Tanisha Elajar, seorang gadis yang mempunyai paras begitu cantik bak boneka Barbie. Karena sebuah kebohongan yang dia ciptakan, membuat gadis cantik ini kehilangan kekasihnya.
Tanisha melakukan berbagai macam rayuan untuk memikat mantannya itu. Hingga suatu hari, ada masalah yang besar menimpa dirinya. Membuat gadis ini tak lagi mengejar mantan tercintanya itu.
Devan Pratama, hatinya begitu sakit saat mengetahui kebenaran yang selama ini tik ia ketahui. Sehingga mengharuskan dirinya memutus hubungannya dengan sang kekasih.
Entah sampai kapan Devan bisa bertahan dari godaan sang mantan? Dan apakah dirinya akan kembali menjalin cinta dengan gadis yang telah lama ia kejar itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maaf
Selang beberapa menit, mobil yang dikemudikan oleh Devan sampai di perumahan yang terbilang sederhana, tapi terlihat nyaman. Rumah bertingkat dua yang tidak terlalu besar, dengan desain unik yang terdapat banyak jendela-jendela besar di setiap ruangannya.
"Beneran ini rumahnya?" tanya Devan memastikan kembali. Lalu memberhentikan mobilnya tepat di depan pintu gerbang rumah bertingkat dua tersebut.
Devan turun terlebih dulu setelah mematikan mesin mobilnya. Kemudian sedikit berlari mengitari mobil bagian depan, lalu membukakan pintu mobilnya yang berada tepat di samping Tanisha.
"Silahkan, Honey," ucap Devan seraya tangannya diarahkan ke depan. Mempersilahkan Tanisha untuk segera turun.
"Apa-an sih, Kak. Malu tau kalau ada yang lihat," Tanisha merasa malu sekaligus terpesona dengan sikap Devan kepadanya.
"Udah sepi. Meskipun kita ciuman di sini juga nggak akan ada yang tau," bisik Devan dengan kata-kata absurdnya.
Tanisha menggeleng kepala. Bisa-bisanya pria ini berkata seperti itu dengan gamblangnya. Tanpa merasa malu sedikitpun.
"Maaf, ya Kak. Nisha nggak bisa nyuruh Kakak mampir." ucap Tanisha. Dia merasa tidak pantas jika menerima tamu laki-laki diwaktu yang sudah sangat larut.
Devan mengangguk mengerti. Ia tahu kalau Tanisha hanya tinggal dengan bibi-nya. Karena tadi di dalam mobil mereka sempat bertukar cerita. Tanisha tetap tidak menceritakan jati dirinya yang asli kepada Devan. Dia ingin lebih mengenal pria ini terlebih dulu.
"Iya, aku ngerti. Kamu masuk dulu, gih! Baru aku pulang," ucap Devan.
Kemudian Tanisha membuka pintu gerbang yang tingginya hanya sebatas bahunya. Tanisha melambaikan tangannya kearah Devan yang masih setia memperhatikan dirinya. Tangan pria itu juga terangkat, melambai ke arahnya.
Tanisha masuk ke dalam rumahnya, baru setelah itu Devan masuk ke dalam mobil dan melaju menuju rumahnya yang ternyata tidak jauh dari rumah Tanisha. Tidak sampai setengah jam, Devan pun sampai di rumahnya. Rumah yang dua kali lipat lebih besar dari rumah Tanisha, terlihat begitu sepi saat ini. Karena memang Devan tinggal sendiri dan hanya di temani satu asisten rumah tangga dan satu tukang kebun.
Pagi harinya, Tanisha membantu asisten rumah kakaknya ini bersih-bersih. Karena hari ini adalah hari liburnya. Meski sudah dilarang oleh bi Ijah, Tanisha tetap ngotot ingin membantu wanita yang umurnya hampir sama dengan mama-nya. Bi Ijah pun hanya bisa pasrah, saat nona mudanya itu bersikeras membantunya.
"Bibi beresin yang di belakang saja. Biar Nisha yang bersihin bagian depan," ujar Tanisha kepada bi Ijah, tangannya seraya mengepel lantai ruang tamu.
"Biar Bibi saja, Non." bi Ijah merasa tidak enak, jika membiarkan nona mudanya itu melakukan pekerjaan berat seperti itu.
"Udah... Bibi bersihin di belakang saja," Tanisha mendorong pelan bahu bi Ijah agar segera pergi dari sana. Dia tidak mau diganggu saat ini. Karena suasana hatinya sedang gembira. Mau tak mau, akhirnya bi Ijah menuruti kemauan dari adik majikannya ini.
Semenjak diantar pulang oleh Devan tadi malam. Entah mengapa hati Tanisha penuh dengan bunga bermekaran. Ini kali pertamanya Tanisha menjalin kasih dengan lawan jenis. Karena selama ini tidak ada pria yang mampu menggetarkan hatinya.
Setelah selesai dengan kegiatannya, Tanisha mengembalikan peralatan ngepelnya ke belakang. Kemudian dia berpindah ke teras rumah. Rencananya ingin menyirami bunga-bunga yang tertanam rapi di pinggir jalan masuk ke rumah tersebut.
Namun, saat ingin menarik selang, tiba-tiba saja ada sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di luar pagar. Tanisha menunda keinginannya, ia memperhatikan siapa tamunya yang datang di pagi buta seperti ini.
Orang yang mengemudikan mobil berwarna hitam itupun keluar. Betapa terkejutnya Tanisha saat melihat siapa orang yang ada di dalamnya.
"Aakhh!" teriaknya. Bukan malah menghampiri orang itu, Tanisha malah berlari masuk ke dalam rumah setelah sadar dengan penampilannya sekarang.
Hayooo.... siapa yang dateng pagi-pagi?