[SEDANG DIREVISI] S2 nya silakan baca—{Menikahi Mantan Dewa Tertinggi} generasi anak Fu Chan Yin.
Dia menjadi istri surga sang Raja Neraka
Sebelumnya, Fu Chan Yin merupakan agen termuda zaman modern. Tiba-tiba berpindah dimensi ke zaman kuno yang membutuhkan energi spiritual untuk bertahan hidup. Sebagai pewaris esensi delapan dewa-dewi, dia menjadi yang disegani di dunia langit. Dan hidupnya telah ditakdirkan menjadi bintang phoenix sang Raja Neraka, Xiu Jichen.
Pria itu masih ras iblis yang dingin, sombong, kuat dan mendominasi. Dia ditakdirkan untuk memegang gadis itu dalam hidupnya, agar tidak ada orang lain yang berani menatap kecantikannya.
Gadis itu pintar, tak terkalahkan, mampu membuat racun, menjinakkan binatang roh dan memasang array spiritual. Bahkan mengontrak binatang roh suci kuno.
Tapi dibalik itu semua, Fu Chan Yin memiliki kelahiran yang misterius. Dan perjalanan ini, akan mengungkapkan semua jati dirinya. Akankah semuanya terjawab?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria Berpakaian Hitam
"KALIAN bisa pergi." Pria berpakaian hitam itu bersuara dingin dan tenang, melambai pada kedua penjaga gelap.
Enggan!
Gadis itu sangat imut.
Jika tuan mereka meminta untuk menjalankan aksi pembunuhan, sangat disayangkan. Kedua penjaga saling berpandangan dengan wajah gugup. Keringat dingin membasahi dahi.
"I-itu, Yang Mulia ... Haruskah kita ... bunuh dia?" Suara salah satu penjaga semakin kecil dan agak gemetar.
"Uji dia," sahut pria berpakaian hitam itu tetap tenang dan bergaya bangsawan. Ia mengabaikan ketakutan keduanya dan bertingkah seolah-olah ia adalah algojo dalam bayangan.
"Hah?" Keduanya semakin bingung.
Mengikuti tuannya ke hutan tanpa memberi tahu apapun, justru sulit mencerna situasi saat ini.
Mereka tidak tahu kenapa tuannya begitu senang saat melihat gadis itu. Ia jarang tersenyum atau menatap kecantikan begitu lama. Malam ini tampaknya ada sesuatu yang merasuki tuan mereka. Tapi kedua pengawal hanya bisa bergumam dalam hati.
"Maksud Yang Mulia ...."
"Apa yang kalian tunggu?! Pergi dan uji seberapa kuatnya dia!"
Pria berpakaian hitam itu melirik keduanya, kali ini dengan menembakkan sedikit rasa dingin yang menggigil seolah-olah itu adalah sumber es dari kutub utara.
Kedua penjaga gelap saling berpandangan sebentar sebelum akhirnya mengangguk. Dalam sekejap mata, keduanya menghilang dari pandangan pria berhanfu hitam.
Angin malam berembus tidak wajar. Fu Chan Yin yang sedang menjelajahi sekitar, merasa ada kehadiran orang lain. Ia melirik dengan ekor matanya dan segera menghilang dari pandangan ketika dua sosok pria berpakaian hitam tiba-tiba menyerang.
"Kemana dia?"
"Entahlah. Apakah dia mengetahui keberadaan kita sangat cepat?"
"Aku tidak tahu. Tapi kurasa dia masih di sekitar sini."
"Kalian sangat pintar!" Suara merdu gadis itu terdengar. "Aku di sini."
Terkejut, kedua penjaga gelap itu berwaspada.
Fu Chan Yin sudah menghilang dan muncul kembali setelah lima detik kemudian. Kali ini gadis itu memegang cambuk dan mengarahkannya pada mereka. Dia mengerutkan kening, kedua pria berpakaian pengawal itu tampaknya sangat terlatih.
Tar! Tar! Tar!
Suara cambuk terus memukul terdengar mengerikan. Jika kedua pengawal itu tidak lebih gesit, pasti sudah sangat menyedihkan saat ini. Ketiganya terus bermain. Kedua penjaga gelap sangat berhati-hati dan mengarahkan pedang pada Fu Chan Yin.
"Kalian rupanya tidak selemah yang kukira!" desis Fu Chan Yin.
Malam-malam seperti ini, dua orang tiba-tiba menghampiri. Sangat aneh. Jelas bukan anak buah milik keempat orang tadi atau pembunuh bayaran. Auranya berbeda.
"Kami hanya ingin mengujimu," kata salah satu dari mereka.
"Menguji? Kebetulan juga aku ingin menguji cambuk ini!" Fu Chan Yin memiliki cambuk perak yang menyala jika dialiri energi spiritual. Itu bukan cambuk biasa.
Dia kembali menarik cambuk dan membiarkannya menari di udara, sesekali mengenai mereka. Pedang dua penjaga gelap terlepas dan jatuh ke arah lain.
Mereka memanfaatkan tangan kosong dan kultivasi masing-masing untuk memasang perisai di tubuh.
Permainan itu terus berlangsung selama sepuluh menit. Fu Chan Yin tersenyum penuh minat. Lumayan juga. Mereka sangat terlatih dan berpengalaman dalam segala hal. Tapi dia baru saja memulai. Awalnya cambuk perak digunakan untuk bermain-main dengan dua kucing itu.
"Kalian lumayan. Tapi bukan lawanku," kata Fu Chan Yin percaya diri.
"Kita lihat saja," timpal salah satu dari keduanya.
Tapi rupanya mereka bukan hanya sekadar kucing, melainkan dua harimau kecil yang kehilangan arah. Energi spiritual mengalir pada cambuk perak dan permainannya semakin ganas.
Kedua penjaga gelap kewalahan dan tak sempat menghindar. Keduanya mengalami luka-luka. Meski tidak parah, rasa panas dan perih mengguncang hati.
"Sangat ganas!" desis salah satu dari dua penjaga gelap cukup kagum.
Tapi tak ada yang lebih baik dari tuan mereka. Sebagai bawahan, keduanya harus membuat tuan mereka tidak kehilangan muka.
"Huh? Begini saja permainannya? Aku baru saja pemanasan," kata Fu Chan Yin kesal.
"Apa?"
Kedua penjaga gelap yang memakai masker hitam itu mengerutkan kening.
Gadis itu bilang baru pemanasan?
Apakah dia gila?!
Keduanya ingin menangis tapi susah, menyesal juga sudah tidak ada gunanya lagi. Gadis ini bisa membunuh mereka kapan saja. Tapi Fu Chan Yin tidak memiliki minat lagi. Intuisinya mengarah pada sesuatu yang lain.
"Oh ... Sepertinya seseorang bersembunyi dalam gelap!" ujarnya sambil tersenyum. Matanya yang cerah dipenuhi bintang-bintang.
"Gawat. Dia menemukan Yang Mulia!" kata salah satu mereka berdua.
Tapi terlambat. Fu Chan Yin segera menghilang dari keduanya. Di bawah malam dengan cahaya bulan yang sedikit menyusup, sosok mungil terlihat di udara.
Kedua matanya yang bersinar seperti mutiara menatap seorang pria berpakaian hitam di salah satu dahan kokoh.
Kemunculannya yang tiba-tiba membuat pria itu agak terkejut. Alisnya berkedut sedikit, tapi tak ada jejak kepanikan sama sekali. Ia masih berdiri kokoh, menatap gadis berkemeja putih dan rok hitam itu muncul di udara dan siap mencambuk apa saja.
"Yah, akhirnya ditemukan." Suara dingin itu mengandung rasa ingin tahu. Tapi wajahnya sedikit pucat.
Embusan angin kecil hasil kemunculan gadis itu membuat beberapa helai rambut pria berpakaian berpakaian hitam sedikit berkibar. Sudut bibirnya membentuk kurva kecil. Indera gadis itu benar-benar sangat tajam.
"Dalangnya ada di sini ternyata!!" kata Fu Chan Yin tak segan-segan mencambuk.
"Oh." Pria berpakaian hitam itu sedikit kagum. "Mengagumimu."
"Huh! Rasakan ini!!"
Tar! Tar!
Cambuk perak mengenai dahan tepat saat pria itu sudah berpindah dengan cepat. Fu Chan Yin mencibir. Ternyata lebih baik dari kedua penjaga itu. Ia mencoba terus melakukan serangan pada pria berpakaian hitam itu, tapi hasilnya selalu di luar harapan.
"Teruslah menghindar!" cibirnya.
Jika diperhatikan lagi, kultivasi pria itu sulit ditebak. Ia mengerutkan kening, aura yang dingin terpancar dari sosok kokohnya. Mungkin pria itu lebih kuat darinya.
Ketampanan dan wajah halus yang sempurna sesekali membuat Fu Chan Yin hampir kehilangan arah. Siapa dia sebenarnya? Musuh atau orang asing yang tak sengaja berpapasan?
Jika pria itu menyerang dengan menggunakan pesona wajahnya, maka salah besar. Itu tak akan berpengaruh pada Fu Chan Yin.
"Kucing kecil, kamu terlalu lambat!"
Pria berpakaian hitam bersuara, agak meremehkan. Ribuan helai rambut hitam panjangnya tersebar di udara ketika terus menghindari mata cambuk.
Di dalam ruang spiritual, Roh Bunga dan keempat pria suci kuno menyaksikan pertarungan. Tak ada di antara mereka yang berani berpendapat. Tampaknya hanya Blacky dan Reddish yang menebak-nebak identitas pria yang tengah bertarung dengan majikan mereka.
Blacky yang menjadi binatang suci ilahi kuno ular hitam bertanduk, jelas dipenuhi unsur gelap dan kekuatan keputusasaan. Secara alami ia menduga jika pria berhanfu hitam itu memang penuh dengan unsur gelap dan beraroma iblis.
Sementara Reddish, binatang suci ilahi kuno jelmaan merak merah, selalu berpakaian serba merah dan rambut merah darah juga hampir sama dengan Blacky.
Hanya saja dia menguasai kemarahan dan penuh haus darah. Untuk Bluewy, cenderung damai dan tenang. Sifatnya ramah dan penuh kasih sayang.
Dan satu lagi, ada Whitely, satu-satunya binatang suci ilahi kuno jelmaan naga putih yang kudus dan penuh kemurnian sejati. Pria serba putih ini selalu diam dan cenderung tak mau pindah dari satu tempat. Ia bisa mewakili sumpah dan ketaatan seseorang berkat anugerah dari surga.
Keempat pria jelmaan binatang suci kuno penuh keilahian itu tidak memiliki nafsu terhadap perempuan. Mereka sangat berpegang teguh terhadap diri sendiri
Adapun bisa menjadi kontrak Fu Chan Yin, itu disebabkan karena keberhasilannya sebagai orang pertama yang mencapai puncak Pagoda Neraka.
𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 😘😘😘😘😘😘