantara Duan Lei, Yu Shu dan Duan Yei.
Duan Holi adalah murid jenius diakademik. Selain pintar dalan sastra, dan pengetahuan sejarah juga politik, Holi mahir dalam menggunakan senjata serta berbakat dalam ilmu beladiri.
Tak heran jika remaja itu sudah bisa mengimbangi ilmu pedang sang paman. Saat latihan adu tangan kosong pun, Holi mampu menahan pukulan.
Tiga jam durasi latihan, saling bertukar jurus, mengadu ilmu pedang, tehnik tangan kosong dan juga menggunakan panah.
Setelahnya sarapan bersama, berlanjut kesesi belajar ilmu pengobatan dan alkemis bagi Yu Shu. Sementara Duan Yei ia bergabung dikelas membaca menulis besama anak-anak desa Zi-tong.
Duan Lei dan Holi pergi kekebun. Holi membantu sang paman menanam tebu dilahan yang baru saja dibeli.
Sekarang Duan Lei memiliki tanah seluas empat hektar. Itu termasuk yang dipakai untuk mendirikan rumah juga bangunan belajar.
Dua hektar ditanami tebu, sementara yang kurang dari dua hektar ditanami aneka jenis umbi-umbian, jagung, padi dan gandum.
Jam sembilan Yu Shu sudah siap untuk kembali kehutan bersama teman-temannya. Setelah sebelumnya mereka menjemur asam, pati umbi lotus dan manisan bunga asam kumbang.
Holi juga ikut serta, karena remaja itu amat sangat ingin pergi berburu sejak dulu.
"Yu Shu, kakak ini siapa...?" tanya Shun menunjuk Holi.
"Ini kakakku Duan Holi, dia baru saja datang dari ibukota."
Sesi perkenalan pun terjadi. Setelah itu mereka berangkat dengan membawa semua perlengkapan menangkap ikan dan keranjang besar.
Lebih dulu mereka memanen buah, kemudian memetik kacang almond, berangan, kenari dan asam jawa. Setelah semua keranjang penuh, mereka pergi kerawa guna menangkap ikan.
Hanya butuh waktu dua jam, kesepuluh orang itu sudah mendapatkan tangkapan ikan yang sangat banyak. Ikan dirawa itu juga besar-besar. Sepertinya belum pernah tersentuh oleh tangan manusia.
Sesampainya dirumah Yu Shu, semua hasil buruan langsung dibagi. Karena sudah tau bagai mana cara mengolahnya, jadi biar dikerjakan dirumah masing-masing.
Duan Lei dan Huang Ling mengambil alih dalam mengurus hasil buruan, ketika Yu Shu dan Holi mandi.
Yu Shu mengangkat asam dan manisan yang dijemur, seusai ia membersihkan diri.
Manisan bunga asam kumbang disimpan dalam guci tanah liat, begitu juga dengan asam yang sudah setengah kering dan dipadatkan lalu dibentuk kotak-kotak.
Duan Holi menyangrai kacang almond, kenari dan berangan yang didapat tadi, sementara Duan Lei mengasap ikan. Huang Ling ikut bergabung denga Yu Shu dan para wanita yang akan mengolah pandan lidi.
"Pandan-pandan ini dihaluskan lebih dulu, seperti ini." kata Yu Shu memberikan contoh dengan batang pandan yang sudah kering diserut sampai permukaannya halus, menggunakan potongan bambu yang sudah dikikis.
Setelahnya pandan lidi itu mulai dianyam menjadi benda yang dingini. Yu Shu berniat akan membuat tikar, tas, topi lebar dan keranjang belanjaan.
Aktifitas mereka terhenti ketika makan lama tiba, kemudian tidur. Paginya barulah Yu Shu dan Huang Ling melanjutkan menganyam panda. Kali ini Duan Lei, Holi, Duan Yei juga ikut membantu.
"Ayah, ibu..! selai buah dan manisan yang kita punya sudah sangat banyak, kacang almond dan kenari juga. Aku berencana mau membuat roti lalu dijual. Bagaimana kalau ayah membuat toko digerbang desa...? Atau kita jual keibukota...?"
"Kalau dijual keibukota ayah tidak setuju, tapi kalau digerbang desa ayah akan membuat tokonya besok." balas Duan Lei.
"Kalau kau mau memulai bisnis diibukota, nanti saja jika sudah dewasa. Ibu tidak mau kau lelah, lagi pula tugasmu bukan untuk mencari koin emas dan perak." timpal Huang Ling.
"Tapi semua makanan yang kita buat sudah sangat banyak, aku takut nanti justru malah akan rusak karena terlalu lama disimpan." sahut Yu Shu Memberi alasan.
"Kakak ada teman yang orangtuanya punya toko makanan. Bagaimana kalau selai buah, manisan, dan makanan yang lain dititipkan disana...? jadi kita tidak perlu setiap hari keibukota." saran Holi.
"Ya, kalau itu ayah setuju. Untuk digerbang desa kita jual roti saja."
"Ibu juga setuju."
"Baiklah, aku juga setuju. Terus kapan kita keibukota...?" tanya Yu Shu.
"Setelah toko selesai dibuat, biar nanti ayah dan kakakmu saja yang kesana." sahut Duan Lei.
"Baik..!" jawab Yu Shu.
Malam harinya, Yu Shu mulai mengemas semua makanan ynag akan dijual keibukota. Ada yang dibungkus dengan kulit jagung kering seperti asam jawa. Untuk selai dan manisan buah, ditaruh dalam guci kecil yang ada tutupnya.
Yu Shu membuat kue kering dengan campuran kacang almond, kenari dan berangan. Yang dikemas dengan anyaman pandan.