NovelToon NovelToon
Berbagi Cinta: Kisah Pilu Istri Pertama

Berbagi Cinta: Kisah Pilu Istri Pertama

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / patahhati / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst
Popularitas:21.7M
Nilai: 5
Nama Author: Nadziroh

JUARA 1 LOMBA BERBAGI CINTA


Sabrina Salsabila, gadis yatim piatu yang di besarkan di panti asuhan itu harus menanggung beban lebih berat daripada kehilangan orang tuanya, di umur dua puluh tahun, musibah kembali menimpanya, ia kehilangan kehormatannya dan hamil di luar nikah.

Untuk menutupi aibnya, Ibu panti menjodohkannya dengan Mahesa Rahardjo, putra tunggal Yudi Rahardjo, itu adalah awal penderitaannya, di hari pernikahan Mahesa melampirkan surat penjanjian yang sangat menyakitkan. Demi putra yang di kandungnya, Sabrina rela menjalani pernikahan tanpa cinta dari suaminya.

Sampai pada suatu hari kenyataan pahit kembali menamparnya saat Mahesa memutuskan menikah lagi dengan pacar yang dicintainya. Lagi lagi ia harus mengalah daripada harus melahirkan bayinya tanpa seorang suami.

Merasa tak sanggup menyaksikan Mahesa yang selalu memamerkan kemesraannya dengan istri keduanya, Sabrina memilih pergi dari rumah, disaat itulah Mahesa merasa kehilangan sesuatu yang sangat berharga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadziroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dokter playboy

Masih teringat jelas bagaimana Sabrina mau diperiksa Dokter Agung, bahkan Dokter Agung meminta bantuan beberapa suster untuk menangani satu pasiennya tersebut. Lucu, menggemaskan, namun juga mengesankan,  itulah pemikiran Dokter Agung yang saat ini menanti kedatangan wanita itu kembali. 

Dengan dalih masalah kandungan, Dokter Agung menghubungi Sabrina untuk datang menemuinya, namun kali ini tak di rumah sakit, melainkan di restoran mewah. Tak seperti hari biasa, pria itu memakai baju casual dan celana jeans hitam. Matanya terus menatap pintu utama menanti wanita yang dari kemarin melintasi otaknya. 

Sesekali dokter Agung  menilik jam yang melingkar di tangannya, hatinya mulai ragu akan kedatangan Sabrina yang sudah telat tiga puluh menit dari jam perjanjian. 

Dua gelas jus jeruk. Satu cangkir kopi hitam kandas juga, dan kini tinggal beberapa potong kue yang ia pesan. 

Semakin lama semakin greget saja, sudah cuaca panas, yang ditunggu pun belum ada tanda tanda datang. 

"Apa kabar dengan Mahesa?"

Tiba-tiba saja Dokter Agung mengingat sahabatnya yang dulu satu alur, nongkrong di klub malam dan suka dengan hal yang di luar jalur kebenaran. 

"Pasti dia sudah sukses," gumamnya lagi,  mengingat waktu lalu saat ia melihat postingan Mahesa diangkat ke jabatan yang lebih tinggi. 

''Tapi dia sudah menikah belum ya?'' 

Dokter Agung mengetuk ngetukkan jarinya, di meja, otaknya traveling mengingat kebersamaannya waktu dulu. Dan sudah hampir lima tahun lamanya keduanya kehilangan kontak. 

"Assalamualaikum…."

Dokter Agung terpaku saat mendengar suara uluk salam dari belakangnya, itu suara yang dirindukan, namun juga ada suara yang asing mengiringi. Sontak pria itu beranjak dan menoleh. 

"Akhirnya kamu datang juga." ucap Dokter Agung disertai senyuman khas.

"Jawab dulu salamnya, Dok!" 

"Waalaikumsalam."  jawabnya gugup. 

Entah berapa tahun lamanya, Dokter Agung sampai lupa dan pertemuannya dengan Sabrina kini kembali membuka pintu hati yang terkunci rapat. 

"Kenalkan, ini sahabat saya, namanya Sesil."

Sama seperti Sabrina, gadis itu menangkup tangannya saat berkenalan dengan dokter Agung. 

'Kenapa baru kali ini aku nemu cewek bening kayak gini sih, kalau dari dulu kan nggak mungkin aku jadi bujang lapuk dan godain cewek.' gerutunya dalam hati. 

Dokter Agung mengelus tengkuk lehernya, tak seperti dulu yang langsung nyosor pipi kanan kiri jika bertemu perempuan, kini nyalinya menciut saat dihadapkan dengan Sabrina dan Sesil yang berhijab dan nampak pendiam . 

"Silakan duduk!"

Sabrina dan Sesil duduk di depan Dokter Agung. Suasana restoran itu sangat ramai, banyak pengunjung yang datang dan kebanyakan mereka berpasangan, saling pegang tangan dan saling berbincang, namun tidak di meja yang Sabrina dan Sesil tempati yang sedikit hening. 

"Katanya dokter mau membicarakan masalah kandungan saya?" tanya Sabrina.

"Ngomongnya biasa saja Sab, anggap saja kita berteman."

Sabrina menunduk dan tersenyum simpul. Semenjak menikah dengan Mahesa, ini pertama kalinya ia harus berbicara dengan laki-laki lain. 

"Memangnya kandungan aku kenapa ya, Dok?" imbuhnya lagi. 

'Aku harus bilang apa, aku kan bohong sama dia.' batin Dokter Agung. 

"Kandungan kamu sehat kok, dan diperkirakan lahirnya itu bulan depan. Jadi kamu dan suami kamu harus persiapkan diri."

Sabrina manggut manggut, ucapan Dokter Agung pun seperti yang diucapkan Dokter Lena waktu terakhir periksa. 

Beberapa saat minuman yang dipesan Dokter Agung datang,  dengan begitu ramah pria itu menyodorkan didepan tamunya. 

Sesil yang merasa haus langsung saja menyambar tanpa permisi, sedangkan Sabrina hanya menatap tingkah sahabatnya yang sedikit aneh. 

"Kalian hanya berdua saja?" tanya Dokter Agung seraya mengedarkan pandangannya ke arah lain. 

"Memangnya kenapa?" 

Dokter Agung tak sengaja menatap perut Sabrina yang sudah membesar dan mengingat saat wanita itu ke rumah sakit seorang diri. 

"Kemana suami kamu?  kok nggak ikut antar kamu periksa?" tanya Dokter Agung menyelidik. Seakan menangkap sesuatu yang menjanggal di diri Sabrina. 

"Suamiku sangat sibuk, Dok. Dan nggak mungkin aku menyusahkan dia yang sedang bekerja, lagipula aku bukan anak kecil yang harus diantar kemana mana, dia sudah begitu lelah mencari nafkah untuk aku, dan tidak seharusnya seorang istri merepotkannya."  Kata Sabrina dengan lugas.

Panjang lebar Sabrina menjelaskan, karena wanita itu tak mau sedikitpun Dokter Agung dan Sesil curiga dengan masalah rumah tangganya yang memang tak harmonis. 

'Siapa suami Sabrina, dia benar benar beruntung mendapatkan istri yang sangat langka,  apa sahabatnya ini juga seperti Sabrina.

Jiwa playboy dokter Agung kembali bangkit saat menatap senyum indah yang terukir dari sudut bibir Sesil. Tak mungkin ia mengharapkan Sabrina yang sudah jelas mengandung anak pria lain, dan kini targetnya ada pada Sesil, wanita yang baru ditemuinya pertama kali. 

"Kalau suami Sesil juga kerja?" cetus dokter Agung basa basi. 

Sesil tersenyum menoleh menatap Sabrina yang mengangkat kedua bahunya. 

"Sesil belum punya suami Dok,  dia maih gadis." Jelas Sabrina.

Wuss

Wajah Sesil seketika merah marona karena malu, bagaimana bisa Sabrina mengungkap statusnya saat ini. 

"Sama dong." Timpal Dokter Agung.

Pria itu merasa sangat kebetulan dengan pertemuannya kali ini. Tanpa rasa sungkan dokter Agung mengedipkan satu matanya. Menunjukkan pesonanya yang menurutnya luar biasa. 

Dasar Dokter playboy.' gerutu Sesil dalam hati. 

Merasa tak nyaman dengan tatapan dokter Agung, Sesil mencubit pinggang Sabrina hingga sang empu terkejut. 

"Kita pulang yuk!  kayaknya disini ada buaya darat.'' nada menyindir. 

Sabrina hanya menahan tawa melihat kejengkelan Sesil, demi sang sahabat akhirnya Sabrina memilih pamit. 

"Benar-benar nggak faedah,  kok bisa sih kamu periksa sama dokter mata keranjang kayak dia." 

Sesil memakaikan helm untuk Sabrina. Wajahnya sewot level tinggi.

"Mau bagaimana lagi, aku juga terpaksa, lagipula aku nggak dipegang sama dia kok. Kemarin suster yang periksa aku."

Setelah Sabrina duduk di jok belakang, Sesil segera melajukan motor maticnya dan ingin melupakan kejadian di dalam tadi. 

Setibanya, Sesil langsung pergi setelah memastikan Sabrina masuk ke halaman. Baginya Sabrina adalah sahabat sekaligus saudara yang harus ia jaga. Dan tak ada kata tidak untuk wanita baik itu. 

Tak sengaja Sabrina melirik mobil Mahesa yang terparkir rapi.

"Apa Mas Mahesa sudah pulang?" terka-nya. 

Baru saja Sabrina membuka pintu, Ia dikejutkan dengan suaminya yang sudah mematung disana dengan melipat kedua tangannya.

"Dari mana saja kamu? berapa jam kamu keluar? dan siapa yang kamu temui?"

Pertanyaan bertubi tubi dilontarkan Mahesa seketika. 

"Aku, __" ucapan sabrina mengambang saat Mahesa menjentikkan jarinya. 

"Bagus sekali, jangan-jangan kamu menemui ayah dari bayi kamu, aku nggak nyangka, kamu hanya menggunakan jilbabmu sebagai kedok."

"Cukup!" sahut suara yang familiar dari arah pintu. Ternyata Bu Risma yang baru saja datang. 

Sabrina menyeka air matanya. Menghampiri mertuanya dan memeluknya.

"Jangan terus mengoloknya, jika kamu belum bisa menerima Sabrina, ingatlah kebaikannya selama ini yang sudah rela melayani kamu."

Bu Risma menggiring Sabrina menuju ruang keluarga, berharap Mahesa berpikir sebelum mengucap. 

 

1
Jamaliah
so sweet banget 😂😂😂😂😂👍👍👍👍👍👍👍
Jamaliah
sabar Mahesa semua butuh proses
Enung Nurlaela Noenkandenk
Luar biasa
Jamaliah
😭😭😭😭😭😭😭
Jamaliah
Camelia egois banget
Jamaliah
tes DNA anaknya Camelia dan anaknya Sabrina supaya lebih jelas yg mana anaknya mahesa
Jamaliah
berarti anak Camelia anaknya andre
Jamaliah
pergi yang jauh Sabrina biar Mahesa tau rasa😭😭😭😭😭😭
Jamaliah
kasihan Sabrina 😭😭😭😭😭😭
Ayanih
Luar biasa
Nethy Sunny
semoga yg d kandung camelia anak andre
Nethy Sunny
berani beraniny arum bangunin macan yg lg tidur 😆
Nethy Sunny
udahlah sabrina kamu g ada kewajiban berbakti sama suami kaya gitu minim akhlak 😤
Nethy Sunny
c arum sampe ngibrit gitu galak2 gitu juga ganteng 😆
Nethy Sunny
nyesek bgt jd sabrina 😭
Erna Wati
⭐⭐⭐⭐⭐🌹🌹🌹
Dwi Setyaningrum
Krn penjelasannya kurang lengkap dan Sabrina menolak utk penjelasan lengkapnya keburu esmosi jdnya ya gt deh..huhhh😏😒
Dwi Setyaningrum
walah critanya yg bodo ya Sabrina sih sdh ngerti bawa uang ga langsung plg mampir2 lg malahan..hadeh sdh tau jarak bank dg rmh panti jauh sdh gt mendung ehh malah mampir k toko utk liat2 baju..
tri kutmiati
sebenernya org yg pintar tdk akan mudah terpengaruh ..aplg dlm cerita ini posisi cinta segi tiga...tp outhor lbh membodohkn tokoh mahesa
tri kutmiati
mau maunya sdh tau suami ky gitu....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!