NovelToon NovelToon
Hidup Dalam Andai

Hidup Dalam Andai

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika
Popularitas:48
Nilai: 5
Nama Author: Romi Bangun

Mengkisahkan Miko yang terjebak lingkaran setan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Romi Bangun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENTAL

Waktu menunjukan pukul 02.32 dini hari.

Aku masih terjaga dengan ponsel yang tak pernah lepas dari charger. Hawa panas dari baterai ponsel sama sekali tak menghentikan ku.

Kehendak ku kini lebih buas, lebih liar. Aku ingin lebih. Lebih dari kemenangan yang selama ini pernah ku dapatkan.

Saldo terus naik seiring tebakanku yang tepat sasaran. Dari deposit tiga ratus ribu, kini nominalnya jadi satu juta dua ratus ribu.

Angka yang tak sedikit.

Tapi belum memuaskan.

Padahal jika aku tak menuruti ego, angka tersebut dapat ku gunakan untuk pegangan. Atau bahkan untuk mencicil hutang pinjol.

Semuanya sama sekali tak terlintas di kepalaku. Yang ada hanya lintasan angka, nominal, dan bayang-bayang tombol Withdraw.

"Bentar lagi bisa nih.. kalau polanya sesuai, habis ini harusnya turun ke angka dua puluh sembilan,"

Merasa pola yang ku pahami sudah benar, aku pun semakin berani.

"Nah kan bener.. langsung gas pasang bet seratus ribu ke angka dua puluh sembilan,"

Bola roulette pun berputar cepat. Jika bola turun tepat di angka dua puluh sembilan, maka aku bisa menang tiga juta enam ratus ribu.

Itulah skala kemenangan dari roulette. Pasang seribu, menang tiga puluh enam ribu, begitu pula kelipatan lanjutannya.

Malam ini rasanya semua bisa ku pertaruhkan.

Bahkan harga diri.

Tetapi entah kenapa, seakan aku merasa hampa. Nominal uang yang telah kudapatkan seakan sangat sedikit.

Aku lebih merasa nominal ini hanyalah omong kosong.

Percuma menang besar, jika seluruhnya cuma buat bayar hutang.

Keraguan pun muncul sembari bola berputar.

Klotok... klotok klotok...

"Ini dia..."

Mata ku berbinar melihat arah bola jatuh. Dan hasilnya... tepat sasaran.

Kamu menang Rp3.600.000

"...nah kan!!! Apa gue bilang!"

Keraguanku yang tadi hilang sesaat. Yang ada hanya euforia. Aku bangga, aku masih bisa menang lagi.

Rasanya permainan ini hanya milikku seorang.

Dengan kemenangan ini maka saldo ku adalah: Rp4.700.000

Sungguh hebatnya diriku.

Artinya, aku masih diberi kesempatan untuk main. Bahkan banyak kesempatan. Atau… mungkin inilah kode bahwa meja ini adalah hidupku yang sebenarnya.

Tanpa pikir panjang, aku berhenti dan menarik saldo tersebut agar masuk ke rekening.

Withdraw Rp4.700.000 telah berhasil ke rekening *****

"Mantap.. cair slur!" ucapku pelan, bersorak lirih.

-

Pagi hari datang setelah aku memutuskan tidur. Hari ini Minggu, aku libur bekerja. Dan di hari libur ini aku juga mendapatkan kebahagiaan lain.

Aku menyambut pagi dengan hangat. Keluar sebentar membeli kopi dan rokok, kemudian menikmatinya di depan kosan.

"Gue harus tuker tunai dulu nanti siang.."

"..kalo gak dituker tunai, yang ada bablas semua hasil gue malem tadi."

Ucapku setelah menyeruput kopi, kemudian membakar rokok.

Dunia terasa baik-baik saja hari ini. Dan begitu pula dengan diriku, lebih dari kata baik. Tubuh sehat, finansial mulai aman.

"Dua Minggu lagi gue jadi pengangguran.." gumamku.

Aku sendiri juga sudah nyicil Apply lamaran via email setiap pagi. Namun sampai sekarang panggilan kerja belum kunjung datang.

Padahal harapanku setelah habis kontrak, bisa segera langsung dapat kerja lagi. Faktanya ternyata sulit, apalagi ini di Indonesia.

Beberapa saat hangat di pagi ini benar-benar ku nikmati. Sebelum akhirnya..

Drrrtt drtttt

Aku mengambil ponsel dan melihat layar, "Ibu..."

Sontak aku segera mengangkat panggilan itu.

Kami berdua pun ngobrol sebentar dari telepon. Tak banyak yang dibicarakan, hanya kabar dan rencana singkat kedepannya.

Aku tak banyak bicara. Hanya “aman” yang berulang kali kuucapkan. Aku tak ingin beliau tahu apa yang sedang kualami.

Apalagi jika sampai tau, anaknya sedang terjun bebas ke lingkaran setan.

Ibu akan sangat kecewa.

"...yaudah nak, kalau begitu lanjut istirahat ya. Sehat-sehat disana." ucap Ibuku menutup obrolan.

Sebenarnya, aku jarang sekali ngobrol dengan ibu. Hanya bila ada persoalan penting saja.

Kalau dipikir-pikir, Ibu lah yang selalu menelpon duluan. Walau sebulan sekali, tetap beliau yang lebih dulu menghubungi.

"Yah namanya orangtua.. pasti khawatir anaknya di perantauan." gumamku.

Empat batang rokok habis pagi itu. Kopi panas juga sudah menjadi kopi dingin. Aku pun beranjak ke kasur untuk tidur.

-

Pukul 15.43 sore hari. Tadi aku sudah memutuskan untuk tidur. Namun tidurku tidak pernah benar-benar nyenyak.

Aku tersentak bangun oleh notifikasi ponsel. Pesan dari grup WA yang tidak jelas. Aku lupa mengaktifkan mode silent.

Karena terlanjur bangun, aku pun membuka Instagram dan scrolling ringan. Melihat meme, video lucu, clip anime, dan lain sebagainya.

Waktu berlalu lambat sore ini.

Awalnya aku hanya menatap video lucu dalam hening cukup lama. Detik berikutnya, pikiranku mulai berulah.

"Room lagi bagus gak ya?" ucapku.

"Nyoba cek dulu sebentar ah. Kalau bagus depo seratus, lagian tadi juga abis menang gede."

Padahal aku tahu betul, kalimat itu adalah pola pembenaran paling basi yang pernah ku buat.

Aku bangkit dari kasur. Duduk. Mengusap wajah.

Ada jeda hening yang cukup panjang sebelum akhirnya jempolku bergerak membuka situs itu lagi.

Saldo masih 0.

Wajar saja, karena uang hasil semalam sudah aku tarik ke rekening.

Tapi… di kepalaku muncul bisikan lain.

Bisikan yang suaranya sangat kukenal.

"Udah langsung depo seratus... room lagi wangi. Kalau gagal pindah ke slot.."

Aku mengembuskan napas.

Hampir tertawa kecil.

Entah itu bisikan atau suara hati. Yang pasti, suara itu sangat memanipulasi.

Aku goyah... lagi.

Gila.

Baru beberapa jam lalu aku sudah bilang ingin menukarkan uang kemenangan ke tunai agar aman.

Namun sekarang? Godaan kecil saja sudah mulai menggerogoti tekadku.

Aku mengambil ponsel lebih erat.

Hening.

Sampai akhirnya aku membanting tubuhku lagi ke kasur.

“Udah. Stop dulu. Jangan goblok.” gumamku pada diri sendiri.

Tapi suara itu, suara yang sama yang membangunkan ku kembali.

Masih berbisik perlahan, sangat pelan, namun terasa sangat nyata. Lebih terasa seperti ada seseorang disampingku yang sedang berbicara.

"Kamu masih bisa menang lagi… kemarin aja bisa."

Aku memejamkan mata. Berusaha tidur kembali.

Namun keheningan kamar justru membuat suara itu bergema semakin jelas.

Dan di antara setengah sadar dan kantuk, muncul satu kalimat yang terasa seperti pertanda buruk.

"Bisa lah.. kalau ini menang lagi, yang tadi bisa buat pegangan..."

"....terus yang ini buat bayar hutang."

Meski aku tetap mencoba untuk kembali tidur, gelombang gelisah terus menghantam ku.

Aku sungguh risau.

Jika saja setan dapat menampakan dirinya. Saat ini pun dia pasti tertawa keras melihat betapa tersiksanya aku.

Atau lebih tepatnya, dia tertawa karena tau bahwa suatu saat... aku akan menyalahkannya atas tindakan yang ku putuskan sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!