Hendrik seorang mafia kejam luluh dengan seorang wanita muda cantik, walau umur mereka berbeda. Cinta membutakan seseorang seperti halnya dengan Hendri yang kini jatuh cinta kepada Gersya gadis dibawah umur yang terpaksa menikah karena utang ayahnya. Seorang wanita yang sabar dan sholeh tapi setelah perjanjian pernikahan selesai yang dikonyrak selama 1 tahun.
apakah mereka akan bercerai atau cinta menyatukan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Mala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 9
"Mmm, nggak...," ucap Gersya mengalihkan pandangannya.
"Hmm, ayo kita pulang," ucap Hendrik.
"Kamu turunin aku dulu," ucap Gersya memberontak.
"Oke," ucap Hendrik singkat.
Setelah turun dari gendongan Hendrik,Gersya kemudian mulai mengingat kejadian yang ada di gudang. Ada rasa takut pada hati Gersya saat mengetahui kalau Hendrik adalah seorang pembunuh.
"Mmm...,anu..aku..mau tanya..," ucap Gersya terbata-bata karena ketakutan.
"Mm tanya apa...?" tanya Hendrik berjalan disamping Gersya dengan memegang Hpnya.
"Apa kamu..pe...pernah mem...," ucapan Gersya terpotong oleh Hendrik.
"Membunuh....?," potong Hendrik, Gersya mengangguk dan menunduk gemetar takut.
"Kalau iya kenapa....? Apa kamu takut..?" tanya Hendrik memegang dagu Gersya dan mengankat wajahnya.
"Aku...," ucap Gersya mulai ketakutan itu membuat Hendrik tersenyum melihat tingkah Gersya.
"Hhhhhhh," tawa Hendrik mulai pecah melihat wajah panik Gersya.
"Hmmm, tapi jika kamu berani kabur dari aku atau kamu berani mengkhianti aku kamu akan tau akibatnya," bisik Hendrik ditelinga Gersya yang membuatnya takut.
"Ayo kita pulang," ajak Hendrik.
"Baiklah...," ucap Gersya dengan suara rendah.
☆☆☆☆
Sesampai dirumah Gersya dan Hendrik disambit oleh para pelayan.
"Tuan dan Nyonya silahkan ikut saya makanan sudah siap," ucap Salah satu pelayan.
"Baiklah,kami akan kesana setelah mandi" ucap Hendrik menarik tangan Gersya.
"Mulai besok kalau kamu pergi kuliah dan pergi kemana pun harus beri tahu aku," ucap Hendrik.
"Iya..," ucap Gersya singkat.
Setelah mandi Gersya dan Hendrik pergu ke meja makan Gersya dan Hendrik duduk dan menikmati makanan yang telah disediakan.
"Mmm...aku mau minta izin besok aku mau kerumah teman aku," ucap Gersya ragu-ragu.
"Siapa namanya...? Dimana rumahnya...? Apa yang akan kamu lakukan disana..?" tanya Hendrik santai sambil menikmati makanannya.
"Dia ini seorang Ceo atau reporter sih," batin Gersya kaget mendengar pertanyaan Hendrik.
"Namanya Stela, rumahnya itu dijalan melati nomor 02, aku kesana cuma mau nyalin catatan dan tugas kuliahan," ucap Gersya menjawab dengan hati-hati
"Oke kamu boleh pergi tapi ada syaratnya....," ucap Hendrik.
"Apa.. syaratnya...?" tanya Gersya penasaran.
"Setelah kamu dari rumah teman kamu itu datang kekantor," ucap Hendrik.
"Untuk...," tanya Gersya bingun.
"Kamu lupa yah kamu itu asisten pribadi aku dan kamu pasti suka apa yang akan terjadi besok.
"Oiya kamu tau nggak ini apa...?" tanya Gersya memperlihat sebuah liontin merah.
"Liontin ini...," ucap Hendrik terhenti saat mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu.
Flashback on
"Maa....pa...jangan tinggalin aku," ucap Seorang bocah berusia 7 tahun yang menghentikan kedua orang tuannya yang hendak pergi.
"Sayang..., kamu kesini sebentar yah mama akan pulang nggak lama kok," ucap Mamanya sambil berlinang air mata dan lansung naik kemobil.
"Ma...pa...," teriak anak kecil itu saat melihat liontin mamanya jatuh dan berlari dan memanggil ojek mengikuti mobil tersebut.
Betapa terkejutnya saat ia melihat beberapa orang sedang membunuh kedua orang tuannya di dalam mobil, anak tersebut hanya diam marah, sedih, takut, dendam mulai merasuki dirnya.
"Ma....pa...," teriak bocah tersebut berlari menghampiri orang tuanya saat para penjahat berhasil merampok mereka dan kabur.
"Hendrik kenapa .....kamu...ada disini pergi jangan....sampai mereka ....melihatmu," ucap Papanya manahan rasa sakit.
"Siapa mereka ...?" tanya Hendrik.
"Mereka adalah Genk mafia terkejam mereka menginginkan vaksin yang papa buat," ucap Papanya.
"Sayang..kami berdua akan pergi jga dirimu dan liontin yang kamu pegang kasi yah sama menantu mama dan papa," ucap orang tua Hendrik dan meninggal ditempat.
"Mafia terkejam...," batin Hendrik penuh amarah dan tanpa membuang liontin itu.
Flashback off
"Hendrik...Hendrik...," panggil Gersya menganggetkan Hendrik daru lamunannya.
"Aku ke kamar dulu kamu lanjutkan makannya." ucap Hendrik berdiri meninggalkan Gersya yang bingun dengan tingkahnya.
"Ada dengannya..," batin Gersya melihat Hendrik pergi.