#DILARANG KERAS MENGCOPY DAN PLAGIAT KARYA SAYA.#
KALAU SAYA SAMPAI MELIHAT DAN MENEMUKANNYA.CUKUP SAMPAI SINI.TIDAK AKAN SAYA LANJUTKAN CERITA SAYA.
TERIMA KASIH.
Saat dia sampai di depan gerbang. Dia sudah bisa melihat kediamannya yang bobrok sekarang. Pintu utama yang megah sudah terbuka lebar dengan para penjaga yang sudah terbujur kaku bersimbah darah. Istri dan 20 selirnya berdiri dihalaman itu menunggu kedatangannya. Dan dua putranya yang ada di antara istrinya itu. Saat dia turun dengan menyeret kaki kanannya. Membuat 20 selir itu memandangnya hina dan mencemooh dengan sorot mata mereka. Dan mereka satu persatu. Meminta cerai dan langsung pergi satu persatu dari sana. Dengan keluarga mereka yang menjemput. Para mentri yang putrinya menjadi selir jendral feng hanya tersenyum kecut dan menghina. Untung saja putri mereka masih memiliki tanda merah di pergelangan tangannya. Dan masih bersih juga sama sekali belum melakukan malam pernikahan dengan jendral feng.Padahal wan zi dan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sabrina chaiden ririi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERTEMU KELUARGA SHU.
Karena Kedua kakak ipar wae si. Mereka adalah wanita yatim piatu tak memiliki keluarga. Semua mengikuti suami mereka yang tak lain kedua kakak laku laki wae si.
Dan sekeluarga tinggal seatap dengan ibu wae si dan juga ayah wae si saat ini. Apalagi mereka memiliki satu putra masing masing. Kasihan karena bisnis keluarga mereka yang sedang hancur seiringnya waktu.
Setelah kedua putranya tidur dan memakai selimut mereka sendiri. Yun xie dan wae si pergi dari sana dengan menaiki punggung yao yao. Menuju tirai derasnya air terjun tersebut.
Dengan wae si menaiki punggung yao yao di depan feng yun xie Keluar dari derasnya air terjun dan langsung sampai di depan gubuk yang terlihat tidak berpenghuni.
Saat sampai di sana. Mereka membersihkan seluruh gubuk sederhana tersebut. Membersihkan seluruhnya dan tidak lupa juga dia menyalakan tungku dapur dan membakar beberapa sosis yang dia bawa dari rumah mereka.
Agar rumah itu seperti sudah lama di tempati dan tidak di tinggalkan. Memasang kain untuk alas ranjangnya. Memasang tirai di sepanjang ranjang bambu itu.
Hingga selesai sudah dan sosis bakar juga tersaji di meja bambu tersebut. Mereka berdua membersihkan gubuk tersebut hingga dini hari. Dan matahari sudah sedikit terbit dari ufuk timur. Mereka langsung sarapan dan tidak istirahat sama sekali.
Feng yun xi melihat wajah istrinya sangat lelah. Membuat dia menyuruh untuk tidur sebentar. Kalau pihak pemungut pajak itu datang. Biar dia yang menangani mereka.
Mendengar perkataan Feng yun xie membuat shu wae si langsung pergi dari sana menuju ranjangnya. Dan langsung tidur dengan di temani ularnya yang berada di bawah ranjang tersebut. Boa selalu berada sampingnya setiap saat.
Tidak sekalipun meninggalkan tuannya. Saat dia baru melingkar tiga hawa jahat dia rasakan. Dan langsung membesarkan tubuhnya hingga memenuhi ruangan kamar tersebut.
Menutupi tubuh mungil tuannya. Melihat ular piton merah yang sudah berubah menjadi ular raksasa membuat feng yun xie.
Juga merasa ada hawa yang ingin melakukan kejahatan. Dan pastinya tertuju ke shu wae si. Maka dari itu ular piton itu langsung melindungi tubuh majikannya dengan tubuhnya yang melingkar besar.
Siapa yang berani mendekati ular yang semuanya beracun itu. Tiba tiba juga satu ular hitam kecil datang dan merubah bentuk tubuhnya sedang dan meliuk datang ke antara ular piton merah tersebut.
Dan melingkar di pergelangan tangan shu wae si. Entah ada apa. Mereka seperti sedang menjaga sesuatu barang yang berharga bagi mereka berdua. Juga sangat berharga bagi feng yun xie.
Trak trak trak.
Suara tapak kuda memasuki indra pendengarannya. Dan ada tiga suara kuda dan tiga pejalan kaki. Mereka bukan rombongan keluarga Shu.
Sepertinya rombongan musuh yang sudah setahun tidak bertemu.
Dengan menyembunyikan kaki kanannya yang sudah sembuh. Membutuhkan kerja keras feng yun xie untuk menyeret kakinya yang normal tersebut. Menuju luar gubuk itu. Dia merasa pengap karena ada ular sebesar pohon besar melingkar di dalam gubuk nya.
Saat dia sudah keluar, Yang dia lihat adalah kaisar sialan itu dan jendral rival cintanya. Baru kali ini mereka datang ke sini dengan tanpa di undang ataupun di minta.
Melihat yang keluar adalah feng yun xie. Bukan shu wae si seperti setiap bulan biasanya, Tak ada feng yun xie di rumah. Kata para pemungut pajak yang sering datang menagih pajak kepada nyonya muda feng tersebut.
Sedangkan feng yun xie dengan enggan melihat pria itu.
Dengan wajah bengis dan tak suka kedua pria itu. Membuat feng yun xie hanya diam dan melihat mereka tanpa memberi salam.
" Maaf ada urusan apa kedua orang besar berada di depan gubuk riot kami. " Tanya feng yun xie tanpa basa basi dan rasa hormat. Membuat kaisar dan jenderalnya merasa geram dan menahan amarahnya.
Kaisar yang sudah menenangkan suasana hatinya karena bentar lagi dia bertemu dengan wanita cantik itu.
Tapi sebelum dia mengatakan sesuatu. Kaisar dan jendral terjungkal dari kudanya.
Untung saja tidak sampai jatuh karena melihat wanita yang berada di belakang feng yun xie yang memiliki banyak bopeng dan nanah.
" Siapa, Suamiku. " Tanya wanita yang ada dibelakang feng yun xie dan membuat dia menoleh kebelakang. feng yun xie saja syok dan kaget dengan wajah shu wae si. Tapi tidak sampai terlihat di mata orang lain.
" Ini ada kaisar chen dan jendral mang beserta rombongannya. Entah ada urusan apa. Datang ke gubuk kita. " Jawab feng yun xie yang langsung meraih telapak tangan shu wae si agar datang dan berdiri berdampingan dengannya.
Melihat wajah shu wae si. Kaisar dan jendral yang sudah tenang langsung pergi melajukan kudanya tanpa permisi atau pamit. Di susul oleh jendral mang yang masih menengok ke belakang untuk memastikan pengelihatannya.
Saat ke lima tamu yang tidak di undang itu pergi. Mereka berdua kembali kedalam gubuk bobrok itu. Feng yun xie duduk dan meminum air yang ada di cangkirnya dan memandang penuh kecurigaan di wajah sang istri. Sedangkan Shu wae si sedang. Membuang sisik sisik ular piton merah yang dia tempelkan ke kulit wajah dan tangannya. Lalu terlihat kembali wajah cantiknya setelah melepas semuanya.
Dengan masih memandang istrinya. Feng yun xie langsung berdiri dan mengambilkan baskom berisi air bersih. Juga kain bersih untuk membasuh mukanya.
Saat shu wae si membasuh muka. Terdengar rombongan kereta dan juga beberapa suara langkah kaki dan tapak kuda. Seperti ada rombongan sedang melakukan perjalanan dengan rombongan besar menuju ke arah mereka berdua.
Tidak ingin penasaran mereka keluar dan menengok rombongan itu.
Membuat feng yun xie langsung berdiri, melangkah ke pintu gubuknya. Melihat rombongan siapa yang sedang melewati gubuk mereka. Saat melihat rombongan itu,Mereka berdua kaget dan syok.
Karena rombongan besar itu adalah keluarganya sendiri.
Ternyata rombongan keluarga istrinya. Tuan Shu, Tapi kenapa mereka semua datang ke sini dengan membawa berbagai macam bawaan dan membawa seluruh anggota kediaman shu.
Membuat yun xie langsung melangkah masuk. Memberitahu istrinya.
" Seluruh keluarga Shu, datang. " ucapnya memberi tahu Shu wae si dengan sedikit pelan dan lembut. Masih bisa di dengar oleh wanita itu.
Dengan gerakan santainya. Shu wae si juga ikut berdiri dan melangkah ke pintu keluar gubuk itu. Dan mendapati semua yang ada di halamannya adalah seluruh keluarga Shu. Dan mereka sudah duduk istirahat di halaman depan gubuk putrinya.
Hingga tanpa harus mencari tahu sendiri. Lebih baik menanyakan langsung.
Saat shu wae si sampai di depan ayahnya. Langsung saja shu wae si bertanya
" Ada apa, ayah bisa datang ke sini dengan semua kedua kakak, beserta dua kakak ipar. " Tanya Shu wae si dengan sedikit memiliki firasat tidak enak dan sangat buruk. Apalagi melihat wajah mereka yang tidak baik baik saja.
" Huh, Ayah dan keluarga kita sudah bangkrut nak. Karena ayah tidak mau membuat kamu berpisah dengan suamimu. Jadi mereka menghalangi bisnis kami. " Jawab tuan Shu dan langsung terlihat wajah penuh beban yang dia pertahankan selama ini